Yami sedang memutar otak untuk mendapatkan pundi pundi uang, ternyata cukup mudah walaupun ia mendapatkan sedikit, ia hanya perlu menangkap ikan, semakin banyak tangkapan maka, uang yang didapat pun semakin banyak. tapi uang dengan nominal seperti ini, akan sulit dikumpulkan dengan cepat. Ia butuh tambahan uang. Ketika ia melihat pak pendeta sedang duduk duduk didepan gereja, Yami pun kembali melancarkan aksinya.
"Selamat sore bapa" sapa Yami.
"Selamat sore, bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya bapa."Hariku baik, yah, tentu saja agak lelah karena seharian ini aku ikut berlayar untuk menangkap ikan"
"jangan memaksakan diri Yami, nanti kau malah sakit "
"Mau bagaimana lagi, aku harus mencari uang untuk kehidupan sehari hari, aku merasa harga diriku turun jika terus saja bergantung pada sister Charlotte, aku juga ingin berupaya memenuhi keinginan sister Charlotte. Dia berencana pergi menemui ayahnya di negeri Clover, aku tidak bisa membiarkan dia pergi sendirian, aku merasa perlu menjaganya. maka dari itu aku mencari uang untuk bisa pergi bersama dengan sister Charlotte" kata Yami terdengar seperti pahlawan kesiangan.
Mendengar ucapan Yami, membuat Bapa cukup tersentuh. "Jadi sister Charlotte ingin menemui ayahnya?, tentu saja akan aku izinkan, lagi pula sister Charlotte adalah bagian penting dari pulau hage. sebaiknya kalian berangkat besok pagi.." titahnya
"Tidak semudah itu, bapa, aku harus mengumpulkan uang.."
Bapa langsung mengajak Yami menuju kediamannya. Seringai senyuman jahat terpatri diwajah Yami. Ini yang ia tunggu tunggu.
"Masuklah,".Yami menunggu di ruang duduk disaat bapa pendeta sedang sibuk sendiri dikamarnya.
"Ini tidak banyak, ambil lah.." Bapa memberikan sejumlah uang didalam amplop.
"Ya Tuhan, apa ini?" Yami segera membuka amplop tersebut."I-ini uang?, Bapak apa kau sungguhan?, aku tidak bisa menerima ini?, jangan jangan ini uang tabunganmu" kata yami.
"Tidak, ini adalah uang santunan dan donasi yang setiap minggu kami terima, pakailah dulu, kau bisa menggantinya nanti" tutur pria tua itu.
Yami mendesah tak enak.
"Aku tidak tahu harus berkata apa, tapi sungguh ini bantuan yang cukup. . aku akan menggantikannya suatu saat""bersiaplah kita berangkat besok"
"Apa maksudmu Yami?"
"tentu saja berangkat ke negeri Clover, bukankah kau ingin menemui ayahmu?, maka aku juga akan mengantarkanmu"
Charlotte yang sedang memasak, mendadak tercengang dengan sendok masak ditangannya, apa Yami pikir berangkat ke negeri Clover tidak pakai biaya.
"Yami, itu tidak mungkin, aku berencana lusa akan berangkat sendirian menuju negeri Clover"
Yami merogoh kantungnya dan membuka sebuah amplop coklat berisi uang, Charlotte memicingkan mata saat melihat pundi pundi uang yang sangat lebih dari cukup untuk perjalanan menuju negeri clover
"Yami, apa mungkin kau...kau mencuri?!" kata CHarlotte curiga. tidak mungkin Yami mendapatkan uang dengan jumlah yang banyak hanya dalam waktu sehari. Tiba tiba saja Charlotte merasa panik."Mana mungkin aku mencuri, kau tidak perlu tahu aku mendapatkannya darimana.. yang jelas aku mendapatkan uang dengan cara yang jujur dan tentu saja aku melakukan ini semua untukmu sister Charlotte"
"Tapi.. Yami, apa kau yakin?, kau mengumpulkan uang dengan cepat, lalu hanya untuk mengantar aku saja?" tanya Charlotte.
Yami melangkah lebih dekat, Yami sengaja menajamkan matanya menembus mata biru milik perempuan itu. Yami lalu, menyentuh lengan perempuan itu .
"Memangnya apa yang tidak untukmu, Charlotte?"
Charlotte mundur satu langkah, mata perempuan itu melebar lalu wajahnya kembali bersemu. Ia baru pertama kali mendengar Yami menyebut namanya dengan tidak menggunakan 'sister'.
Jantung Charlotte berdetak lebih cepat, ia takut detak jantungnya terdengar oleh Yami. Ya Tuhan, bahkan mereka begitu cukup intim.
"E-ekhem.." Charlotte langsung menjauh dan menghindari Yami."Baiklah, hari ini.. maksudku, besok kita berangkat"
"Bagus,kalau begini aku jauh lebih tenang"
***
Setelah berpamitan dengan tetangga dan pak pendeta, paginya, mereka berdua pergi dengan kapal laut. Sepanjang perjalanan, Charlotte menggosok gosokan tangannnya karena kedinginan. Menyadari hal itu, Yami langsung memberikan syal pada Charlotte. "ini,pakailah.."
"Yami, tidak perlu, kau juga pasti kedinginan.."
"Tidak apa apa, aku terbiasa dengan angin laut.." kata Yami.
Charlotte melihat tangan yami sedikit bergetar, ia yakin Yami pun merasa kedinginan karena memang angin pagi ini begitu kencang, Yami selalu saja berpura pura.
Charlotte membuka syal itu dan melebarkannya."Kita berdua sama sama kedinginan, aku tidak mau kau sakit"
Charlotte membaginya lalu syal itu ia pakaikan ke tangannya lalu ke tangan pria itu.
Tiba-tiba saja Yami merasa cukup hangat, selain itu, ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh perempuan selain Mereoleona. Apa yang dilakukan Charlotte ini begitu manis, bukan tidak mungkin kalau ini adalah maksud tersirat Charlotte, bisa jadi selain berbagi syal, mereka juga nantinya akan berbagi ranjang, berbagi selimut.
Yami mendadak merasa tubuhnya memanas karena gairah, ia membayangkan jika ia bercinta dengan Charlotte.
"Apa kau sudah merasa hangat?" tanya Charlotte.
"ya.. aku.."
Otak mesum pria itu langsung mulai bekerja.
"Aku masih merasa dingin sister Charlotte,rasanya aku tidak tahan. " dusta pria itu.
"Oh.."
Charlotte langsung memegang kedua tangan Yami, lalu menggosokkannya.
"Tanganmu cukup dingin" ungkap Charlotte
Yami merasakan tangan Charlotte yang begitu lembut.
Jika saja tangan itu menyentuh dan menggosok bagian tubuh dirinya yang lain.. mungkin itu sangat bagus.
"Sekarang tanganku jauh lebih hangat, sepertinya kalau tubuh kita menyatu memang terasa cukup hangat" gumam Yami.
"M-maksudmu.."
Charlotte menduga ada sesuatu dibalik ucapan Yami. seketika wajahnya panas dan memerah..
Selain itu, ia tidaklah sepolos itu."Maksudku, jika tubuh kita saling berdekatan, contohnya tangan kita berdua menyatu seperti ini.. jauh lebih hangat,bukan.." kata Yami.
"Oh ya, tentu saja." Charlotte langsung menunduk malu,
Yami tersenyum tipis melihat reaksi perempuan itu."Kita akan melakukan perjalanan panjang, kau tidak perlu canggung padaku, sister Charlotte. kau bisa mengatakan langsung padaku, termasuk kalau kau ingin dihangatkan"
"Uhukk uhukkk.." Charlotte langsung terbatuk batuk mendengar penuturan Yami. Ia bukanlah makanan yang harus dihangatkan?!. Mengapa pria itu mengatakan yang aneh aneh. dan.. ucapannya begitu ambigu.
"Tidak.. tidak perlu." Charlotte tiba tiba saja panik, ia bingung harus menjawab apa.
Ia tidak tahu apakah Yami menggodanya? atau sebenarnya pria itu berbicara tanpa dipikir terlebih dahulu, karena saat ini Yami menatapnya tanpa ekspresi. dan begitu tajam.
Rasanya Charlotte ingin pergi sambil menenangkan dirinya."A-aku akan masuk kedalam"
Yami memperhatikan reaksi dan gerak tubuh Charlotte. Sudah beberapa hari ini, ia merasa Charlotte agak berbeda, wajahnya yang sering kemerahan, ekspresi ketika salah tingkah, termasuk kebiasaan tertentu seperti menggigit bibir bawahnya.
"see, dia itu diam diam memang ingin diperawani."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unholly
RomanceCharlotte Roselei pergi dari kehidupannya, ia bersembunyi di daerah terpencil dan menawarkan diri sebagai biarawati selama bertahun tahun, sampai akhirnya ia bertemu pria asing yang tiba tiba ditemukan di pantai dalam keadaan hilang ingatan. Yami Su...