───────────────────
#22 ; Menuju Kesadaran Sang Pencipta, start.
───────────────────"Mundur! Sembuhkan luka kalian!" [Name] memerintah, Inazuma no Hikari ada digenggamannya, menebas rifthound yang merajalela di sekitar akar Sacred Sakura.
"Nona [Name]! Di belakang Anda!"
"Enyah!!!" seru [Name] bersamaan dengan Inazuma no Hikari yang menebas seluruh rifthound yang ada di sekitar mereka. Cairan bersinar yang keluar dari akar Sacred Sakura membuat [Name] meringis, betapa terlukanya pohon ini.
Para pasukan yang terluka mendekatinya, "Nona [Name], kami akan segera mengirimkan bantuan."
"Tidak perlu. Sembuhkan luka kalian dan istirahat hingga pulih. Tidak perlu mengirimkan bantuan padaku, jika ada bantuan serahkan pada orang lain yang membutuhkan. Sekarang kembalilah."
"Laksanakan, Nona!"
[Name] menyimpan kembali Inazuma no Hikari, beberapa lama ini serangan besar-besaran dilancarkan oleh rifthound pada akar Sacred Sakura, hal ini membuat [Name] sakit kepala, baru juga dua bulan berlalu sejak Dekrit Perburuan Vision dicabut. Untungnya bencana kali ini dapat ia hadapi dengan baku hantam, tidak seperti krisis di dekrit sebelumnya.
"Mana lagi anjing-anjing sialan ini..."
Seperti seorang psikopat mencari mangsa, Panglima Inazuma itu melirik tajam sekitarnya. Tak sengaja, telinganya mendengar suara petir yang familiar. Jelas saja, suara yang sama dengan seseorang yang melatihnya dalam Plane of Euthymia selama seratus tahun.
[Name] berlari ke arah suara. Dari dalam gua, ia mendengar samar-samar Ei bersama Pengembara dan Paimon saling berbincang. Salah satunya obrolan tentang tubuh Ei yang tiba-tiba kaku.
Segera, [Name] turun sambil menarik pedangnya, secepat kilat ia membasmi rifthound yang menyerang. Kekuatannya semakin kuat saja.
"[Name]?"
"[Name]! Kamu datang!"
"Siapa??" Bayangan yang terbuat dari leyline yang dimurnikan bertanya-tanya, mereka tidak pernah melihat [Name] yang tentunya belum lahir 500 tahun yang lalu.
"Yang Mulia, saya merekomendasikan Anda kembali ke Tenshukaku." [Name] berbicara pada Ei, lalu menoleh pada Aether dan Paimon serta Prajurit Shogunate yang berjuang demi Inazuma lebih lama dari pada dirinya.
"Terima kasih telah melindungi Yang Mulia, Aether. Namaku adalah [Name], Panglima Shogunate yang diangkat lama setelah kalian berjuang. Kalian mungkin tidak kenal aku, tapi aku menghormati kalian dari lubuk hatiku."
Para prajurit nampak tak percaya, sejauh yang mereka tahu, hanya ada Jenderal dan Shogun yang ada di atas mereka. Akan tetapi karena gadis ini mengaku sendiri di hadapan Shogun, berarti memang benar kenyataannya.
"Waktu sudah berubah. Inazuma dalam keadaan jauh lebih damai dari pada dulu, kalian bisa tenang. Aku akan melindungi Yang Mulia Shogun dan Inazuma dengan seluruh jiwa dan ragaku."
Mendengar kata-kata yang meyakinkan, ketiga prajurit percaya melihat kemampuan sekali tebas [Name], dilihat dari penampilan dan auranya juga, [Name] terlihat seperti mahluk yang tidak akan menua.
"[Name]... harusnya aku yang mengatakan itu." Ei menghela napas, sebagai Archon Inazuma, mana harga dirinya? Cukup sudah ia kehilangan teman-teman dan saudari kandungnya, tidak akan ia biarkan pula [Name] meninggalkannya.
"Aku akan melindungi Inazuma dan dirimu..., dan membuat Inazuma menjadi lebih indah lagi. Kalian dapat memegang janjiku, karena aku tidak akan mengingkarinya." Ei berkata mantap. Ketiga prajurit berpose menghormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓
FanfictionLahir dari sisa kekuatan Raiden Makoto dan bantuan kecil dari Dewa Waktu, Istaroth, [Name] ditemukan saat bayi oleh Yae Guuji yang membawanya kepada Raiden Ei. Tumbuh dan berkembang di dalam Plane of Euthymia membuat [Name] memiliki rasa penasaran...