───────────────────
#32 ; Hari Pemulihan Sacred Sakura, start.
───────────────────Gagal.
Yang [Name] lihat di depannya adalah akibat dari kegagalannya.
Inazuma diliputi kegelapan, semua tanahnya beracun dan mengotori kehidupan. Jeritan kesengsaraan dan teriakan kesakitan saling bersahutan, aura gelap memenuhi udara. Monster-monster menyerang dengan agresif, mengapa ini semua dapat terjadi?
Andaikan saat itu [Name] memantapkan hatinya untuk melindungi Inazuma, akankah hal ini akan terjadi?
"IZUMI!" Wanita rubah yang selalu terlihat anggun dan licik itu melepaskan topengnya, wajahnya begitu panik dan khawatir. Sebagian besar warga Inazuma terkena dampak kegelapan yang menyelimuti Inazuma, termasuk Izumi, yang kulitnya perlahan berubah menghitam. Wajahnya tetap memasang senyum indah, seakan-akan keadaannya bukanlah salah [Name].
Tidak hanya Izumi, Kazuya, Heika, dan Akuma pun dalam keadaan yang lebih parah. Andaikan Kaedehara Kazuha tidak datang tepat waktu, ia yakin ketiganya sudah tewas akibat ledakan kegelapan yang terjadi di gua bawah tanah Mt. Yougou.
Datang-datang pemuda musim gugur itu langsung menyalahkannya.
"Kenapa kamu gagal?"
Kenapa dia gagal?
Padahal [Name] adalah satu-satunya kunci untuk memulihkan kembali Inazuma, kenapa ia gagal? Mengapa di saat-saat seperti ini... ia tidak mampu melaksanakan tugasnya melindungi Inazuma?
"Semua ini tidak akan terjadi jika Cahaya Inazuma tidak ragu-ragu!"
"Panglima, apakah saya akan mati?"
"Nona [Name], jika Anda tidak mau mati, mengapa Anda membiarkan orang lain mati?"
[Name] bingung, perasaan bersalah memenuhi hatinya, dalam titik ini, Shogun menatapnya dingin. Seakan ia adalah penjahat yang telah melakukan kesalahan tak termaafkan.
"Kamu membiarkan Inazuma runtuh? Kemana janjimu, Cahaya Inazuma?"
Ei hanya tersenyum, masalahnya, ekspresi wajahnya menunjukkan kekecewaan yang luar biasa. Hal itu membuat dada [Name] terasa semakin sesak. Benar, semua ini salahnya, ia wajib menanggung semua konsekuensi atas kegagalannya.
"Anda membuat keluarga saya meninggal!"
"Nona [Name], Anda yang menyebabkan kehancuran Inazuma!"
"Mati saja, [Name]!!"
"TIDAAAKK!!!" [Name] terbangun dari mimpi buruknya, di hadapannya sekarang terdapat Raiden Shogun, mencengkeram lengannya erat dengan alis yang ditekuk.
"Kamu hampir merobohkan kamarmu sendiri," kata Shogun dengan nada datarnya yang khas. Boneka itu melepaskan cengkeramannya pada lengan [Name] setelah yakin bahwa gadis itu sudah sepenuhnya terbangun.
"Apa yang terjadi, [Name]? Kamu mimpi buruk?" tanya sang boneka. Tiba-tiba di siang yang damai ini Raiden Shogun mendengar teriakan dan getaran yang bersumber dari ruangan tempat [Name] beristirahat. Saat dihampiri, ia melihat [Name] yang mengigau sambil memukul-mukul dirinya sendiri. Bukan masalah diri [Name], tetapi lantai yang bergetar karena kekuatannya itu.
Jadilah Shogun menahan kedua tangan yang memiliki kekuatan di atas orang biasa itu hingga sang empunya bangun.
[Name] terdiam, wajahnya pucat dan tatapan matanya kosong, tidak seperti biasanya. Jadi itu semua mimpi? Mengapa lebih terkesan seperti bayangan masa depan yang akan terjadi?
Melihat ekspresi [Name] yang seperti itu, Shogun sendiri dapat menyimpulkan.
"Bukankah kamu diperintah untuk beristirahat? Mengapa aku masih melihat pekerjaanmu di meja?" Boneka itu bangkit, namun [Name] masih tidak membalas. Shogun kembali berkata, "Istirahat. Tinggalkan semua pekerjaanmu." Dia berniat akan meninggalkan ruangan bertepatan dengan ketukan di pintu.
"...Nona [Name]? Saya datang memberikan laporan." Seorang prajurit mengetuk pintu ruangan [Name], berniat memberikan laporan yang biasa diserahkan secara teratur setiap minggunya.
Shogun melirik [Name] tajam, gadis itu berdehem pelan.
Pintu dibuka, wajah sang prajurit berubah panik. Di hadapannya sekarang bukanlah sang Panglima yang dimaksud, melainkan sang Shogun sendiri. Tunggu, apa dia salah ruangan? Tidak mungkin, ia sudah melakukan pekerjaan ini selama tiga bulan.
"Bawa ke ruanganku, [Name] sedang cuti," titah sang Archon. Prajurit itu segera mengangguk patuh, sebelum suara lain dari belakang Raiden Shogun terdengar.
"Yang Mulia, tolong, berikan saja padaku."
Tanpa membalas perkataan tersebut, Raiden Shogun merebut kertas-kertas laporan dari tangan sang prajurit. Ini adalah Shogun, bukan Ei. [Name] menghela napas panjang melihat kepergian Shogun begitu saja.
Memang benar ia sedang banyak pikiran sampai mimpi buruk, tetapi sampai Shogun mengambil alih pekerjaannya?
[Name] melirik prajurit yang masih berdiri di depan pintu ruangannya. "Kamu boleh pergi."
"M-maaf mengganggu, saya permisi..."
❖
"Kamu kurang istirahat, ya?" Gadis bermarga Kaedehara itu hanya tertawa melihat [Name] yang terlihat lelah. Sang Cahaya Inazuma datang bersama Ei, sementara Izumi dan Akuma memang sudah berada di Kuil Agung Narukami. Janjinya mereka akan berkumpul di Kuil pukul 11 malam, satu jam sebelum acara doa dilangsungkan.
Sudah ada beberapa orang yang datang, namun hal itu tidak menjadi gangguan untuk mereka.
"Santai saja, Nona [Name]. Ini tidak akan menegangkan."
"Bagimu, sih iya..." Izumi menatap khawatir [Name], Kazuya tersenyum kecil membalas perkataannya.
"Sudah, ayo kita ke gua bawah tanah Mt. Yougou. Cukup lama untuk berjalan sampai sana."
Deg!
"Nona [Name]? Kok diam?" tanya Kazuya yang sudah melangkah bersama yang lain, [Name] berusaha menenangkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang. Tempat itu yang ada di dalam mimpinya, bukan?
"...Kenapa kita harus ke sana?"
"...Ya karena lokasinya memang di sana...??" Kazuya bingung, perasaan dia belum membocorkan tempat mereka akan melakukan pemulihannya. Kenapa [Name] begitu gelisah?
Ah, ia tahu.
"Nona mimpi apa tadi siang?"
Melihat ekspresi wajah [Name] yang tiba-tiba menggelap, Kazuya menghela napas panjang. Ia menarik tangan [Name] agar gadis itu mau bergerak.
Izumi curiga dengan mimpi [Name], Ei yang ditatap hanya mengangkat bahu. Keduanya tetap berjalan mengikuti Kazuya dan [Name] yang sudah berada paling depan menuju gua bawah tanah Mt. Yougou.
───────────────────
#32 ; Hari Pemulihan Sacred Sakura, ─deleted scene.
───────────────────"Santai saja, Nona [Name]. Ini tidak akan menegangkan."
"Bagimu, sih iya..." Izumi menatap khawatir [Name], Kazuya tertawa kecil membalas perkataannya.
"Ya masa aku harus sokes dulu biar menghibur kalian?"
Kazuya ini rolenya DPS ya adik-adik.
───────────────────
#32 ; Hari Pemulihan Sacred Sakura, end.
───────────────────suudzon bgt klen sama endingnya padahal endingnya baik-baik aja. kalo gini kan aku jadi waswas sama chapter berikutnya...
emgnya end yg kalian mau tuh begimana sie😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓
FanfictionLahir dari sisa kekuatan Raiden Makoto dan bantuan kecil dari Dewa Waktu, Istaroth, [Name] ditemukan saat bayi oleh Yae Guuji yang membawanya kepada Raiden Ei. Tumbuh dan berkembang di dalam Plane of Euthymia membuat [Name] memiliki rasa penasaran...