#27 ; Daun Maple yang Terbang Jauh II

993 192 109
                                    

───────────────────
#27 ; Daun Maple yang Terbang Jauh II, start.
───────────────────

Ketika Kazuya menunjukkan kemampuannya dalam menguasai tombak di hadapan keluarganya, bukan raut bahagia yang ada dalam wajah mereka, namun raut terkejut, tidak menyangka, datar, bahkan kekecewaan.

Kazuya tahu ia sudah melakukan kesalahan yang begitu fatal, di hadapan Klan Kaedehara yang mengalami kemunduran pesat, sang putri justru malah meninggalkan seni berpedang dan menguasai senjata lain.

Tidak ada yang menyemangatinya karena telah menguasai ilmu tombak, tidak ada yang memujinya karena telah berusaha keras sendirian. Tidak ada yang menghargai kerja kerasnya yang di usia semuda ini dapat membuat tombak dengan tangannya sendiri. Bahkan kakaknya, Kazuha hanya bisa diam membisu di hadapan anggota klannya yang lain.

Semalam setelahnya, ia kabur. Melarikan diri dari Inazuma dan berlayar menuju Natlan. Ia tidak sanggup melihat wajah kecewa keluarganya di saat tangannya yang berperban itu menggenggam tombak dengan raut wajah bahagia. Ia merasa gagal, mau tetap berdiam di klan juga, ia tidak akan pernah bisa menggenggam pedang lagi seperti dulu.

Jadi ia meninggalkan semuanya, seperti seorang pengecut.

Sebelum menuju Natlan, ia bertemu seorang teman baik di Tatarasuna. Saling bertukar cerita dan pengalaman. Diketahui, temannya adalah seorang pengembara yang hebat dari Mondstadt. Namanya adalah Karl.

Karl memiliki vision electro, dan sudah mengarungi banyak negara lain sendirian. Namun ketika Kazuya menanyakan alasan mengapa ia pergi mengembara, Kazuya tertegun.

Karl menjawab bahwa ia mencari obat untuk penyakitnya sendiri.

Karl sudah mengunjungi Liyue dan bertemu dengan dokter terkenalnya, Baizhu, namun tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Baizhu bilang, penyakitnya sudah terlalu parah dan satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah memperlambat kematiannya saja.

Kazuya memutuskan untuk membantunya mencari obat itu. Maka sebelum menginjakkan kaki di Natlan, ia dan temannya sempat berhenti di berbagai wilayah di Inazuma hanya untuk mencari obat. Hingga menemukan titik terang, malam ketika akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang obat yang bisa menyembuhkan Karl, itu sudah terlambat.

Pagi harinya di pulau Watatsumi, Kazuya hanya menemukan tubuh Karl yang sudah tak bernyawa, dingin membeku di sampingnya, memegang sepucuk surat.

Dalam surat itu tertulis,

Teruntuk Kaedehara Kazuya,

Maaf, aku meninggalkanmu sendirian. Ketika akhirnya mendapatkan titik terang, aku justru tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Ini bukan salahmu, bukan pula salah siapa-siapa. Ini memang takdirku.

Kamu tahu? Seharusnya aku sudah mati lama sekali. Namun aku memutuskan untuk tetap bertahan hidup. Bisa hidup selama ini adalah anugerah bagiku, aku tidak pernah menyesal, terutama ketika bertemu denganmu.

Biasanya, ketika orang lain tahu tentang penyakit yang aku derita, mereka hanya akan menatapku kasihan dan memperlakukanku seakan aku tidak akan bertahan hidup lagi esok. Tapi, kamu berbeda.

Kamu memang terkejut saat mengetahuinya, wajahmu sangat lucu waktu itu, hihi.

Kamu membantuku, menganggapku seakan aku bisa sembuh suatu saat nanti. Aku menyukaimu, kalau memang aku bisa sembuh nanti, sudah pasti aku akan melamarmu dan kita akan menikah dan punya anak—ekhem.

Kamu adalah gadis yang berbakat, namun penuh dengan rasa penyesalan. Kazuya, ketika aku memutuskan melawan takdir untuk terus bertahan hidup, saat itulah aku mendapatkan tujuan hidupku. Penyakit ini memang membatasiku, namun tidak menghalangiku untuk terus maju.

Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang