BAB 11

137 20 5
                                    

Cepet banget gw update ya.wkwkw

Dante mabuk berat setelah berpesta selama 3 hari 3 malam disebuah mansion pribadinya, sejak Mereoleona menyerahkan kekuasaan padanya, pria itu lebih suka foya foya daripada bekerja.

Toh.. kekayannya tidak akan habis 7 turunan. Dante merasa perutnya begitu mual karena kebanykan minum. Ia pun memuntahkan isi perutnya di toilet sambil mengeluh sakit perut.
"Ahh, sialan!".  

Pria itu membasuh muka dan menyugar rambutnya dengan air. Dante merasa ada suatu bayangan saat ia menatap cermin. Sesuatu dibelakangnya seperti sedang mengawasi.
"Siapa disana!" ucap Dante.

Pria itu lalu mengusap wajahnya hanya untuk memastikan pandangannya salah. "Sial!" Dante terjatuh kelantai saat melihat bayangan Yami ada dalam pantulan kaca. "Sialan!"

Dante bersikap waspada sekaligus menegang. Apakah itu Yami?, mengapa itu terlihat jelas sekali!. Pria itu melihat sekelilingnya, dan ternyata tidak ada satu orang pun disana.

Dante begitu panik setengah mati, sampai tubuhnya bergetar. Yami sudah mati.. Ya pria itu jelas sudah mati, mana ada orang yang bisa bertahan dilaut?, itu sesuatu yang mustahil.

Dante menenangkan dirinya sambil tetap terjaga. Ia sedang mabuk berat, ya pasti karena mabuk inilah pikirannya jadi kacau.

"Bagaimana situasinya,Finral?"

"Cukup kacau, sejak kau pergi. Nyonya Mereoleona jadi sakit sakitan, Nyonya besar menyerahkan semua kekuasaannya pada Dante, Sedangkan pria itu berfoya foya untuk berjudi, dia benar benar tak bisa dipercaya.. selain itu, Nona ichika malah dimasukkan ke Asrama secara paksa"

"Apa, ke Asrama?!"

"Ya Tuan, padahal sudah jelas nona Ichika tidak mau.."

Yami tidak masalah jika ia dibenci, tapi Ichika?, adiknya tidak salah apapun, berani berani nya Dante melakukan hal itu pada Ichika.

"Aku mohon bantuanmu Finral, sekarang ini tidak mungkin aku muncul dalam keluarga, aku ingin Dante menebus kesalahannya tapi dengan cara perlahan.,

"Tentu saja Tuan Yami, aku akan melakukan apapun untukmu, memangnya apa yang bisa kubantu?"

"Buatlah teror, seolah olah aku ini hantu. buat si Dante itu ketakutan"

Kriiinggg,

suara handphone dari saku Yami berdering memecahkan pembicaraan serius diantara mereka.
Ini pasti dari Charlotte.

"Halo..Oh iya, aku sedang berada di bar, baik aku akan pulang. Kalau kau menyuruhku pulang aku pasti akan pulang"

"siapa yang menelpon?" tanya Finral penasaran.

"Oh itu dari Pacarku, dia sepertinya tidak mau ditinggal barang semenit." kata Yami.

"Pacar?" tanya finral curiga, selama ini setahunya Yami tidak memiliki kekasih,setiap wanita yang melihatnya langsung ketakutan dan kabur.

"Kenapa?, kau tidak percaya aku punya pacar?.Hahahha.. Dia perempuan dari pulau hage, dia bahkan tergila gila padaku sejak pertama kali bertemu"

Ucapan Yami sama sekali tidak dipahami Finral, Yami pasti bercanda atau rasa percaya dirinya terlalu berlebih.

Charlotte menunggu Yami di lobby hotel,ia khawatir sekali saat tahu yami belum kembali. Mendengar pria itu akan segera pulang,membuat Charlotte sedikit tenang.

"kau menunggu disini? sudah lama?"
"Oh Yami, akhirnya kau datang. Aku sangat khawatir" kata Charlotte.

Yami tersenyum mendengarnya.

"Kau selalu saja khawatir padaku Charlotte, sudah ku bilang aku akan pulang, kau kembali saja ke kamar"

"Tidak bisa, aku tidak tenang jika kau belum kembali" tutur perempuan itu.

