BAB 18

235 15 18
                                    


Yami menghirup sebatang rokok di pagi hari sambil memandang lautan luas.Laporan dari Finral mengenai Dante cukup membuat ia tenang. Ia hanya cukup menunggu momen sampai waktunya tepat untuk menunjukkan diri ke permukaan. Charlotte juga sekarang malah menjauh, ia jadi terpikir bagaimana caranya agar menarik perhatian Charlotte, mungkin merubah sikap menjadi dingin dan arogan membuat Charlotte sedikit terbuka matanya.

"Tuan Yami, terimakasih mau menemuiku" ujar Karna.

"Hmmm"
Karna memandang lautan luas dan perhatiannya tertuju pada beberapa anak yang sedang belajar bersama.

"Sister Charlotte begitu cantik, aku iri dengannya. para pemuda disini sering mengatakan banyak hal tentang sister Charlotte, sayang sekali dia seorang biarawati, jadi yah.. dia tidak akan dinikahi siapa pun" gumam Gadis itu.

"Aku yang akan menikahinya" ujar Yami merespon dengan spontan

"Hah?, Apa maksudmu Yami?, itu tidak akan mungkin, sister Charlotte tidak boleh menikah"

"Jika aku menyukainya,bagaimana?, sudahku bilang aku akan menikahinya" ujar Yami.

"Jadi,maksudmu kau menyukai sister Charlotte.. begitu?"

"Hmmm, tapi sekarang ini hubunganku dengannya merenggang karena kesalahpahaman"

Karna merasa hilang harapan. jadi Yami menaruh hati pada sister Charlotte... dilihat dari sifat pria itu yang cukup keras kepala, sudah cukup bagi Karna untuk tahu, bahwa tidak ada ruang lagi yang tersisa untuknya.

"Pantas saja kau bersikap cukup kasar pada sister Charlotte, jadi apa mungkin kau sengaja melakukan itu?" tanya Karna.

"Ya mau bagaimana lagi, habis dia berubah menjadi cuek. Aku balas lagi saja. Eh, begini Karna, bisa aku minta tolong padamu?"
Karna tidak bisa menolak, saat Yami meminta pertolongan, apalagi sebelumnya ia pernah diselamatkan oleh Yami.

"Memangnya ada yang bisa aku bantu?"

Yami kemudian berpikir sejenak. "Hmm begini, bisakah kita pura pura dekat dan menjadi sepasang kekasih. jika didepan sister Charlotte?"  Karna berpikir sambil memikirkan baik buruknya.

"Masalahnya, memangnya ada perubahan jika kita berpura pura didepan sister Charlotte.. maksudku, mungkin saja dia tidak punya perasaaan padamu" ujar Karna

"Sudahlah, kau turuti saja, aku serius minta tolong padamu."

Karna pun mengikuti saja ucapan pria itu.

Yami sangat yakin, Charlotte ada perasaan untuknya, perempuan itu hanya gengsi dan tsundere, awas saja Charlotte akan ku buat kau sedikit sakit supaya perempuan itu mengakui perasaannya.

Apa dia sudah keterlaluan ya?. Yami jadi terpikir saat ia melihat Charlotte begitu terluka karena perlakuannya. Apa ia harus mengakhiri saja sandiwara ini.. ia melihat Charlotte seperti menangis dikamarnya. Yah.. mungkin itu bentuk cemburu. tapi tetap saja Charlotte belum juga mengakui perasaannya.

Lama lama ia jadi tidak tega pada Charlotte, mungkin ia terlalu berlebihan. Lebih baik ia jujur saja pada Charlotte dan mengakhiri sandiwara ini.

***

Charlotte mengambil koper miliknya, ia sudah menyerah, sulit untuk berpura pura sabar dan   mengabaikan perilaku Yami. Pria itu selalu saja menyakiti perasaannya, dan secara tidak langsung Yami mengusirnya dari tempatnya tinggal. Ia tidak bisa terus seperti ini. Dinding pertahanannya runtuh saat tahu Yami dan Karna sudah menjadi sepasang kekasih. Ia berniat akan menemui bapa untuk pamit dan pergi untuk sementara waktu.

***

Yami menemui Karna yang kebetulan sekali gadis itu sedang berada di gereja. "Oh Yami, ada apa?"

"Sepertinya,aku cukup berlebihan pada Charlotte, Dia langsung menangis saat aku mengatakan kalau  kita berkencan" ujar pria itu.

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang