BAB 29

399 15 13
                                    

Warning 🔞 skip kalau gak kuat ✌️😅

Finral menemui Yami disebuah kedai makan pagi itu, seperti biasa penyamaran Yami sama sekali tidak bisa ia kenali. Hanya perawakan besar dan tidak umum seperti kebanyakan penduduk Clover lah yang membuat Finral mengenali pria itu, yang kini duduk disudut ruangan dengan memakai topi dan kacamata.

"Tuan Yami.." bisiknya.

Finral menyerahkan beberapa dokumen pada pria itu. Yami segera membuka dan membacanya dengan seksama.

"Rupanya dia sudah melakukan transaksi dan menyimpan sebagian dana di Bank lain?" ujar Yami

"Itu benar, apalagi kebijakan bank dan negara tersebut terkenal cukup ketat"

"Kau sudah bicara pada lawyerku bersama para saksi bukan?" tanya Yami

"Tentu saja, seorang ibu dan pendeta yang pertama kali menemukanmu  di pulau hage bersedia menjadi saksi, agar Dante mendekam dipenjara" tutur Finral.

"Ya, dan sebelum melaporkan Dante, aku perlu mengamankan aset terlebih dahulu termasuk menemui perempuan yang akan dijodohkan dengan Dante. Jika perempuan itu menolak, tentu semua aset akan aman"

"Anda benar, hanya saja aku belum menemukan petunjuk soal perempuan tersebut. Menurut rumor.. Dia keluarga yang cukup terpandang di Clover"  ujarnya.

Yami sedikit terpikir sesuatu. Keluarga Charlotte adalah salah satu keluarga terpandang di Clover,

Mungkin saja....

mungkin saja Charlotte tahu sesuatu.

"Aku bisa menanyakan soal ini pada kekasihku, selain itu dia juga bisa menjadi saksi tambahan, karena selama ini dia yang merawatku di Pulau hage" tutur Yami.

Finral masih saja tidak percaya  kalau Yami memiliki kekasih, dan bukankah perempuan yang dimaksud adalah seorang biarawati?

sepertinya efek benturan yang dialami membuat sebagian otaknya menjadi rusak. Ia juga tidak mau membuat suasana hati Yami menjadi buruk, jadi dia hanya pura pura percaya saja.

"Jadi apa sekarang kau siap  untuk menemui lawyer?. kau perlu menjelaskan kejadian ini dengan detail"

"Ya tentu saja"

***

Charlotte berjalan gusar sambil meremas remas tangannya. Bahkan ia sudah beberapa kali menuju Taman dan ia tidak menemukan sosok Yami. Ia benar benar kesal, Yami hanya mengabarkan akan menemuinya nanti, tapi sampai kapan bahkan sekarang hari sudah sore.

"Charlotte, apa yang sedang kau lakukan?. Kau kelihatannya seperti orang kebingungan?" tanya Julius.

"Aku kesal dengan tukang kebun kita!, Dia kemana saja belum juga datang sampai saat ini!" keluh perempuan itu.

Tidak seperti biasanya Charlotte marah bahkan pada pelayan sekali pun.

"Dia sudah izin padaku untuk mengurus sesuatu, jadi tidak masalah jika ia tidak bekerja untuk hari ini" ujar Julius.

"Tapi seharusnya dia tidak menghilang begitu saja dan tidak kembali seharian!" ujar Charlotte sambil bertolak pinggang.

Julius menatap Charlotte curiga, apa sebegitu marahnya CHarlotte pada seorang tukang kebun.

"Charlotte, mengapa kau sampai sekesal ini?, biasanya kau bersikap lembut dan tidak sekasar ini"

Charlotte merasa dirinya sudah lepas kendali, dan itu malah membuat Julius curiga,

"M-maaf ayah, itu.. hanya saja,  seharusnya dia, bekerja di taman. Lihatlah.. kebun kita masih kurang terawat, dan dia malah pergi" tutur Charlotte berpura pura.
Julius melihat lurus kondisi kebunnya dengan sekilas.

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang