#SUAMI_KECIL
#PART20 [AKHIRNYA]~Keterpurukan terkadang membuat kita tidak peduli dengan diri sendiri, sampai nyawa terlihat tidak berarti.~
●●●
Sudah hampir tiga tahun, tidak ada yang berubah. Entah perasaan, cinta, luka, dan rindu yang semakin menyiksa.
"Sampai kapan lo gue Ta, sampai kapan lo bisa nerima perasaan gue?"
Seorang gadis cantik yang memakai dress putih dipadukan dengan blazer berwarna moca, menatap pemuda seumurnya di hadapannya.
"Gue nggak pernah ngasih lo harapan, bahkan gue suruh lo menjauh. Karena gue nggak bisa nerima lo Dit!" ucap Arleta yang membuat pemuda di hadapannya bungkam.
Aditya Wisaka pemuda yang selama setahun mengejar-ngejar Arleta. Berharap gadis itu menerima cintanya. Namun harapannya selalu patah oleh penolakan yang diberikan Arleta.
"Kasih gue alasan yang jelas Ta!" tekan Adit. Pemuda itu uring-uringan tidak jelas selama ini hanya karena Arleta, gadis yang tidak mudah ia taklukkan.
Arleta menghela nafas lelah, memandang dengan wajah muak. "Gue nggak mau nyakitin lo lebih parah dari ini Dit. Lo cukup tahu, gue nggak bisa cinta sama lo!" tegas Arleta. "Lo gue udah ingetin! Jangan sampai gue dikatain jahat karena ngasih harapan palsu!"
Adit memandang punggung Arleta yang sudah menjauh dengan senyum miris. Gadis itu begitu setia dan nyaman dengan masa lalunya. Yang pedih, namun tersemat kenangan indah di dalamnya. Meskipun sesaat, namun kisah itu tertata rapih dan tersimpan di hatinya.
"Kenapa lo bertahan Ta, kenapa lo nggak buka pintu hati buat gue. Lo takut dipisahkan sama dia. Tapi tanpa lo sadar, lo udah terpisah lama dengan dia. Sampai kapan lo nyakitin diri sendiri, dan sampai kapan lo nyakitin hati orang lain karena ini?"
Adit mengingat semua yang diceritakan oleh Abyan, sepupu laki-laki Arleta itu menceritakan segalanya. Perasaan kecewa, putus asa dirasakannya. Ingin rasanya ia berlaku egois, membawa Arleta pergi dan menjadikan gadis itu hanya miliknya. Namun Adit sadar, kebahagiaan Arleta bukan pada dirinya.
Berbeda dengan Adit, Arleta memandang nanar jalan yang terlihat asri khas kota Jogjakarta. Gadis itu tidak menyangka akan mendapat pengakuan dari Adit, teman seangkatannya. Mahasiswa jurusan manajemen.
"Stop Pak!" seru Arleta pada sang supir taxi, terpaku dengan lamunannya ia sampai tidak sadar sudah sampai di depan sebuah rumah sederhana.
"Ongkosnya udah saya kirim lewat aplikasi ya, Pak," ucap Arleta yang langsung berlari memasuki rumah ini.
"Mama!" Seorang anak kecil yang umurnya berkisaran satu tahun lebih menghampiri Arleta dengan langkah kecil yang masih sedikit limbung.
"Kio sayang ... Jangan lari-lari, ntar jatuh loh," ucap seorang wanita diikuti pria jangkung di belakangnya. Mereka adalah Serlin dan Abyan. Dua tahun yang lalu mereka menikah dan dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Kiofi Alkhairin Abyan.
Karena sering bersama Arleta, Kiofi memanggilnya dengan panggilan 'Mama'. Anak kecil itu selalu bergelayut manja dan tidak mau kehilangan bibinya barang sekejap. Ke kampus saja, Arleta harus menghadapi drama anak itu yang menangis dan meraung tidak mau turun dari gendongannya.
"Iya Kio, Mama baru pulang tapi udah disuruh gendong kamu," ucap Arleta sembari memeluk anak kecil itu sayang. Melihat sikap manja Kio, selalu mengingatkan Arleta tentang Agra. Apa kabar dengan suami kecilnya itu.
"Gimana hasilnya?" tanya Abyan yang sudah mengambil alih tubuh mungil putranya dari gendongan Arleta.
"Alhamdulillah gue lulus Bang," jawab Arleta dengan senyum bahagia. Setelah mengajukan skripsinya, melakukan ujian, akhirnya ia lulus dengan nilai memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kecil | Completed |
Teen Fiction"Pak, Bapak ini salah paham! Saya sama anak ini tidak berbuat aneh-aneh. Lagian mana mau saya sama anak SMP." Seorang gadis cantik berseragam SMA sedang meronta, saat itu ia sedang diseret para warga karena tidur di pos ronda bersama seorang cowok...