BAB 31

125 10 3
                                    

Julius tiba dikediamannya, ia melihat rumahnya cukup sepi, biasanya Charlotte sedang sibuk didapur atau duduk di ruang keluarga sambil membaca sebuah buku tapi ia sama sekali tidak melihat sosok putrinya juga, dan waktu menunjukkan sudah pukul 7 malam.

"Pulli, apa Charlotte sedang pergi?" tanya Julius. 
"Iya Tuan, nona Charlotte saat siang sedang pergi berbelanja kebutuhan" 
"Apa dia sudah pulang?" tanya Julius kembali.

Pulli  cukup ragu, karena ia belum bertemu Charlotte selama di rumah. 
"Aku tidak tahu tuan.." ucap nya Ragu. 

Julius sedikit khawatir akan putrinya, tapi seketika  ia menyadari bahwa Charlotte adalah wanita dewasa, wajar jika gadis itu belum pulang, mungkin Charlotte sedang pergi dan bertemu teman lamanya, apalagi Charlotte sudah lama berada di pulau Hage yang terpencil dan kumuh, mungkin putrinya  pergi ke suatu tempat untuk bersenang senang, Yah tidak masalah jika Charlotte pergi seharian atau berhari hari untuk melepas lelah semoga saja Charlotte akan kembali ke rumah dan tidak akan pergi ke Pulau Miskin itu, apalagi Charlotte sebentar lagi akan menjadi istri Dante Zogratis.

***

Charlotte merasakan sakit dikepalanya, pandangannya kabur, dan bau alkohol menusuk di indera penciumannya. seluruh anggota gerak nya terasa lemas. Efek biusnya mempengaruhi seluruh tubuhnya, hingga kaku. dan Charlotte tidak bisa bergerak terutama saat kedua tangan dan kakinya  diikat kebelakang. 

Orang yang melakukan ini terhadapnya tak lain adalah Dante, pria yang ia pernah bertemu dengannya di Mansion Roselei, sejak awal ia tidak pernah suka dengan pria itu, dan ia mendengar bahwa ia akan dinikahkan oleh pria ini.

Charlotte menjadi semakin sedih, 

Mengapa Julius tega menikahkannya dengan pria seperti dante. Melihat reaksi Julius saat itu pun, terlihat tertekan pada Dante. Ada sedikit kekesalan pada diri Charlotte, betapa lemahnya Julius menghadapi Dante, Julius seperti tidak bisa melakukan apapun untuk melindunginya.  

Charlotte tidak boleh menyerah begitu saja, ia perlu berbuat sesuatu, sekuat tenaga ia membuka tali yang mengikat tangannya, tali itu cukup mudah untuk dibuka, karena kondisi tubuhnya masih lemas, Charlotte hanya mampu berusaha sedikit demi sedikit.

Charlotte meneteskan air mata

Yami..

Ia hanya berharap pada pria itu, Semoga saja Tuhan bisa menggerakkan naluri pria itu untuk menolongnya.

***
"Apa!?, Charlotte belum pulang dari sejak siang?!".  Yami amat terkejut setelah bertanya pada Pulli tentang keberadaan Charlotte.Ia tahu Charlotte tidak pernah bisa jauh darinya, dan mengetahui Charlotte belum pulang membuat Yami cukup panik dan langsung menghubungi Finral.
 
"Itu benar, terakhir kali nona Charlotte pergi untuk berbelanja, aku sempat menawarkan untuk menemaninya, tapi nona Charlotte menolak" tutur perempuan itu

"ada apa ini ribut ribut?, apa kalian tidak istirahat?" Julius keluar dari kamarnya sambil memakai mantel piyama. 

"Charlotte.. Dia belum datang sejak siang tadi" kata Yami khawatir.

"Oh.biarkan saja, sepertinya Charlotte sedang bersenang senang atau mengunjungi temannya" tutur Julius enteng. Mendengar jawaban Julius membuat Yami murka.

"Apa?!" 
Pria itu memberikan ultimatum keras pada Julius, hingga Julius mundur dan ketakutan.

"Bisa bisanya kau meremehkan masalah ini?!" kata Yami.

"T-tenanglah Yami,, maksudku Charlotte adalah wanita dewasa, wajar jika ia belum datang.."

"Kau keterlaluan, pak tua!." ucapnya keras. Yami menarik kerah baju pria itu dan mengangkatnya.

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang