───────────────────
#31 ; Hari-hari Sebelum Pemulihan Sacred Sakura, start.
───────────────────Setelah rapat yang diselenggarakan secara dadakan di Kuil Agung Narukami selesai, Kazuya turun gunung bersama Heika karena gadis pengembara itu minta ditemani dengan alasan kakinya belum bisa berjalan normal seperti biasa.
Anehnya lagi, bukannya beristirahat, gadis ini minta ditemani kembali ke rumah Klan Kaedehara yang lama. Memang sih, Kazuya sudah lama tidak pulang ke rumahnya, apalagi rumah ini dalam proses penjualan oleh Kujou Sara, jadi waktu Kazuya untuk melihat rumah lamanya hanya sedikit.
"Kamu rindu rumahmu kah?" tanya Heika sambil melihat-lihat mansion. Dia pernah sekilas mengunjungi rumah Kaedehara untuk penyelidikan, tentunya berbeda perasaan dengan sekarang yang datang untuk menemani sang mantan nona muda.
"Iya, aku sudah lama tidak pulang. Aku harap barang-barangku belum dijual..."
Mereka membuka ruangan satu demi satu. Kazuya merasakan hal yang sangat familiar, dirinya menatap lama pada tempat di mana ia sering memainkan alat musiknya saat ia kecil dulu.
"Wuah, nostalgia sekali. Ayo ke kamarku," ajak Kazuya, Heika membantu gadis yang masih berjalan pincang tersebut masuk ke sebuah kamar.
"Luas betul kamarmu."
Kazuya duduk di tempat tidur, mengambil dan membuka sebuah kotak kayu dari bawah tempat tidurnya. Terdapat barang-barang pribadi seperti alat musik, buku, jepit rambut dan boneka.
Heika bersandar di lemari, mulutnya gatal dan bertanya, "Kakimu, kenapa bisa patah?"
"Aku tersandung batu besar waktu jalan."
Heika menatap aneh, bagaimana mungkin seseorang yang memenangkan lomba lari dengan melompat-lompat ke atas bebatuan gunung bisa tersandung batu besar? Tetapi ya sudahlah kalau gadis itu memang tidak mau memberitahunya, toh ia tidak akan memaksa sampai sebegitunya.
"Yosh, aku dapat apa yang aku cari. Ayo, kita keluar."
Heika melirik, gadis itu menggenggam sebuah buku yang baru saja diselimuti kain merah dan diikat rapi oleh tali.
❖
"Oh, adiknya Kazuha kah ini? Lama tidak melihatmu! Apa kabar?" Heizou yang sok kenal sok dekat tiba-tiba duduk di samping Kazuya yang sedang makan ramen bersama Heika.
"Sakit sedikit, Heizou mau ramen? Aku traktir."
"Asikk! Mau dong, makasih ya!" Heizou memesan makanannya pada sang penjual, sementara menunggu, ia berbasa-basi lagi.
"Kamu kok bisa sama Heika? Mau bergabung Tenryou Commission kah?"
"Gila kau, Zou."
"Ya, maap."
Kazuya tertawa kecil mendengar candaan kakak dan adik yang satu ini. "Tidak kok, kami kebetulan ikut rapat orang penting dan memutuskan turun bersama dari Kuil Agung Narukami."
Heizou berkedip, menyadari sesuatu. "Oh, persiapan doa bersama?"
"Kau sudah dengar?" tanya Kazuya balik, padahal belum ada sehari mereka meninggalkan Kuil.
Heizou mengangguk, melipat tangannya dan menjelaskan, "Pengumuman itu disebarkan beberapa jam yang lalu oleh para miko dan Tri-Commission. Semua orang harus ikut berpartisipasi untuk membantu memulihkan Sacred Sakura."
"Cepat juga ya..." komentar Kazuya, memuji kerja Yae Miko dan Kuil Agung Narukami. Niatnya, acara doa tersebut akan diadakan di kuil itu sendiri, meski cara terakhir memulihkan Sacred Sakura tidak dilakukan di kuilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓
FanfictionLahir dari sisa kekuatan Raiden Makoto dan bantuan kecil dari Dewa Waktu, Istaroth, [Name] ditemukan saat bayi oleh Yae Guuji yang membawanya kepada Raiden Ei. Tumbuh dan berkembang di dalam Plane of Euthymia membuat [Name] memiliki rasa penasaran...