BAB 17

162 21 6
                                    

Charlotte seperti mati rasa. Ia sudah melampiaskan kesedihannya sepanjang malam dan rasanya itu belum cukup. Ia masih tidak mengerti mengapa ada orang seperti Yami. Mengapa Yami setega itu, apa pria itu lupa dengan kebersamaan mereka, atau pria itu sedang marah sehingga sengaja melakukan ini semua.

Charlotte sudah lelah bersumpah serapah pada pria itu sampai ia sakit hati.

Charlotte lantas pergi ke gereja untuk berdoa. ia memang mengalami patah hati yang membuatnya kesulitan dan tidak berkonsentrasi dalam bekerja.  tapi mungkin cara inilah yang terbaik. ia sudah menjadi biarawati, tidak ada jalan berhubungan dengan pria. Ia mungkin bersalah, karena sedikit menaruh hati, mungkin Tuhan tahu itu salah, maka Tuhan langsung menegurnya dengan memberikan rasa sakit hati, sekaligus membuka siapa Yami yang sebenarnya. Setidaknya ia tahu seperti apa pria seperti Yami, dan ia harus memberitahu pada Karna, agar gadis itu tidak tersesat.

"Kau mau kemana?" tanya Yami

Pria itu melihat wajah Charlotte sedikit berbeda, kantung matanya sedikit bengkak, dan wajahnya agak sembap, Yami tersenyum sinis pada perempuan itu.

"Kau tidak perlu tahu" ucap Charlotte.

"Kenapa?, kau mau bertemu Karna, ingin memberitahu betapa brengseknya aku, huh?" Charlotte tercekat, mendengarnya, ini seperti Yami tahu apa yang dipikirkannya, apa dia punya kemampuan membaca pikiran?

"Ada apa?, sekarang kau kaget karena aku tahu apa yang kau pikirkan?, hahaha.. wajahmu itu sangat bisa dibaca" ujar pria itu.

Charlotte langsung berlalu dan berniat pergi dari Yami, tapi pria itu langsung menghentikannya.

"Percuma!." kata Yami.

"Lepaskan aku!, kau tidak bisa merusak perempuan, aku akan melaporkanmu pada bapa" ancam Charlotte.

"Ahahhaa.. sudah ku bilang, itu percuma!. Kau mau melaporkan bagaimana?, memangnya kau punya bukti?"

Charlotte semakin geram mendengar ucapan meremehkan dari pria itu. Charlotte mulai memberontak, tapi semakin ia berusaha lepas dari pria itu, semakin tangannya terasa kesakitan.

"Sudah kubilang percuma!"

"Tidak ada yang percuma, jika aku berusaha" ujar Charlotte.

"Itu percuma Charlotte. Aku dan Karna sudah berkencan!, kami sekarang sudah menjadi sepasang kekasih"

"A-apa..Kau.. dan.." Charlotte berharap ia salah mendengar, tubuhnya terasa lemas, tidak terasa Charlotte meneteskan air mata, ia begitu malu,marah dan hancur.. Yami sungguh tidak punya perasaan.

"Apa ada yang ingin kau katakan Charlotte?"

"Kau brengsek.."

Yami mendengus kesal."Hanya itu?.. lihatlah  kau itu cuma bisa menangis"

TBC

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang