Siang hari yang memperlihatkan teriknya matahari tak menyurutkan semangat para siswa siswi berseragam SMA untuk pergi ke kantin.
Meja dan kursi yang hampir penuh menjadi pemandangan di jam istirahat hari ini.
Suara tawa menggelegar terdengar dari beberapa pengisi meja tak terkecuali satu kelompok yang berisikan lima orang laki laki itu. Entah apa yang ditertawakan tetapi obrolan mereka terdengar seru.
"Halo! Gue boleh gabung?"
Suara lain yang terdengar sehalus perempuan tiba tiba menyela percakapan mereka. Tanpa terkecuali kelima laki laki tersebut mendongak.
Decakan sekali terdengar membuat yang lain menoleh kearah suara.
"Gak boleh begitu sama temen, Hazelnut." tegur salah satu dari lima laki laki disana dengan maksud menggoda.
"Iyaa, gak boleh begitu sama temen." sahut suara perempuan yang tiba tiba saja sudah duduk disebelah Hazel, laki laki yang tadi reflek berdecak. Maklum, jengah.
Melihat Hazel mulai merasa tidak nyaman, para lelaki disana hanya tertawa. Senang menjahili Hazel disaat seperti ini.
"Daripada dicuekin mulu sama Hazel, mending lo sama gue, Na."
Perempuan dengan panggilan Na pemilik nama Aruna Varanessa itu lantas mencibir julid kearah lelaki ber-headband yang baru saja bicara.
"Sama lo gak dikasih apa apa, enakan sama Hazelnut. Iya, kan?" Aruna mengerling genit kearah Hazel yang dilirik saja tidak.
"Emang dikasih apa sama Hazel?" pertanyaan ambigu berasal dari mulut Kalandra, si tampan penyuka anime Jepang.
Aruna tersenyum mencurigakan.
"Yee, penasaran, ya?"Sorak ramai langsung terdengar di satu meja tersebut. Hazel dengan kesabaran yang setipis tisu menyentil dahi Aruna yang tertutup poni.
Hal itu ditertawakan oleh yang melihatnya, apalagi Aruna langsung memasang wajah kesakitan yang sepertinya dilebih lebihkan.
"Kasar banget!" cibir Aruna membuang muka.
Tawa pun berangsur hilang, keadaan kembali seperti sebelumnya. "Udah mesen, Na?" kali ini suara rendah yang mirip dengan suara Hazel terdengar. Itu Jaden, kembar identik Hazel yang sifatnya berbeda 180° dari Hazel sendiri.
Aruna mengangguk seraya tangannya mengusap dahinya yang memerah, "Udah, tuh dateng."
Datangnya makanan Aruna adalah perginya Hazel. Hazel berdiri, mengantongi ponselnya.
"Gue duluan." pamitnya tanpa menatap Aruna.Aruna yang sedang mengambil sendok langsung memberengut kesal melihat Hazel pergi begitu saja.
"Lo tuh ngapain sih ngintilin Hazel mulu? Lo demen sama dia?" Raja, laki laki ber-headband kembali mengangkat suara.
Aruna yang baru akan memasukan sendokan nasi goreng sosis kedalam mulut langsung berhenti dan menatap Raja dengan tatapan aneh.
"Dih, enggak ya! Hazelnut itu temen gue, temen!" tekan Aruna di kata terakhir sebelum ia melahap sesendok nasi goreng.
Raja melirik Jaden yang terlihat tenang.
Jaden yang mengerti tatapan Raja langsung bersuara. "Emang ngapa, sih? Biarin aja kenapa."Aruna yang mendengarnya tersenyum congkak.
"Lo emang gak malu diomongin orang orang karena nempelin Hazel mulu?" pertanyaan dari laki laki yang sedang bermain permainan di ponsel membuat Aruna menghentikan kunyahannya.
Ada yang membicarakan Aruna?
Ya biarkan saja."Ngapain malu? Kurang kerjaan banget ngomongin Aruna Varanessa yang cantik jelita." jawabnya dibarengi dengan kibasan rambut hitam sebahu yang dimilikinya.
•••
Tok.. Tok..
"Ma.." panggil Hazel setelah mengetuk pintu kamar didepannya.
Tak lama pintu terbuka menampakkan seorang wanita cantik yang telah mengandung dan melahirkannya. Fazura terlihat segar sebab baru selesai mandi.
"Eh, anak Mama yang ganteng udah pulang." ujar Fazura seraya punggung tangannya dikecup Hazel. "Ajel mau makan?"
Hazel menggeleng, "Nanti aja. Papa mana, Ma?"
"Papa baru berangkat ke Solo pas kamu berangkat sekolah." jawab Fazura sembari melangkahkan kaki menuju ruang tengah diikuti Hazel.
Hazel membulatkan bibirnya paham.
Fazura mendudukkan diri disofa kemudian menepuk pahanya memberi isyarat, "Sini Mama usap usap kepalanya. Ada yang mau Ajel ceritain?"
Hazel melepas tas yang digendongnya kemudian duduk lesehan didepan kaki Fazura, selanjutnya laki laki 18 tahun itu meletakkan kepalanya diatas paha sang Mama.
"Gak ada yang mau diceritain, tapi aku mau diusap usap sama Mama."
Fazura tersenyum, tangannya bergerak mengusap kepala anaknya yang sebenarnya manja tapi hanya mau dimanja kalau tidak ada saudara saudaranya.
"Kamu gak mau cerita tentang pacar kamu lagi? Siapa namanya? Aruna, ya?"
"Ah, Mama.. Dibilang bukan pacar aku. Dia itu berisik, Ma. Aku gak suka." protes Hazel tanpa mengangkat kepala.
Fazura tertawa kecil, "Lucu banget kamu, mah. Bukan pacar tapi diceritain setiap hari ke Mama. Gimana Mama mau percaya kalo Aruna bukan pacar kamu?"
Hazel tak menjawab, malas kalau sudah membahas Aruna.
Tapi Mamanya ini tidak salah, ia terlalu sering curhat tentang Aruna yang mengganggunya tiada lelah setiap hari. Perempuan itu kelebihan energi atau bagaimana? Tak punya rasa lelah sedetikpun."Idih, manja manjaan! Abang bilangin Papa, ah!" suara heboh tiba tiba datang dari dekat mereka.
Fazura menoleh terkejut melihat Jaden memasang wajah jahil. Kepalanya menggeleng kemudian ia menarik Jaden duduk disebelahnya.
"Dateng dateng gak ada salamnya, nanti diikutin hantu, loh." ucap Fazura seraya menarik hidung Jaden.
"Lupa, Ma. Assalamualaikum," Jaden mengambil tangan Fazura lalu ia salimi.
"Wa'alaikumsalam," jawabnya seraya menggeleng. Ia heran sekali, perbedaan sifat Jaden dan Hazel terlalu jauh. Bagaimana bisa?
Melihat Hazel yang nyaman meletakkan kepala diatas paha sang Mama, Jaden tersenyum jahil bersama tangannya yang bergerak menarik sehelai rambut hitam Hazel yang terlihat naik.
Hazel meringis mengangkat kepalanya sembari ia usap karena sakit.
"Mama, sakit kepala aku.." rengek nya menatap Fazura sendu penuh rasa ingin di kasihani.
Jaden sangat mem-favoritkan wajah Hazel disaat seperti ini. Seperti anak pungut.
Ya, inilah cerita Hazel.
Anak kedua keluarga Orlando.
Memiliki kembaran seperti Jaden yang selalu usil.
Si manja yang tidak ingin kasih sayangnya dibagi bagi.Selamat datang.
Mau bertahan?••°°°••°°°••°°°••°°°••
Kiw, calon pacar fiksi baru nihh
Mau di lanjutin gak?Ig: raulliiaaa
wttpd.rrhmallia
Tiktok: Bundanya Bumi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...