Bab 1

221 24 2
                                    

Charlotte melamun didapur sambil memikirkan pria asing tadi, pria itu pingsan dan kini tengah berbaring di kamarnya. Charlotte masih terkejut dengan tindakan pria itu, ia ingin marah pada orang itu karena  Charlotte merasa payudaranya diremas , tapi  tindakan si orang asing diluar kendali dan kesadarannya. 

Sepertinya Charlotte perlu memaklumi tindakan si pria asing, lagi pula mana mungkin bersikap sopan jika keadaan  pria itu tidak sadarkan diri.

"Sister Charlotte, bisa aku bicara sebentar"

"Ya, bapa tentu saja"

Bapa pendeta dan Charlotte berada dihalaman gereja bersama dengan beberapa  penduduk sekitar.

"Kita tidak mungkin membawa pria asing menginap disalah satu rumah kami" tutur salah satu wanita.

"Ya benar, tubuhnya terlalu besar, rumah kami bisa hancur" gumam yang lain.

"Sister Charlotte, aku tahu kau pasti tidak nyaman dengan semua ini, tapi yang bisa aku lakukan adalah kesediaanmu agar menerima orang itu menginap sementara di sini  sampai ia sadar dan sembuh" ujar Pak pendeta.

Charlotte sedikit ragu menerimanya.

"Tapi dia pria.."

"Kami tahu, bukankah dibelakang gereja ada 2 kamar? selain itu semua tahu kalau kau biarawati, pria itu tidak akan macam macam padamu" ucap beberapa wanita.

"Ya, kami yakin, lagi pula dia tidak berdaya, lihat saja keadaannya dia sedang pingsan"

Charlotte merasa ia tidak boleh egois, lagi pula setelah ia berpikir. Ia juga memiliki nasib yang sama dengan pria ini, hanya saja keadaannya jauh lebih baik.

"Baiklah, aku bersedia. dan aku berjanji akan merawatnya agar lekas sembuh"

"Terimakasih sister, baiklah aku mempercayakan padamu. karena hari sudah malam, kami akan pamit. besok pagi pagi aku berjanji akan menemuimu" kata pak pendeta.

***

Yami merasa kepalanya hampir pecah, perutnya seperti kram dan ia seperti diambang kematian. Beruntunglah ia kini berada dikamar yang ukurannya sempit. Mungkin tubuhnya saja  yang terlalu besar.
Yami membuka tirai dan bertanya tanya sedang berada dimana ia sekarang. Lingkungan ini seperti tempat pengungsian. Yami cukup bingung hari apa ini?, apa mungkin ia sedang berada didunia lain?.

samar samar ia ingat kalau dirinya dijebak oleh Dante Zogratis,kala itu ia menghadiri pesta dikapal pesiar. Entah bagaimana Dante menantangnya dan pria itu membawa banyak anak buah lalu menyuntikkan obat bius padanya.

sialan!

Seharusnya ia berhati hati.

Ia begitu ceroboh.

Ia hanya tidak menyangka Dante bisa melakukan itu, pasti sekarang si anak ingusan itu bersorak akan kematiannya, apalagi jika ia mati, maka warisan leluhurnya akan jatuh pada Keluarga Zogratis.

dasar licik

Suara derap suara yang semakin mendekat membuat Yami kembali ke kasur, pria itu berbaring sambil memejamkan mata.

Charlotte masuk ke kamar yang kini di tempati si orang asing.
Pria itu terlihat masih berbaring. Charlotte lalu menaruh senampan makanan, berupa semangkuk bubur,roti dan buah di nakas.

"Mengapa kau bisa seperti ini?" tanya nya lirih. Sebenarnya banyak sekali yang ia ingin tanyakan pada pria ini, pertama mungkin bagaimana bisa dia tenggelam dilaut?, dan siapa namanya dan darimana asalnya...

Ruang kamar ini bahkan terlihat kecil sejak ditempati pria ini. 

Charlotte mendekat sambil duduk di pinggir ranjang lalu menyentuh kening pria itu dengan punggung tangannya lalu ia memeriksa detak jantung sambil menaruh kepalanya didada pria itu.
Charlotte hanya ingin memastikan keadaannya baik baik saja.

Mungkin sebaiknya Charlotte memberi waktu 1 jam, jika pria itu tidak juga bangun, ia akan membangunkan pria itu secara paksa untuk makan agar energinya pulih.

Yami membuka matanya perlahan setelah memastikan perempuan itu pergi.

Sial jadi ia sedang tidak bermimpi?

Yami berpikir ia sedang bermimpi ketika pertama kali sadar dan  melihat perempuan berpakaian biarawati ada didepannya. Ia langsung bersikap waspada dan membalikkan tubuh perempuan itu yang terlihat ketakutan.

"Apa yang coba kau lakukan?!"

Karena perempuan itu diam saja, dan Yami masih bingung antara sadar dan tidak, pria itu memutuskan untuk meraba payudara perempuan itu yang terlihat penuh dan menggiurkan sebelum tiba tiba saja ia kembali pusing dan hilang kembali kesadarannya.

Jadi biarawati itu sungguhan ada?

dan mungkin saja perempuan itu yang sudah menyelamatkannya. 

Sebelum Yami berpikir lebih jauh dan menyusun rencana, mungkin ia perlu memulihkan energinya terlebih dahulu.


TBC



UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang