BAB 25

169 15 11
                                    

"Putrimu?, jadi dia Putrimu?!" tanya Dante berulang.

"Ayah, sebenarnya siapa pria tidak sopan ini?."

Julius sedikit kebingungan dengan situasi ini, mungkin Dante begitu memaksa, hingga Charlotte terlihat tidak menyukainya.

"Dia rekan kerja ayah, Charlotte. Kenalkan Dia Dante, Dante ini putriku, Charlotte" tutur Julius.

Charlotte mengerutkan kening, ia tidak mengerti mengapa ayahnya mau bekerja sama dengan orang brengsek seperti pria didepannya.

Dante berubah berpura pura bersikap lemah lembut, ia tidak menyangka perempuan seperti malaikat ini ternyata calon istrinya. Selama ini ia beranggapan perempuan yang akan dinikahinya berwajah buruk rupa, karena dia adalah calon istri Yami, Yami yang seperti preman, berwajah kasar dan menyeramkan pastilah dijodohkan dengan perempuan yang serupa , tapi ternyata.. keberuntungan memilihnya.

Bisa bisanya Mereoleona menjodohkan perempuan cantik ini dengan Yami, itu sangatlah tidak adil.

Perempuan cantik pantasnya bersanding dengan pria tampan seperti dirinya. Bukan dengan pria buruk rupa seperti Yami.
Syukurlah Yami sudah disingkirkan. Kali ini bukan hanya harta saja tapi juga bonus istri yang cantik.
Kalau tahu seperti ini rupa anak Julius, sudah dari dulu ia bersedia di jodohkan.

Charlotte merasa tidak nyaman dengan tatapan Dante.

"Maaf nona Charlotte sepertinya barusan aku membuatmu kaget. Sungguh aku tidak berniat berbuat yang macam macam" kata Dante.

"Tapi anda sudah keterlaluan, ucapan anda sama saja menghina pekerjaan seorang pelayan" tutur Charlotte.

"Ahaha anda terlalu sensitif, dimana letak menghinanya?" tanya Dante.

Charlotte malas berurusan dengan pria seperti Dante, pria kaya arogan dan sombong. Ia tidak sudi walau harus berbicara dengannya. Charlotte segera pergi dari hadapan pria itu tanpa berpamitan.

"Kau mau kemana?!, kita harus berbicara sebentar tentang pern.." ucapan Dante langsung dibungkam Julius dengan tangannya.

Dante sedikit kaget saat mulutnya dibekap secara tiba tiba.

Dante memberontak dan melepaskan diri dari cengkraman Julius.

"Apa apaan ini, Julius?!. kau mau main main denganku!"  ucap Dante kesal, tangannya memukul lengan Julius yang sudah kurang ajar membekap mulutnya.

"Tolong jangan bicarakan pernikahan dulu dengan putriku.. se-sebenarnya, dia tidak tahu soal perjodohan ini"

"Apa!. Kau bercanda,kan?" geram Dante.

"Dia tidak tau apa apa soal ini, Dante. Tolong beri aku waktu 2 minggu, untuk mengatakannya. Dia perlu diberi tahu secara perlahan atau dia akan pergi lagi" tutur Julius.

"Kau sungguh ayah yang tidak berguna ya!. mengurus satu anak perempuan saja tidak becus. Kurung saja dia, dan nikahkan aku dengannya secara paksa. Selesai."

"Dia adalah putriku!, bukan untuk diperlakukan seperti itu!, Beri aku waktu Dante, agar dia bisa luluh dan menerima pernikahan ini"

Julius sedikit tersulut emosi karena ucapan Dante yang mulai kurang ajar.

"Baiklah, aku akan menunggu 2 minggu, kalau bisa secepatnya ya.. agar aku bisa segera menikmati putrimu itu"

***

Menunggu di pulau Hage selagi Charlotte pergi adalah hal yang sia sia. Ia tahu dalam hal ini Charlotte melakukan sesuatu yang benar sebagai seorang anak. Tapi entah bagaimana Yami merasa tidak tenang dan hatinya terus merasa terusik sejak Charlotte pergi. 

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang