◄• 29 •►

5.5K 1.2K 172
                                    

Thanks for 100k readers!
Ily.

• ° • ♡ • ° •

Jam pulang sekolah membuat semangat para siswa siswi bangkit. Tidak hanya karena jam pulang sekolah saja tetapi tersebarnya pengumuman libur untuk seluruh kelas 12 disebabkan acara berkemah untuk kelas 10 dan kelas 11 menjadi alasan semangatnya pada siswa siswi.

Seorang lelaki dengan ransel hitam dipunggung menginjakkan kaki di area kantin yang mulai sepi. Alasannya disini karena mengikuti perempuan pemilik tas yang sedang ia pegangi tali tasnya kemanapun pemilik tas pergi.

Aruna melangkah riang menuju penjual es seduh segar alias es cekek yang masih buka namun sedang bersiap siap untuk tutup warung.

"Eh, Bu tunggu dulu. Saya mau beli es gula batu masih ada gak es nya?" tanya Aruna ketika sampai didepan ibu warung.

Si ibu penjual menganggukkan kepala, "Ada, neng. Masih dikit lagi es batunya."

"Saya mau..." Aruna menoleh terlebih dahulu kearah Hazel yang menatapnya bingung. "Kacang mau juga?"

Hazel menggelengkan kepala kemudian mendekatkan kepalanya kesamping telinga Aruna ia berbisik, "Nanti batuk kata Mama." setelah berbisik Hazel menegakkan tubuh lalu membuang muka kearah lain agar tidak bertatapan dengan ibu warung.

Aruna menahan senyum.
Hazel kenapa bisa sangat menggemaskan?

"Satu aja, Bu." Aruna kembali bicara pada penjual.

Selesai membeli es, Hazel dan Aruna pun melanjutkan langkah menuju tempat parkir yang mulai sepi perlahan lahan.

Hazel memundurkan motornya sedangkan Aruna sedang asik menyeruput es nya. Setelah siap barulah Aruna menghampiri Hazel.

"Eh, Hazelnut. Kita boleh gak sih ikut camping adek kelas?" pertanyaan random dari Aruna sebelum naik ke atas motor Hazel.

Hazel dengan kepala yang dipasang helm mengangkat bahu. "Mau ikut?"

"Mauu!" sahut Aruna sampai membuat motor Hazel bergoyang. Untung Hazel kuat menahan.

Setelah jawaban Aruna, Hazel tak lagi membuka suara. Aruna sampai bingung, Hazel sebenarnya bertanya untuk apa?

"Pegangan."

Aruna menurut, seperti biasa meletakkan tangannya di bahu Hazel. Namun Hazel menggerakkan bahunya seolah risih.

Hazel menegakkan tubuh, mengambil tangan Aruna kemudian melingkarkan tangan kecil tersebut di pinggangnya.

"Eh?" Aruna terkejut sampai menjauhkan tangannya dari pinggang Hazel, namun Hazel sudah kembali menarik kembali dan ia usap usap tangan tersebut diatas perutnya. Plastik es ditangan Aruna sampai terjatuh untung tidak mengenai motor Hazel karna Hazel sudah menyingkirkan es tersebut duluan.

"Diem."

Hazel kembali memegang stang motor hitamnya lalu ia injak persneling motornya kemudian melaju dengan kecepatan rendah.

Di jok belakang, Aruna menahan salah tingkahnya dengan sekuat mungkin. Ia berusaha tidak tersenyum tapi sulit, senyumnya malah semakin mengembang dengan hati yang berbunga bunga.
Tidak salah ia berjuang untuk Hazel lewat pertemanan sepihak ini.

Aruna menyandarkan kepalanya di punggung lebar Hazel dan mengeratkan pelukannya. "Pinjem sandaran ya, Jelnut." ucapnya lumayan keras sehingga dijawab anggukan oleh Hazel.

Hazel memang terlihat hanya mengangguk, tapi didalam helm ia sedang menggigit bibir agar tidak mengembangkan senyum. Tidak, tidak untuk sekarang, ia takut tidak fokus berkendara.

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang