BAB 22

250 17 9
                                    

WARNING 21+


Charlotte tidak tahu harus merespon seperti apa, Ia tahu Yami selalu menggodanya dan sekarang pria itu terang terangan menginginkannya. Ia hanyalah perempuan biasa yang tidak mengenal gairah dan tidak tahu caranya menggoda pria, ia begitu kaku, tapi diam diam ia juga menginginkan ini. 

Yami terlihat cukup ahli menggoda perempuan, apa kehidupannya dimasa lalu pria itu seorang playboy atau terbiasa berganti ganti pasangan. Charlotte tidak bisa berpikir lagi, sekarang ia bahkan duduk dipangkuan Yami, keduanya saling berhadapan, dan posisi ini sangat dekat dengan bagian intim pria itu.

"Yami, a-aku.. Tidak. Aku sangat malu, ini begitu memalukan, Aku tidak terbiasa seperti ini"

"Hahaha, rileks" Yami menangkup wajah Charlotte agar sejajar dengannya. Ia menguraikan helaian rambut keemasan Charlotte dan menciumnya. 

"Kau tahu,aku menginginkanmu sejak awal.. sampai akhirnya kau menyerah juga."

Charlotte bernafas dengan tidak teratur, Suara pria itu begitu berat, dan menggoyahkan kendalinya.

"Hmmm"

"Berikan aku ciuman, di bibir" perintah Yami,

Charlotte  menunduk lalu menciumnya. Charlotte tidak tahu harus seperti apa, baginya sebuah ciuman adalah ungkapan rasa sayang yang jauh lebih intim, ia hanya menempelkan bibirnya di bibir pria itu. 

"Sister Charlotte, itu namanya kecupan bukan ciuman. Sepertinya aku perlu  melatihmu supaya tahu seperti apa rasanya ciuman"

Yami menyentuh tengkuk Charlotte, dan  mulai mengambil kendali.

Yami menciumnya perlahan, lalu mulai melumatnya. Bibir Charlotte terasa lembut dan memabukkan, ada aroma anggur yang manis karena minuman wine yang baru saja mereka minum. 

Charlotte menikmati setiap sentuhan pria itu, perasaan hangat sekaligus rasa berdebar 

"Buka mulutmu,sayang"

"Hmmm"

"Sedikit.."   

Charlotte melakukannya , sambil memejamkan mata, dan saat lidah mereka bertemu rasanya luar biasa.  Ia bahkan baru menyadari ciuman bisa seintim ini.

Ia membiarkan Yami melakukan apapun,  Charlotte merasa ia kehilangan akal sehat, ia bahkan menginginkan lebih, gejolak dibawah perutnya menandakan ia begitu amat terangsang.

Yami membuka perlahan tali gaun charlotte.

"Luar biasa" desis  pria itu saat melihat Charlotte tanpa sehelai benang pun. 

"Kau punya sesuatu yang besar disini" ucap Yami terdengar nakal.

Charlotte begitu malu, ini mungkin pertama kalinya ia telanjang didepan seorang pria. rasanya memalukan sekaligus berdebar.  

Yami mulai menyentuh tubuh Charlotte dan memberikannya rangsangan. Charlotte begitu basah dan sudah siap.  

Pria itu membuka bajunya dan mulai menurunkan celana.

"Engggh.. Yami.."

Charlotte menahan tangan Yami, agar berhenti menyentuhnya.

"Ada apa?"

"Yami... aku tidak mau"

"Tidak mau?."

Charlotte menganngguk lemah, Yami bisa melihat mata perempuan itu seperti berkabut menahan dirinya sendiri.

Yami sedikit menggeram kesal. Ia ingin Charlotte menjadi miliknya malam ini,dan memang berniat membuahi Charlotte agar mengandung anaknya sehingga ia bisa menikahi Charlotte. 

UnhollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang