───────────────────
#33 ; Tiba Saatnya Sacred Sakura Mekar Kembali, start.
───────────────────Gua bawah tanah Mt. Yougou adalah tempat di mana Aether dan Paimon pernah menyucikan Sacred Sakura. Tempatnya masih sama seperti saat setelah disucikan, hanya saja beberapa tumbuhan dan hewan kecil telah mati akibat layunya Sacred Sakura.
Kazuya membimbing semua orang datang ke tempat ini, tidak ada yang aneh, jika dilihat dari sudut pandang mereka.
"Di sini, tempat yang cocok untuk memulihkan Sacred Sakura."
"...Tidak ada apa-apa di sini?" tanya Heika keheranan, mereka sudah pernah memeriksa tempat ini untuk mencari solusi bagi Sacred Sakura dulu, apa yang dilihat Kazuya sebenarnya?
Izumi setuju, tidak ada hal aneh dari tempat ini.
"Ya lah, aku saja belum membukanya."
Gadis musim gugur itu berdiri menghadap [Name], nampak seperti sedang mendengarkan sesuatu dengan saksama, begitu fokus dan serius.
"Nona [Name], aku boleh pinjam tanganmu?"
"Ya..?" [Name] memberikan tangan kanannya untuk digenggam Kazuya, sementara Kazuya memejamkan matanya sembari menyatukan dua jarinya di depan wajah sembari bergumam, "Pohon ajaib yang memberkati orang-orang... Saat ini telah hadir di dunia ini dan telah diketahui di mana dia mekar."
"...Bagi seseorang yang akan memulihkannya, ia harus membiarkan hati dan mimpinya memutuskan. Berikanlah kehidupan padanya sekali lagi, [Name] yang diberkahi Raiden Makoto dan Istaroth."
Cahaya bersinar dari akar Sacred Sakura, membentuk sebuah benih lingkaran yang begitu besar, hampir seperti portal yang bisa dimasuki orang dewasa.
Tidak ada lagi ekspresi bercanda di wajah Kazuya, hanya ada tatapan mata tegas dan penuh keyakinan yang membuat [Name] tertegun.
"Anda siap, Nona? Kita hanya perlu menunggu doa dilaksanakan."
"Tunggu, kamu mau masuk ke sana!?" Heika menunjuk benih ungu bersinar yang baru saja tumbuh, lebih tepatnya kepada portal yang terbentuk sempurna.
Kazuya tidak membalas, hanya senyum tipis yang tersungging di bibir sang gadis untuk mewakili jawabannya. Heika menatap tak percaya, membuat Izumi merasa khawatir.
"Maksudnya? Memangnya apa yang akan terjadi di dalam sana?"
"Aku tidak tahu? Dia hanya bilang tidak akan pernah kembali setelah masuk. Tapi dia bilang tidak mau masuk, nah sekarang kok masuk!?"
"Kamu bilang apa?" Ei maju, ia tidak pernah mendengar hal ini. Begitu pula Izumi, [Name], dan Akuma. Tidak pernah kembali, apa artinya itu?
Kazuya meletakkan telunjuk di atas bibir, perlahan, tubuhnya dan tubuh [Name] memancarkan cahaya terang, persis seperti akar-akar dan benih yang ada di hadapan mereka sekarang. Kazuya melanjutkan perkataannya.
"Keabadian dapat memperpanjang waktu hingga tak terbatas... Mimpi menerangi setiap momen dari dalam... Saat keduanya bersinar secara bersamaan, Sacred Sakura tumbuh kembali dari dalam kegelapan dan akhirnya bebas dari cengkeraman Prinsip Langit sekali lagi."
"Woy, Kaedehara?" Akuma mengernyitkan dahinya, asli ini perempuan bikin ketar-ketir warga setempat saja.
"Nona [Name], ketahuilah seluruh Inazuma berada di tangan Anda."
Wajah [Name] yang tadinya menunjukkan keraguan berubah drastis. Ia sudah memutuskan.
Benar, dia mencintai Inazuma, ia tidak akan pernah membiarkan Inazuma runtuh, negeri ini harus bersinar selamanya, dirinya tidak akan mengingkari janji yang telah dibuat, meski dengan pengorbanan jiwa dan raganya.
"...Tunjukkan jalannya, Kaedehara Kazuya."
"[Name]?" Suara Ei bergetar, ia tidak bisa kehilangan lagi, ia tidak mau kehilangan siapa-siapa, cukup sudah dengan hal yang terjadi lima ratus tahun yang lalu. Apakah sekarang [Name] juga akan meninggalkannya?
[Name] tersenyum, menyusun kata-kata untuk menenangkan Ei. "Tidak apa, Yang Mulia. Aku harus melakukan ini. Demi Inazuma kita tercinta, demi janjiku, demi janjimu... serta demi impian dan harapan seluruh penduduk Inazuma."
Kazuya tertawa kecil, menimbrung tak sopan. "Aku bercanda kok. Aku jaminkan kamu kembali hidup-hidup, Nona. Ayo pergi." [Name] mengangguk, mengikuti langkah perempuan serba maple ini.
Baru saja akan melangkah masuk, ada suara lain yang menginterupsi mereka.
"KAZUYA!"
Kazuya menoleh, oh, itu kakaknya, toh.
Kaedehara Kazuha bersama Aether dan Paimon terengah-engah akibat berlari jauh dari kuil sampai gua bawah tanah ini, dihadapkan dengan pemandangan adiknya yang bersinar terang seperti akar Sacred Sakura bersama dengan [Name] akan memasuki sebuah portal, kakak mana yang tidak panik?
Kazuya berkedip beberapa kali, tidak menyangka Kazuha akan menyusulnya sampai sini. Bawa-bawa Pengembara lagi. Gigih juga kakaknya ini.
Gadis itu hanya tersenyum kecil, senyum yang sangat dibenci oleh Kazuha.
"Aku sayang Kakak. Jaga diri baik-baik, ya?"
Mata Kazuha terbelalak, ia berlari, berusaha meraih punggung adiknya yang melangkah masuk ke dalam portal.
"Jangan... JANGAN!!"
Cahaya kembali memancar dari benih, kali ini jauh lebih menyilaukan dari pada yang sebelumnya. Semua orang yang ada di sana harus menutup mata agar tidak tiba-tiba buta nantinya.
Heika dan Aether menahan pakaian Kazuha yang benar-benar akan menyusul masuk ke dalam portal yang hampir menutup. Ei hanya menghembuskan napas, pandangannya kosong, tak tahu lagi harus berekspresi seperti apa.
Ketika cahayanya yang memancar sudah dapat dilihat oleh mata, mereka tertegun. Seluruh akar hingga batang pohon Sacred Sakura bersinar terang, tumbuh merambat kembali seperti sedia kala. Menyerap semua kotoran yang sempat menyebar di tanah Inazuma, membuat Inazuma menjadi seindah sebelumnya.
Kelopak sakura tumbuh lebat berwarna merah muda, secantik bunga yang mekar di musim semi. Energi yang sebelumnya mati dari Sacred Sakura kembali dihidupkan.
Hewan-hewan kecil pun datang lagi, mengelilingi mereka seakan-akan sumber kehidupan telah dibangkitkan semula. Dari sini, bahkan mereka dapat mendengar sorak-sorai penduduk Inazuma yang ada di atas kuil. Jika mereka tahu semua ini disebabkan oleh pengorbanan dua orang, apa yang akan mereka lakukan?
Izumi mengepalkan tangannya erat, berusaha agar tidak mengeluarkan air matanya.
"...Apakah kami terlambat..? Apa yang terjadi...?" Aether dan Paimon kebingungan. Tidak menerima informasi apa-apa sejak tadi.
───────────────────
#33 ; Tiba Saatnya Sacred Sakura Mekar Kembali, ─deleted scene.
───────────────────"Di sini, tempat yang cocok untuk memulihkan Sacred Sakura."
"...Tidak ada apa-apa di sini?" tanya Heika keheranan, mereka sudah pernah memeriksa tempat ini untuk mencari solusi bagi Sacred Sakura dulu, apa yang dilihat Kazuya sebenarnya?
Izumi setuju, tidak ada hal aneh dari tempat ini.
"Sabar Kak, astaga. Kita ngopi dulu, mumpung masih lama." Kazuya menepuk-nepuk tanah hitam sembari mendudukkan dirinya.
"Teh ada ngga?"
"Ada, sini."
───────────────────
#33 ; Tiba Saatnya Sacred Sakura Mekar Kembali, end.
───────────────────janji gak tumbal?

KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓
FanfictionLahir dari sisa kekuatan Raiden Makoto dan bantuan kecil dari Dewa Waktu, Istaroth, [Name] ditemukan saat bayi oleh Yae Guuji yang membawanya kepada Raiden Ei. Tumbuh dan berkembang di dalam Plane of Euthymia membuat [Name] memiliki rasa penasaran...