"Aku..menginginkanmu Yami"
Charlotte bernafas lebih cepat, buku buku jarinya membiru karena kepalan tangannya yang kuat. Charlotte begitu malu dan takut. tapi membayangkan keterpurukan dirinya selama beberapa hari karena Yami, ternyata jauh lebih menakutkan, Charlotte tidak tahu seperti apa hubungan mereka kedepan, tapi ia berusaha bersikap jujur pada perasaannya. Ia sangat menginginkan Yami berada disisinya, ia menginginkan pria itu menjadi miliknya. Ia tidak rela Yami dimiliki perempuan lain.
Yami tersenyum mendengar pengakuan Charlotte.
"Akhirnya kau bisa jujur juga sister Charlotte, aku tidak menyangka."
Yami menggosok gosokkan rambutnya dan sedikit salah tingkah.
"Jadi.. hmmm kau menginginkan aku. Sungguh?, jadi.. sekarang.. kau ingin diperawani?"
Charlotte menutup wajahnya malu.Apa ia salah bicara atau bagaimana, tetapi ada kesalah pahaman diantara mereka.
"Ti-tidak Yami!, maksudku tidak begitu..Aku tidak berniat begitu Yami" tuturnya.
Yami tertawa keras, lalu menyentuh kepala Charlotte.
"Hahaha, Baiklah, sepertinya aku salah paham, itu semua karena terlalu menginginkanmu Charlotte".
Charlotte menunduk, bukan berarti ia tidak terpikir soal itu, hanya saja ia belum siap dan juga... itu sama saja ia sudah berbuat dosa.
Yami melihat koper dan barang barang Charlotte berada di ruang tamu.
"Hmm, apa itu?, kau berencana kemana?" tanya Yami.
"ehh, se-sepertinya aku tidak jadi pergi" ungkap Charlotte.
"Huh?, jadi kau berencana pergi?!. Ya Tuhan, sister Charlotte, kau sampai sebegitunya karena aku?"
Charlotte menautkan kedua jarinya sambil menunduk. Ini terlalu memalukan untuk didengar. Yami menarik lengan Charlotte lalu mencium pipi perempuan itu. Kedua tangannya memeluk dan menyentuh tubuh Charlotte.
"Kau tidak bisa hidup tanpaku,Charlotte?"
Charlotte belum sempat menjawab karena Yami sudah membungkamnya dengan ciuman di bibir.
Yami memegang kepala Charlotte, ia tidak membiarkan Charlotte pergi begitu saja. Ia sudah menantikan saat dimana perempuan itu menginginkannya, bukan dengan paksaan.Yami bisa merasakan Charlotte begitu tegang, bahkan bibirnya sedikit bergetar.
Yami langsung melepaskannya,ia tidak mau membuat Charlotte panik, mungkin ciuman kecil ini cukup untuk mengawali sebuah hubungan diantara mereka, setidaknya Charlotte sudah mulai jinak.
***
Charlotte bergerak gelisah ditempat tidur, di Otaknya hanya ada Yami. Ia terlalu gelisah dengan keadaan dalam hidupnya yang berubah.
Charlotte tahu ini adalah sesuatu yang melanggar, tapi ia juga menginginkan hubungan dengan Yami. Hatinya seperti sudah terkunci untuk pria itu dan sulit untuk membukanya. Bahkan mungkin tubuhnya pun juga..
Ia masih ingat rasa pria itu saat mencium bibirnya. Ia ingin lebih, ia ingin Yami melakukannya lagi.
Oh Tidak!, mengapa aku jadi seperti ini.
Ia seperti hilang kendali.
Charlotte bangkit dari ranjangnya lalu membuka jendela agar ia bisa menghirup udara lebih banyak untuk menjernihkan pikirannya.
***
Keduanya tidak lagi membahas soal hubungan mereka. Yami seperti memahami bahwa perasaan Charlotte hanya untuknya, perempuan itu terlalu malu saja mengungkapkan, lagi pula apalah arti pengakuan, jika sebuah tindakan dan perbuatan jauh lebih bermakna.
