Beberapa orang pasti suka K-Pop.
So, spill nama fandom kalian dong!!Happy Reading
• ° • ♡ • ° •
Unknow number
| hlo Runa
| kangen abang gak?Siang hari yang terik ditambah selembar ulangan harian matematika hari ini membuat Aruna yang membaca pesan itu semakin dilanda kepanasan di kepalanya. Rasanya ingin meledak.
Aruna meletakkan ponselnya dengan kasar keatas meja tanpa perlu repot repot membalas pesan dari orang asing tersebut yang ia tahu dari siapa asalnya.
Aruna mengangkat tangannya hingga mengambil alih atensi sang guru didepan, "Kalo udah selesai taruh mana, Pak?"
"Taruh depan sini. Kamu udah selesai?"
"Belum, nanya doang."
Sorakan dari teman temannya langsung terdengar.
Apa salahnya bertanya? Bukannya malu bertanya sesat dijalan, ya?Aruna melirik kearah bangku seberangnya yang berisi Hazel. Disana Hazel diam tak ikut menyorakinya, ia jadi malu.
Ah, sayang sekali tidak duduk sebangku lagi dengan Hazel. Ia jadi tidak bisa menyontek.
🥜🥜🥜
"Hazelnut!"
Jam istirahat, Hazel yang sudah keluar sejak sebelum bel berbunyi menghentikan langkahnya ditengah koridor yang ramai siswa siswi berlalu lalang. Tapi menyadari sebuah nama panggilan tersebut terdengar tidak asing Hazel pun melangkah lagi menuju kelas Jaden.
Dibelakang Hazel ada Aruna yang mengejar. Dirinya memiliki tujuan penting yang ingin dibicarakan dengan Hazel.
"Kacang, ini penting!"
Hazel berhenti membuat Aruna dibelakangnya mengerem mendadak hingga tak sengaja menubruk punggung lebar Hazel. Reflek Aruna mengaduh dengan dirinya yang melangkah mundur.
"Lo tuli? Gue bilang jauhin gue." Tanpa berbalik Hazel berucap tegas yang langsung didengar Aruna dengan jelas.
Aruna mendongak menatap belakang kepala Hazel, "Jelnut?"
Hazel berbalik, wajahnya tanpa ekspresi menatap Aruna.
"Lo ngerti bahasa manusia, kan?"Deg.
Aruna memandang Hazel tanpa berkedip.
Merasa speechless Hazel bisa berbicara dengannya seperti ini. Memang Hazel biasa menolaknya namun ia tidak pernah berucap sejahat itu."Lo kenapa sih, Zel?" tatapan Aruna terlihat sedih, tersirat kekhawatiran juga di mata hitam itu.
Hazel diam, matanya menatap kedua mata Aruna dengan dalam. Tidak tahu harus menjawab apa sebab yang dilakukannya juga untuk perempuan itu.
Puk.
"Asik, udah baikan, nih.." celetuk seorang lelaki mirip Hazel yang berbicara sembari menepuk bahu sang kembaran.
Hazel memutuskan kontak mata terlebih dahulu kemudian ia melangkah pergi, batal menemui teman temannya. Mood-nya terlanjur buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...