#03 ; Petir Kecil yang Mulai Berkembang

4K 647 126
                                    

────────────────────
#03 ; Petir Kecil yang Mulai Berkembang, start.
────────────────────

Ketika [Name] kembali ke Plane of Euthymia, Ei tak henti-hentinya bersikap bermusuhan pada Yae Miko.

Sebab siapa lagi [Name] tiba-tiba memanggilnya Yang Mulia Shogun selain wanita rubah ini?

"Yang Mulia Shogun?"

Nah, 'kan.

Ei menoleh, turun dari posisi duduk melayangnya. Selama berada di Plane of Euthymia, [Name] juga diberikan pengetahuan serta teknik bertarung oleh Ei itu sendiri. [Name] tidak terlalu pandai dalam bertarung, mungkin alasannya adalah Makoto yang juga sama-sama bukan ahli pertarungan. Dibalik itu, sepertinya Ei sudah menyadari sebagian kecil kekuatan [Name].

[Name] bisa menumbuhkan tanaman dalam Plane of Euthymia miliknya.

Euthymia-nya.

Pohon sakura yang [Name] jadikan tempat bermain dalam Plane of Euthymia miliknya adalah pohon yang [Name] tumbuhkan sendiri.

Dalam hal ini, Ei tahu [Name] memiliki sedikit kekuatan menciptakan sesuatu dari Makoto, sebabnya meski sang kakak tidak pandai dalam bertarung, namun dalam menciptakan hal lain, Makoto bisa disebut sebagai seorang dewa.

"Bukankah aku sudah menyuruhmu memanggilku 'Ei'? Kenapa mengubahnya?" tanya Ei mencoba lembut pada gadis kecil di hadapannya, [Name] yang menggenggam pedang di kedua tangannya menatap sedih.

"Kata Miko, aku akan dimarahi seluruh warga Inazuma kalau memanggil Yang Mulia Shogun dengan namanya langsung."

"..." Atas dasar apa?

Bukannya dihadapan gadis ini adalah sang Shogun itu sendiri? Kenapa gadis ini lebih takut pada warga Inazuma dibanding dirinya?

Ei menghela napas dan menepuk bahu [Name], "[Name], aku adalah Shogun itu sendiri. Kamu tidak perlu mengikuti ajakan sesat Miko, saat kita berdua, kamu boleh memanggilku seperti biasanya, warga Inazuma tidak akan tahu, oke?"

Mata ungu [Name] berbinar, gadis itu mengangguk-angguk semangat. "Ei, kalau ditebas, lebih sakit dari vertikal atau horizontal?"

"Kalau bisa dua-duanya, kenapa tidak? Begini..."

Ei menunjukkan teknik saat memegang Musou Isshin, nampak beberapa kali tebasan saat Ei hanya sekali mengayunkan pedangnya. [Name] menatapnya berbinar, Ei memang sangat hebat dalam pertarungan. Dalam perang Archon yang lalu, ialah yang bertugas melawan seluruh mahluk yang melawan mereka (Makoto dan dirinya), dan Ei selalu menang.

Meski setelah itu ia mengorbankan tubuhnya sendiri untuk membuat Makoto naik ke Celestia.

Ei tidak masalah, toh setelah itu, Makoto membuat tubuhnya lagi, lalu mereka berdua memerintah Inazuma sebagai Archon dan bayangannya. Walaupun kini hanya Ei yang tersisa, ia akan tetap memerintah Inazuma sebagai Raiden Shogun.

"Bagaimana? Ini tidak begitu sulit."

Siapa sangka ada kesempatan melatih putri dari kakaknya yang tidak pandai bertarung itu?

Jika kemampuan penciptaan Makoto serta teknik bertarung Ei disatukan dalan satu tubuh, akan sehebat apa nantinya [Name]?

Ei punya harapan besar pada anak ini.

"Ei, Ei, aku punya teman di luar sana! Dia terlihat sudah dewasa, tapi dia baikk banget!" curhat [Name], Ei mengangkat alisnya, teman?