Seperti biasa rutinitas pagi diawali dengan Charlotte yang bangun pagi menyiapkan masakan, sedangkan Yami sibuk melakukan peregangan tubuh. Pria itu senyum senyum sendiri melihat istrinya sedang sibuk didapur, bahkan sekarang wajah Charlotte begitu cerah berbeda dengan sebelumnya, yang selalu pucat pasi.
Ya Tuhan.. Efek dirinya bagi Charlotte begitu besar rupanya..Perempuan itu seperti tidak bisa hidup tanpanya.
Yami mendapati Charlotte sedang melirik kearahnya. Charlotte kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain sambil menahan senyumnya
"Ada apa senyum senyum?, kau senang priamu ini sekarang sudah jadi milikmu?" Ujar Yami terlalu percaya diri.
"E-ekhem, tidak juga!" seru perempuan itu.
Sinar matahari menembus melalui ventilasi dan menerpa tubuh Charlotte. Yami dengan jelas bisa melihat sesuatu dibalik gaun tidur putih yang dikenakan perempuan itu dan terlihat sangat menerawang.
sial
Apa Charlotte tidak pakai bra?! .Apa jangan jangan perempuan itu sengaja melakukannya. Jadi Charlotte sudah mulai berani terang terangan menggodanya.
"Ckckck, malu malu begitu.."
Yami memeluk Charlotte dari belakang, pria itu mencium leher Charlotte yang terbuka.
"Yamii.."
"Ssshht. Aku tidak bisa tidur semalaman karena memikirkanmu" bisik pria itu.
Charlotte pun sama, ia tidak bisa tidur karena memikirkan Yami. Ini suatu kesamaan yang sangat aneh.
Yami menyentuh lengan Charlotte agar menghadap kearahnya.
Tepat dugaannya Charlotte tidak pakai bra, ia bisa melihat gundukan lembut yang bergerak lebih bebas.
benar benar perempuan penggoda
sial, tangannya sudah gatal ingin menyentuhnya.
"Berhenti melihatku Yami, aku sangat malu" gumam Charlotte.
"Mengapa harus malu?"
Charlotte memalingkan wajahnya sambil tersipu.
"A-aku tidak tahu, sejak semalam aku.. aku selalu gemetar"
"Oh ya?, jadi sekarang kau merasa jantungmu berdebar?."
Charlotte mengangguk kecil.
"jadi sebenarnya kau itu berdebar karena aku atau ada hal lain?, hmmm, sepertinya aku perlu memeriksanya. Jika kau izinkan, bolehkah aku menyentuh dadamu sister Charlotte?"
Charlotte terlihat panik, ia langsung menyilangkan kedua lengannya didada.
"Ti-tidak!,mengapa kau malah mengatakan itu, Yami hentikan.."
"Aku kan hanya meminta izin, kalau kau tidak mau. Tentu saja tidak akan aku lakukan." gumam pria itu.
Yami menyentuh rambut pirang Charlotte. Menyentuh kepala dan menggosokannya adalah tanda sayang Yami pada seseorang. Ia sering melakukan itu pada adiknya Ichika dan sekarang pada Charlotte.
Yami menundukkan sedikit kepalanya lalu mengecup bibir Charlotte lalu melepaskannya.
"uhmm, sister Charlotte.. kau itu tidak bisa berciuman ya?"
Charlotte begitu malu saat Yami mengatakannya langsung, ia memang wanita yang cukup kaku dan tidak tahu apapun soal pria.
Pasti Yami menganggapnya demikian. Pasti ciumannya begitu buruk.
"M-maaf, aku tidak bisa." kata Charlotte.
"Bukan tidak bisa, tapi belum."
Yami tersenyum jahat. Charlotte itu miliknya, perempuan polos ini hanya boleh dirusak oleh dirinya saja.
"Kau akan tahu nanti.."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Unholly
RomanceCharlotte Roselei pergi dari kehidupannya, ia bersembunyi di daerah terpencil dan menawarkan diri sebagai biarawati selama bertahun tahun, sampai akhirnya ia bertemu pria asing yang tiba tiba ditemukan di pantai dalam keadaan hilang ingatan. Yami Su...