#06 ; Perjumpaan dengan Sang Pengembara

3.3K 547 50
                                    

───────────────────
#06 ; Perjumpaan dengan Sang Pengembara, start.
───────────────────

Bagi [Name] yang terlahir dari seorang Archon dan sudah menjalani hidup selama empat ratus tahun dilatih oleh Archon selama hidupnya, mudah baginya melakukan hal yang cukup merepotkan di mata orang biasa.

Menyamar lengkap dengan pakaian yang berbeda, menekan aura, serta merubah warna rambut dan matanya menjadi hitam.

Setelah kembalinya ia dari ekspedisi yang satu bulan lebih cepat selesainya karena kecolongan dua dekrit yang tiba-tiba sudah berlaku, [Name] selalu diam-diam memerhatikan Inazuma dari dalam. Desa demi desa ia kunjungi, menolong warganya yang dalam masalah, serta membagikan makanan bagi orang-orang yang kesulitan.

[Name] sangat mencintai Inazuma lebih dari apa pun, lebih dari sekedar tekad yang diwariskannya dari Raiden Makoto dan Raiden Ei.

"Kakak, apa Kakak bawa makanan lagi?"

[Name] menoleh pada anak kecil di sampingnya. Setelah ibunya menyerahkan Visionnya, ibunya mulai bertingkah aneh, seperti mengurung diri di rumah tanpa pernah menginjakkan kaki ke luar lagi. Itu membuat sang anak terpaksa mencari makanan sendiri, dan kebetulan, [Name] memang berkeliling untuk memberikan bantuan.

"Bawa, tapi tidak banyak, ya. Jangan dibuang-buang dan berikan satu pada ibumu, oke?"

"Oke, Kak! Terima kasih banyak!!"

"Wah, Aether! Ada yang bagi-bagi makanan!!"

Ujung mata [Name] melirik ke arah Paimon yang mendekat bersama Aether. Ia sudah merencanakan hal ini untuk bertemu keduanya tanpa sok kenal sok deket.

"Kamu pendatang baru? Mau makanan?"

"Ah, tidak, terima kasih. Kami akan segera pergi Kuil Agung Narukami."

"AETHER, ih! Paimon 'kan mau coba makanannya!"

[Name] tersenyum kecil melihat tingkah si peri, ia menyodorkan Katsu Sandwich pada Paimon yang langsung diterimanya dengan senang hati. Aether menepuk jidat melihat kelakuan teman kecilnya, ia meminta maaf pada [Name] karena tahu makanan yang ia bagi seharusnya untuk warga Inazuma yang kesulitan.

"Haha, santai saja. Kalian ini orang luar, ya? Bagaimana pendapat kalian tentang Inazuma?"

Sejak awal, [Name] sudah memperhatikan pengembara ini dari ia menuju Kamisato Estate, mengunjungi beberapa pengguna Vision yang diambil, serta kini mereka yang akan berangkat ke Kuil Agung Narukami.

"Hmmm, keseluruhan memang indah sih. Hanya saja pemerintahannya aku tidak terlalu suka."

"Ya! Iya! Dekrit-dekrit itu menyusahkan sekali! Kenapa mereka menyetujui dekrit itu!?" Paimon mencak-mencak kesal, seorang nenek yang ada di samping [Name] membalas, "Haha, memang betul. Dari yang aku ketahui, dekrit itu dilakukan tanpa persetujuan Panglima Shogunate, sang Cahaya Inazuma."

Aether mengangkat alisnya tertarik, ia sudah mendengar itu dari Thoma dan Ayaka, mereka bilang, Dekrit Sakoku dan Dekrit Perburuan Vision dilakukan ketika sang Cahaya Inazuma tengah melakukan ekspedisi ke luar pulau Narukami, tanpa sepertujuannya. Menurut rumor yang beredar, saat kembali, sang Cahaya Inazuma sempat bertengkar dengan Raiden Shogun sebelum akhirnya turut menyetujui dekrit tersebut.

"Cahaya Inazuma itu, siapa sih namanya?" Paimon yang jenuh sejak tadi hanya mendengar kata Panglima dan Cahaya Inazuma. Siapa sebenarnya orang ini?

"Namanya Nona [Name]. Dia memegang keadilan tinggi-tinggi tanpa pandang bulu selama tiga ratus tahun, Tri-Commission saja akan merinding ketika mendengar namanya," kata si nenek.

Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang