BAB 14

149 19 14
                                    

Sudah 2 hari Yami dan Charlotte tidak saling berbicara. Charlotte menyibukkan diri dengan membantu para ibu dan membersihkan gereja, sedangkan Yami sibuk bekerja sambil memikirkan cara apa yang tepat untuk membalas perbuatan Dante, terkadang juga ia memikirkan Charlotte yang terlihat marah padanya.

Yami tidak berani mengajak perempuan itu mengobrol, nanti bisa bisa ia disalahkan lagi. tapi, Yami tidak tahan jika sehari saja tidak melihat Charlotte, jadi ia hanya bisa diam diam melihat aktivitas perempuan itu dari kejauhan.

Seharusnya ia memperlakukan Charlotte lebih lembut, karena perempuan itu masih perawan, dipegang tangannya saja langsung merona.

Ini pasti karena ia setengah mabuk.

Ah..Sial.

kalau saja ia lebih bersabar mungkin hubungannya dengan Charlotte saat ini masih baik baik saja, setidaknya ia masih bisa ambil kesempatan untuk pendekatan dan menyentuh tubuh Charlotte.

***
"Sister Charlotte bisakah kau menjaga masakan ini, sepertinya anakku sudah bangun".

"Ah baik.."

Charlotte sedang berada didapur umum sambil mengaduk kari didalam wajan. Bohong jika ia tidak memikirkan kejadian yang ia alami dengan Yami, faktanya setiap detik ia memikirkan itu, apapun yang ia kerjakan seperti sia sia, karena ia tidak bisa berkonsentrasi.

Charlotte menghirup udara dalam dalam untuk menenangkan dirinya. Ia tahu, saat ini hubungannya dengan Yami tidak seperti dulu lagi, ada kecanggungan diantara mereka. Charlotte juga merasa Yami menghindarinya sejak terakhir kali pria itu meminta maaf, baguslah jika pria itu punya malu. 

"Uhm.. Sister Charlotte, kau tidak mengaduk kari nya?"

"Oh, Ya Tuhan, Maafkan aku, aku benar benar lupa Nyonya Mills" kata Charlotte. 

 "Bukan masalah, sepertinya kau akhir akhir ini sering melamun, apa kau memikirkan sesuatu?" tanya Nyonya Mills. 

 "Benar, sepertinya memang, aku banyak pikiran akhir akhir ini" kata Charlotte beralasan

"Ekhem.. apa karena pria itu?" Kata Nyonya Mills menggoda.

"Maksud anda?"

"Ya, siapa lagi kalau bukan dia..kau tidak pernah seperti ini sebelumnya.." ujar Nyonya Mills

Charlotte tidak pandai menutupi perasaannya. Itu sangat terlihat jelas di wajahnya, dan Nyonya Mills tersenyum senyum melihat kepanikan Charlotte.
"Ayolah Nyonya Mills, bukan apa apa, aku memang yah... hanya sedikit salah paham padanya" kata Charlotte beralasan. 

 "Dia lumayan hebat." kata Nyonya Mills

"Maksudku lihatlah.. dia mau melakukan ini itu... yah walaupun wajahnya menyeramkan dan terlihat seperti orang yang mau membunuh, tapi.. ekhem.. bukankah itu hal yang bagus? ada beberapa wanita yang memang  menyukai penampilan pria yang terlihat kejam. Mungkin karena itu salah satu  fantasi seksual wanita.."

prankk

Charlotte langsung menjatuhkan alat masak.

"Oh, Nyonya mills, aku harap kau tidak berpikiran buruk.." Charlotte langsung mengangkat masakan dengan tangan yang bergetar. 

Wajah Charlotte begitu memerah karena ucapan Nyonya Mills yang terus menggodanya.

"Hahaha.. kau terlalu malu malu ya.. lagi pula.. orang seperti Yami yang hilang ingatan, tidak akan berbuat macam macam pada perempuan"

Oh!, Kau tidak tahu saja Nyonya Mills!

"kalian kelihatan cocok..Hah.. tapi sayang sekali, kau adalah biarawati kau tidak boleh menikah."

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang