BAB 8

176 22 10
                                    

Makasih banyak yang udah Vote dan komen ❤❤. Aku lagi suka update cerita ini karena emg lagi pengen guys 😂😂.

Yami terbangun tiba tiba, jam menunjukkan pukul 2 dini hari, ia mengambil segelas air putih lalu meminumnya.
Mulutnya terasa pahit karena sudah lama tidak merokok. kalau saja dia bisa mencium dan melumat bibir Charlotte mungkin itu jauh lebih baik.

Ia tidak tahu akan bertahan sampai kapan berada di pulau ini, sejauh ini ia cukup nyaman tinggal di sini. Siapa yang tidak betah, jika tinggal bersama dengan perempuan cantik?.. Masalahnya ia sekarang jadi terpikir soal keluarganya, bagaimana dengan keadaan ichika?, keadaan Mereoleona.. Ia cukup khawatir sekali. Bagaimana Dante nantinya akan mempengaruhi kehidupan 2 orang yang sangat Yami sayangi.

Mungkin sudah saatnya ia mencoba membuka celah, setidaknya ia ingin Ichika dan Mereoleona dalam keadaan baik.

Yami melihat lihat keadaan rumah ini, rumah ini mirip seperti rumah singgah, keadaan bangunannya memperihatinkan, walaupun demikian masih layak ditempati. Ia melihat kamar Charlotte yang tidak terkunci, ia hendak menutupnya, tapi memang pintu itu rupanya tidak bisa ditutup.

Ia melihat Charlotte dengan gaun tidur yang tersingkap, ia bisa melihat jelas bentuk tubuh Charlotte yang menggoda,

36 B

38?

Otak mesum pria itu langsung memperkirakan ukuran bra.

Sudah bisa ia duga memang ukurannya cukup besar,Yami masih ingat rasa di tangannya seperti apa.

sial ia menginginkan Charlotte sepenuhnya.

kapan lagi ia bisa melihat wanita sedekat ini..

Yami merasa tidak bosan melihat Charlotte yang tengah tidur, perempuan itu terlihat damai dan tenang. Apa mungkin inilah kehidupan yang diinginkan charlottte?, ketenangan di pulau terpencil ini dan mengabdi sebagai biarawati. Yami kemudian menyelimuti Charlotte dengan blanket lalu memutuskan untuk kembali kekamarnya.

***

"Hujannya belum juga reda.." kata Charlotte sambil melihat keatas langit.

"Ya sudah berarti kita didalam rumah saja sampai malam" kata Yami sambil tersenyum persis seperti pria mesum.

"Masalahnya hari ini, hari minggu kita seharusnya beribadah.."

Duaarrrrr.

Suara petir diluar sana, membuat Charlotte langsung terkejut dan berteriak. Suara petir itu membuat 2 pohon tumbang sekaligus, beruntung dahan pohon itu tidak jatuh ke pemukiman warga.

"Lihatlah, bahkan langit pun menyuruh kita untuk tetap didalam rumah" ujar Yami. Charlotte bernafas berat, sambil melipatkan kedua tangannya didada. Ada sedikit kekhawatiran kalau cuaca kali ini akan lebih ekstrim.

"Kalau begitu aku akan membuat coklat panas."

Yami menyeruput coklat panas yang disajikan oleh Charlotte. "Tidak perlu khawatir, semua akan baik baik saja.

"Aku hanya takut jika terjadi banjir, tahun lalu wilayah ini kebajiran, dan kita terpaksa tidur di perahu". tutur Charlotte.

"Benarkah?." Yami melihat keadaan sekitar dari jendela, hujan ini memang deras ditambah anginnya begitu kencang. "Aku yakin tidak akan terjadi apa apa, kalau pun malam ini kita tidur diperahu, aku akan membantu semampuku" kata Yami berusaha menenangkan. "Daripada kau khawatir, ada baiknya kau minum coklat dan mengobrol denganku".

Ajakan Yami mendapat respon dari Charlotte, perempuan itu langsung mengambil cangkirnya dan duduk berhadapan dengan Yami. Barusan ia khawatir dengan cuaca dan sekarang Charlotte malah khawatir dengan keadaan jantungnya, Charlotte merasa berdebar berhadapan dengan Yami, padahal pria itu hanya ingin mengobrol santai saja.

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang