Charlotte duduk diperapian sambil melirik kamar yang kini ditempati pria asing. perempuan itu menggosok gosokkan tangannya lebih dari sekali, selain karena cuaca yang dingin, ia juga tidak terbiasa serumah dengan pria. Apalagi pria itu terlihat kasar dengan wajah yang mengancam. Rumah ini juga begitu sempit seperti tidak ada jarak sama sekali, hanya ada dapur,perapian dan 2 kamar saja, kamar miliknya pun tidak bisa di kunci.
Semoga ia bisa selamat melewati malam ini.
Udara yang dingin serta kondisi tubuh yang cukup lelah membuat rasa kantuk yang teramat sangat dan tidak bisa dibendung oleh Charlotte, perempuan itu berbaring disofa, ia hanya berniat sekedar berbaring, tapi beberapa menit kemudian ia langsung terlelap.
***
Suara burung pelikan dan deburan ombak membangunkan Charlotte, mata biru perempuan itu langsung tertuju pada jendela kaca yang menampilkan pemnadangan indah yang setiap hari ia lihat, laut, pasir pantai dan sang surya yang mulai terbit. Pagi yang sangat indah, dan Charlotte tidak pernah bosan melihatnya.
Charlotte bangun, lalu meregangkan tubuhnya, ia menghadap ke kanan dan.."Whhaaaaa, app-apa yang kau lakukan?" Charlotte terlonjak sambil ketakutan. Bagaimana tidak, pagi hari yang biasa ia lewati dengan seorang diri dan penuh keheningan, tiba tiba saja ia dikejutkan dengan sosok pria bertubuh besar dengan rambut acak acakan sambil bertelanjang dada, duduk tepat didepan sofa, dengan wajah menyeramkan seperti pembunuh berdarah dingin. Charlotte merasa begitu ketakutan, dan pria itu masih saja diam tanpa mengatakan apapun.
"t-tuan.. kau, apa kau, kau baik baik saja?.. To-tolong jangan melakukan sesuatu padaku.." ucap Charlotte ketakutan,
perempuan itu membenarkan gaun hitamnya lalu duduk dengan kaku.
Yami masih diam saja dengan pandangan yang lurus dan kosong, ia bahkan tidak bergerak sama sekali ditempatnya.
"tempat apa ini?," tanya Yami.
"I-ini.. Ini pulau Hage, kau hampir saja tewas karena tenggelam, bapa pendeta dan penduduk kami yang menyelamatkanmu" ungkap Charlotte."Aku?, tenggelam?" Pria itu berkerut seperti orang kebingungan.
"Iya, Tuan." Charlotte segera beranjak dari kursi, lalu segera ke dapur untuk meminum segelas air, tak lupa ia memberikan segelas air pada orang asing tersebut.
"Minumlah.."
Praaaang, Yami langsung menepis gelas tersebut hingga pecah, pria itu bangkit lalu berdiri di sudut ruangan"jauhkan benda itu dariku!" teriaknya
"T-tuan.." Charlotte kebingungan saat pria itu tampak ketakutan, Mungkinkah dia trauma dengan air?.
"Tenanglah Tuan, aku tidak akan melakukannya" Charlotte mengangkat tangannya keatas,Ia lalu perlahan melangkah kearah Yami.
"Tenanglah, semua akan baik baik saja.." Yami terlihat begitu resah, raut ketakutannya terlihat dimata Charlotte. "AKu tidak akan menyakitimu, kau harus tenang. Kau pasti melewati hal yang buruk"
kata Charlotte, begitu perempuan itu berada didekatnya, Yami langsung mendekap tubuh Charlotte dengan tangan gemetar"Aku sangat ketakutan, aku benar benar tidak tahu harus bagaimana..".Charlotte bingung harus bertindak bagaimana, pria ini ketakutan dan malah memeluknya begitu erat, jika ia menepisnya, mungkin pria ini akan memberontak atau kecewa.
"Aaah" Charlotte semakin terkejut saat merasakan bokongnya diremas pria asing itu. Charlotte merasa kesal karena ini seperti dia dilecehkan, tapi apa ia harus marah, pada pria yang sedang ketakutan dan terlihat trauma?
"Sebentar.. kau tenanglah dulu.. aku.. aku akan menemui bapa pendeta, sementara itu sebaiknya kau duduk dan beristirahat" gumam Charlotte.
"Tidak! Apa itu pendeta!, aku hanya ingin kau disini.." Yami kemudian kembali memeluk charlotte lebih erat.
Charlotte begitu kesulitan untuk menjauhkan diri dari pria itu, apalagi.. pria asing ini bahkan tidak memakai baju dan bertelanjang dada. Wajah Charlotte seketika memerah, ia belum pernah sedekat ini dengan pria.
"Tuan, dengarkan aku, bapa pendeta sudah menyelamatkanmu, dia harus tahu kalau kau sudah sadar. Jadi Tuan.. duduklah, aku akan memanggil beliau, dan aku akan kembali kemari secepat yang aku bisa"
Pelukan Yami mulai melemah, ia lalu melepaskan Charlotte.
"'Baiklah.."
"Tunggulah disitu, aku akan kembali"
Charlotte lalu memakai alas kaki dan segera pergi ke rumah pendeta.
Charlotte langsung bergegas pergi, sambil menggenakan mantilla miliknya, ia memakainya dengan buru buru hingga rambutnya terlihat.
Yami melihat kepergian perempuan itu, sampai sosoknya menghilang dari pandangan.
"Hahahaha" pria itu tertawa cukup keras. "Menarik.." gumamnya,Ia tidak mungkin bersikap normal setelah semalaman berpikir cara apa yang tepat untuk membalas perbuatan Dante Zogratis. Jika ia muncul tiba tiba dan kembali pada keluarganya lalu mengungkapkan perbuatan Dante, pasti Yami dianggap pembohong, Dante paling ahli bersilat lidah, dan ia perlu hati hati dengannya, maka dari itu cara terbaik adalah ia perlu menghilang cukup lama, dan biarkan hidupnya berjalan sambil berada ditempat ini, dan untuk bisa tinggal ditempat ini, ia perlu alibi.
Saat di pagi buta, Yami beranjak dari kamar kecil itu, ia sudah menghabiskan makanan yang dibawakan biarawati. Ia melihat perempuan tadi yang kini tertidur disofa, Yami sengaja duduk di kursi sambil mengamati perempuan itu. Kapan lagi ia bisa melihat perempuan sedang tidur, selama ini wanita yang melihat dirinya selalu kabur dan ketakutan.
Yami mengamati biarawati tersebut, sepertinya perempuan ini begitu kelelahan. selain itu, ia mengakui bahwa perempuan itu begitu cantik, benar benar seperti malaikat, bulu matanya yang panjang dan rambut pirang keemasan miliknya begitu menghipnotis Yami.
Selama berjam jam dalam pengamatannya, Yami jadi terpikir mengapa ada perempuan cantik yang ingin menjadi biarawati?. apa mungkin perempuan ini tidak mau menikah karena ada trauma dan semacamnya?, tapi Yami tak mau ambil pusing, ia akan tahu tentang perempuan ini seiring berjalannya waktu. Lagi pula ia bisa ambil kesempatan yang bagus untuk bersenang senang dengan perempuan ini.
lanjut gak nih? wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Unholly
RomanceCharlotte Roselei pergi dari kehidupannya, ia bersembunyi di daerah terpencil dan menawarkan diri sebagai biarawati selama bertahun tahun, sampai akhirnya ia bertemu pria asing yang tiba tiba ditemukan di pantai dalam keadaan hilang ingatan. Yami Su...