Minal Aidzin Walfaidzin mohon maaf lahir dan batin semuanya♡
Maafin Ra yang punya banyak kekurangan ini yaa, maaf kalau ketikan Ra kurang enak dilihat, maaf kalau Ra banyak membuat kesalahan baik didalam ataupun diluar wattpad.Bersamaan dengan Hari Raya ini, Ra bawa ending Hello, Hazelnut! Mungkin kalian banyak yang tidak setuju Hello, Hazelnut! Harus ending tiba tiba seperti ini.
Tapi ini sudah jadi keputusan Ra.Terima kasih yang sudah baca Hello, Hazelnut! Semoga kalian menemukan cerita yang lebih bagus dari Hello, Hazelnut! Ini guys...
Hope u guys always health.
Happy Reading last part of Hello, Hazelnut!
• ° • ♡ • ° •
"Lo bisa pulang sendiri, gak?"
Jaden yang jalannya tertatih menoleh melihat kearah suara. Raja yang sedang memapah Athan, padahal saat ini posisinya Raja yang lukanya lebih parah.
"Bisa. Hati-hati, bro. Gue duluan." Jaden melambai lalu menaiki motornya.
Setelah memakai jaketnya, Jaden menekan klakson sekali lalu melajukan motornya menjauh dari rumah Kaynara.
Selama perjalanan yang masih berkumandangnya adzan maghrib tersebut, Jaden merapalkan surah surah pendek yang ia hafal dan juga menatap lurus kedepan yang terlihat sangat sepi.
Melihat sebuah mobil menghalangi jalan didepan sana, kening Jaden berkerut bingung. Matanya menyipit melihat sesuatu lebih jelas.
Seseorang sedang dituntun menuju kematian. Ketika semakin mendekat, mata Jaden membola dengan dada yang terasa sesak melihat seseorang tersebut adalah adiknya sendiri.
Cengkramannya pada stang motor mengerat. Untuk menyelamatkan Hazel, Jaden akan mempertaruhkan apapun. Termasuk nyawanya.
Jaden menginjak kopling motornya kemudian ia menaikan kecepatan motornya hingga...
Brak.
Cittt.
Nafas yang memburu diabaikan Jaden, remaja itu turun dari motor lalu menarik adiknya yang sudah kesulitan bernafas menaiki jok motor belakangnya yang kosong.
Jaden menatap kedepan melihat Gavero —pelaku yang membuat adik kembarnya seperti ini— berusaha berdiri, Jaden segera mengeratkan tangannya yang menahan tangan Hazel agar memeluknya lalu setelahnya ia memutar gas motor hingga pergi dari sana.
Ia harus segera membawa Hazel menuju rumah sakit. Pikirannya kalut, dirinya tidak bisa fokus, Jaden tak bisa merasakan denyut nadi Hazel lagi.
🥜🥜🥜
Tangannya meremas ponsel, berusaha menghubungi seseorang yang sedang ia butuhkan saat ini.
Ketika panggilan terhubung, Jaden segera membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...