"Kau manis sekali sister Charlotte". mendengar pujian dari Yami, membuat perempuan itu salah tingkah, Charlotte menggembungkan pipinya

   "E-ekheemm,  ya sudah kita kembali ke kamar."

"Hah?, kau serius mau mengajakku ke kamar?, maksudku kita berdua dikamar yang sama?"

"Yami..."

Wajah Charlotte semakin memanas.

"Ahahaha.. Aku hanya bercanda Charlotte.."

Yah kalau pun kau mau, aku bersedia

Keduanya sudah tiba didepan pintu kamar masing masing.
"Selamat malam" kata Charlotte berpamit "Selamat Malam sister Charlotte.." balas Yami, baru saja Charlotte hendak membuka pintu kamarnya

Yami menahan pergelangan tangan Charlotte.

"Yami, ada apa?" tanya Charlotte berbalik.  Yami melihat Charlotte begitu dalam, Charlotte yang memakai gaun dan tanpa mantila jauh lebih cantik.

"Uhmm, tidak. Aku hanya merasa kau berbeda jika memakai gaun seperti ini, tanpa mantila dan baju biarawati yang biasa kau pakai" kata Yami.

Charlotte meremas kedua tangannya gugup. apalagi pria itu sekarang melihat wajahnya terus, apakah Yami menganggapnya cantik?.

"A-aku, mengantuk.."

Charlotte melepas genggaman pria itu lalu masuk ke kamar. Detak jantungnya berubah menjadi sangat kencang, Charlotte terduduk dilantai, sambil mencoba meluruskan pikirannya. Apa mungkin ia menyukai Yami?, tapi ia tidak boleh menyukai pria. 

Ya Tuhan..

Charlotte berbaring diranjang, sambil memikirkan kehidupannya. Ucapan ayahnya terus terpikir di otaknya, belum lagi ia perlu menjaga sikap dan perasaannya. Sejak kehadiran pria itu, Charlotte merasa hidupnya berubah. tapi entah bagaimana ada ketakutan tersendiri, dan ketakutan ini berasal dari dirinya.
.
Setelah berjam jam berkutat dengan pikirannya, Charlotte tahu apa yang harus ia lakukan. Ia sudah bertekad untuk menghindari adanya hubungan terlarang, ia akan menjauh dari Yami.

***

Keduanya segera kembali menuju pulau Hage, Yami merasa belum tenang karena situasi yang dihadapi adiknya, ia berharap ichika bisa bertahan untuk sementara.

Charlotte melihat pria itu sedang melamun di lobby, "Oh Sister Charlotte, biar ku bawakan tasmu.." kata Yami menawarkan.

Charlotte sempat merasa canggung, tetapi ia ingat dengan tekadnya.
"Tidak perlu!, aku tidak selemah itu!". ucap Charlotte tegas, tapi itu  terdengar seperti orang yang sedang marah  marah.

Sontak saja Yami terkejut mendengarnya.
"mengapa kau marah marah?, masih pagi sudah marah marah?!"

Charlotte tidak menyahut ucapan Yami, dan terus berjalan cepat emnuju meja resepsionist untuk segera check out.

Sepanjang perjalanan, Charlotte bermuka muram dan tidak berbicara pada Yami.  Bahkan perempuan itu seperti pura pura tertidur. Apa dia mencoba menghindar darinya?. Perubahannya drastis sekali.. semalam Charlotte bersikap manis dan perhatian, tapi pagi ini berubah menjadi pendiam dan galak.

Yami bahkan memikirkan ini sepanjang perjalanan, ia cukup bisa membaca pikiran orang termasuk bahasa tubuh wanita. tapi...

"Ahhh",

Yami mengetahui sesuatu. Bisa saja Charlotte mencoba berpura pura  atau menutupi sesuatu dibalik baju sucinya, tapi jelas perempuan itu bergairah, dan Manusia tidak pernah lepas dari gairah.

sama seperti kucing milik Ichika yang sering mencakar cakar bantal hingga sobek karena gairahnya tak tersalurkan.

Jadi itu sama saja, Charlotte marah marah karena ingin dimengerti.

hahahha Ya Tuhan. Mengapa dia lucu sekali.

TBC

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang