#SUAMI_KECIL
#PART9***
"Sama istri sendiri ini."
"Emang Tata udah siap?"
Arleta tertegun, namun ia berusaha menetralkan debaran jantungnya. Gadis itu tersenyum tulus, lalu menenggelamkan wajahnya di leher suaminya.
"Kita'kan masih sekolah Aga," cicit Arleta dengan suara pelan. Mencoba memberikan pengertian pada Agra.
Cowok itu mengangguk mengerti, memang benar bukan, mereka masih sekolah. Apalagi Agra, remaja itu masih SMP, meskipun tinggal menghitung minggu ujian nasional akan diadakan.
"Tata?" Panggilan itu melantun indah di telinga Arleta.
"Kenapa?"
"Ganti baju!" pinta Agra lembut namun tegas, "kata Papah, istri harus nurut kata suaminya. Kalau nggak, bakal durhaka." Sambungnya.
Arleta beranjak, menatap suaminya lama. Gadis itu paling takut sama kata dosa, durhaka, dan neraka. "Lo kalau ngomong jangan bawa-bawa durhaka. Gue takut Aga!"
"Padahal gue dandan cantik buat Lo juga, ntar kalau gue jelek Lo selingkuh lagi. Pasti banyak tuh, bocah cakep di sekolah Lo."
"Awas aja, kalau sampai Lo ketahuan selingkuh. Gue gorok Lo!"
Arleta mengomel dengan wajah penuh kekesalan mengambil baju tidurnya, lalu masuk ke kamar mandi. Dengan kasar gadis itu membanting pintu.
Agra menghela nafas, lalu tersenyum manis. Remaja berusia 15 tahun itu tidak menyangka, di umurnya yang terlampau muda, ia sudah menikah. Bersyukur saja, istrinya itu baik dan penyayang. Bahkan bisa menerimanya yang lebih muda dari gadis itu.
Agra mengambil ponselnya, mencari kontak Dikta di benda pipih itu. Setelah mendapatkannya, Agra langsung menghubunginya.
["Hallo Ra, napa Lo?"] Terdengar suara nyaring dari seberang telpon. Agra menatap malas ponselnya.
"Dik, gue mau nanya," ujar Agra to the point. Malas rasanya mendengar celotehan Dikta.
["Apaan?"]
"Lo tau tempat yang buka lowongan pekerja part time nggak?" tanya Agra. Cowok itu meremat ponselnya, ia sudah memutuskan untuk mandiri. Berusaha menafkahi istrinya, dengan hasil kerja kerasnya.
["Astagfirullah Ra, kenapa Lo?! Tante Arumi nggak ngasih Lo duit jajan?!"]
Agra mendengus kesal mendengar pekikan Dikta, bagaimana bisa ada cowok model an sepertinya. Agra sepertinya salah meminta bantuan pada Dikta.
"Aku mau nafkahin Tata," gumam Agra, yang tidak dapat didengar oleh Dikta.
"Gue mau belajar mandiri aja. Gue mau belajar cari duit," ujar Agra mantan. Sedangkan di seberang telpon sana, Dikta tercengang dengan penuturan sahabatnya itu.
"Aku mau bahagiain Tata."
***
"Eh, Ta? Jalan yuk!" Seseorang menepuk pundak Arleta pelan. Saat ini gadis itu sendang berada di koridor sekolah, bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu.
Arleta berbalik arah, ternyata yang mengajaknya jalan adalah Susi, teman se kelasnya. Dengan senang Arleta mengangguk, lagipula sudah lama ia tidak jalan-jalan.
"Okay, tapi gue kabarin Koko dulu. Soalnya gue janjinya pulang bareng dia."
"Beruntung banget Lo, Ta. Udah queen sekolah, dijodohin sama anak orang kaya lagi," ujar Susi yang membuat Arleta terkekeh. Andai mereka tahu, jika yang di jodohkan padanya atau lebih tepatnya menikah, bukan Wira yang notabenenya anak pertama keluar Dewana tetapi, pada Agra yang anak bungsu entah apa reaksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Kecil | Completed |
Novela Juvenil"Pak, Bapak ini salah paham! Saya sama anak ini tidak berbuat aneh-aneh. Lagian mana mau saya sama anak SMP." Seorang gadis cantik berseragam SMA sedang meronta, saat itu ia sedang diseret para warga karena tidur di pos ronda bersama seorang cowok...