Iya juga ya... gadis seusia [Name] memang sewajarnya punya teman. Apakah ia terlalu memaksakan gadis ini untuk tinggal di Plane of Euthymia? Seharusnya anak ini memiliki kebebasan untuk hidup di luar sana, bukan?

Ei saja memiliki beberapa teman baik dulu, yah walau hampir semuanya sudah berpulang.

"Dia mengajak aku buat ngambil Lavender Melon, terus kita makan bareng-bareng."

Oh, tidak buruk juga teman ini. Baguslah.

Ei tersenyum mendengar cerita [Name], apakah sudah saatnya ia menunjukkan gadis ini di hadapan seluruh warga Inazuma? Namun rasanya ia belum siap, gadis ini masih perlu belajar banyak hal.

"Temanmu itu... siapa namanya?" Ei rasa ia bisa memberikan beberapa hadiah kecil pada keluarga itu.

"Kunikuzushi!"

Iris violet Ei melebar sepersekian detik. Nama itu, tentu saja sangat familiar di telinganya.

Salah satu percobaannya yang gagal. Namun, dari pada gagal, Kunikuzushi terlalu sempurna dibanding boneka-boneka lain yang ia ciptakan. Saking sempurnanya, Ei tidak ingin menjadikannya sebagai 'Shogun' yang memegang kekuasaan Inazuma.

Sebabnya apa? Kunikuzushi itu memiliki hati layaknya manusia. Ia memang tidak sempurna sebagai boneka, namun ia memiliki hal lain yang tidak seharusnya boneka miliki.

Hati.

Bagaimana mungkin Ei bisa memaksakan kehendak pada seseorang yang memiliki perasaannya sendiri? Ia menggelengkan kepalanya, ia pikir adalah satu keputusan yang tepat melepaskan Kunikuzushi untuk terus hidup.

Seharusnya ia juga melakukan hal yang sama pada [Name], gadis itu patut memiliki kehidupannya sendiri. Hanya saja... [Name] adalah satu dari sekian kecil peninggalan pribadi kakaknya. Ia ingin menjaganya dengan baik.

Mungkin suatu hari nanti... ia akan menunjukkan [Name] pada seluruh warga Inazuma. Sebelum itu, ia akan melatih gadis ini hingga bisa menopang dirinya sendiri.

"Kunikuzushi... Berteman baiklah dengannya, aku yakin dia adalah seseorang yang baik." Ei mengusap rambut [Name], tatapan mata Ei berubah lembut saat menyebut Kunikuzushi, [Name] merasakan perasaan sayang Ei padanya.

Tatapan itu tidak luput dari perhatian [Name]. Ia mengangguk dan tersenyum, "Baik! Aku akan menjaganya untuk Ei!"

"Terima kasih, mari lanjutkan latihannya?"

────────────────────
#03 ; Petir Kecil yang Mulai Berkembang, deleted scene.
────────────────────

"Kata Miko, aku akan dimarahi seluruh warga Inazuma kalau memanggil Yang Mulia Shogun dengan namanya langsung."

"..." Atas dasar apa?

Bukannya dihadapan gadis ini adalah sang Shogun itu sendiri? Kenapa gadis ini lebih takut pada warga Inazuma dibanding dirinya?

Ei menghela napas dan menepuk bahu [Name], "[Name], sekarang aku akan keluar dan menunjukkan pada seluruh warga Inazuma kalau kamu boleh memanggilku dengan namaku. Bagaimana?"

"Bisa begitu??"

"Bisa, ayo."

Saat itu juga, warga Inazuma geger karena pengumuman yang Shogunate pasang di seluruh Inazuma. Ditambah dengan sang Shogun yang membawa [Name] sendiri keluar Tenshukaku.

Untungnya, Kunikuzushi sedang turu saat itu.

────────────────────
#03 ; Petir Kecil yang Mulai Berkembang, end.
────────────────────

ea, slmt malam, selamat 200 pembaca, selamat 800 pengikut. makasih dukungan klian, next kita bikin wawan sakit hati.

siapa mau mamah kyk ei?

Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang