BAB 23

207 15 9
                                    

Warning 🚫🔞

Charlotte merasa berat untuk pergi meninggalkan desa Hage, bukan hanya karena tanggung jawabnya yang harus ia tinggalkan, tapi juga Yami.Apalagi Julius mengatakan bahwa ia sangat membutuhkan Charlotte lebih lama lagi, pria itu tidak menjelaskan harus seberapa lama ia harus merawat Julius.

Charlotte berada dilorong pintu sambil setengah melamun, mungkin ia akan membuat makan malam terakhirnya dengan Yami, sebelum ia pergi menuju Kota Clover. Charlotte terlihat muram dan tidak bersemangat,tapi ia ingat bahwa ini adalah permintaan ayahnya, dan ia harus menuruti keinginan Julius, apalagi pria itu sedang sakit sakitan.

"Oh Ya Tuhan aku lupa mematikan kompor". Charlotte berlari menuju dapur dengan tergopoh gopoh. Ia begitu ceroboh karena selalu melamun hingga lupa dengan sup yang sedang ia rebus.

Yami memperhatikan Charlotte dari belakang, sepanjang hari ia tak berhenti memikirkan Charlotte dan hal apa saja yang ia lakukan kemarin malam bersama perempuan itu. Ia begitu menginginkan Charlotte.

Apalagi saat melihat Charlotte berlari cukup kencang, hanya untuk mematikan kompor. Ia tidak terfokus pada apapun selain..

payudaranya yang berguncang cukup hebat kesana kemari.

sialan charlotte.

Siang siang begini ia menjadi memikirkan hal yang tidak tidak.

"E. ekhem.."

Yami mendekat Lalu memeluk Charlotte dari belakang.

"Oh.. Yami!, kau mengagetkanku. Aku baru saja selesai memasak untuk kita." Kata Charlotte sambil menuangkan sup kedalam wadah.

"Yami bisakah kau melepaskan aku. Kau tidak lihat aku sedang mempersiapkan makan malam kita"

Yami menyingkirkan semua perlatan dapur, Ia lalu menangkap pergelangan tangan perempuan itu.

"Ini tidaklah penting,"

Pria itu menatap Charlotte dengan gairah yang sudah berada di ubun ubun. Charlotte seperti bisa menangkap maksud Yami walau hanya sekali lihat. Ia menyadari seperti apa pria itu jika sudah bergairah, matanya tajam dengan nafas yang memburu, Charlotte bahkan bisa mendengar deru nafas berat Yami. Charlotte merasa tubuhnya sedikit gemetar. Apa pria itu selalu bertindak tiba tiba saat sedang bergairah?. Ia juga tidak mengerti mengapa Yami tiba tiba saja seperti ini.

Yami menyentuh wajah Charlotte, jari jarinya yang keras dan kapalan membuat Charlotte merinding, dan sekarang Yami mengusap bibir Charlotte dengan jarinya.

"Charlotte.." desah pria itu.

Tubuh Charlotte begitu panas, ia seperti tersulut oleh gairah karena pria itu memancingnya. Charlotte menyenderkan tubuhnya ke dinding dengan nafas yang tak berarturan.

"Ehmmm, Ya..mi, k-kau, kau mau apa?"

Yami langsung merengkuh Charlotte dan mencium bibir perempuan itu. Ia bisa merasakan Charlotte bereaksi pada ciumannya dan langsung membuka mulutnya. Yami melepaskan ciuman saat pria itu mulai membuka bajunya.

Charlotte sedikit terhuyung kebelakang, Yami sudah memulainya dan ia tidak bisa menolak setiap sentuhan pria itu.

"Yami,mengapa..?"

"Ssssht, ini semua karenamu Charlotte"

Yami membuka apron yang dipakai Charlotte dan membuangnya dengan sembarang.

"Ya.. yami tidak. Jangan membuka bajuku"

"Kau sengaja memancingku, bukan?. Kau sengaja berlari lari sambil mengguncangkan payudaramu?"

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang