◄• 32 •►

5.4K 1.1K 248
                                    

Ketemu lagi ahayyy

Vote dulu cayank😘

• ° • ♡ • ° •

"Aruna?"

Pemilik nama langsung menoleh terkejut ketika mendapati perempuan berhijab seumurannya menatap Aruna ikut terkejut.

"E-Emara.."

Memang terlambat namun Aruna tetap berusaha menyembunyikan batang rokok kebelakang tubuhnya.

"Kamu... Ngerokok?"

Aruna diam.
Menelan saliva takut.

Emara mendekat membuat Aruna panik. Jantungnya berdetak kencang.

"Boleh dibuang dulu? Aku mau ngomong sama kamu."

Aruna menundukkan kepala kemudian membuang rokoknya kebawah lalu ia injak sampai hancur. "Jangan bilang Hazel."

Sebuah tangan menengadah didepannya, Aruna menoleh menatap Emara bingung. Walaupun di kegelapan, wajah Emara masih tampak berseri dilihatnya.

"Sini tangan kamu."

Aruna menurut meletakkan dua tangannya diatas tangan Emara. Perempuan pecandu nikotin itu menunggu apa yang akan Emara lakukan.

Srot.. Srot..

Cairan dingin dirasakan Aruna ditelapak tangannya. Aruna melihat Emara menyemprotkan hand sanitizer cair lalu dibantu diolesi ke seluruh bagian telapak tangan.

"Kurangin ya, Runa. Kamu harus tetep sehat buat bahagia."

Mendengar itu Aruna berkaca kaca.
Bahagia, entah mengapa Aruna kurang bersyukur tentang rasa bahagia yang ia dapat.

"Aku gak bawa permen, kamu ada?" tanya Emara menatap wajah Aruna dengan tangan yang masih ia genggam hangat.

Aruna menundukkan kepala kemudian mendekat kearah Emara untuk memeluk perempuan sesejuk ubin masjid itu. Mata Aruna mengeluarkan air tiba tiba, dirinya merasa takut akan sesuatu.

"Suuttt... Gak apa apa, kamu bisa lepas pelan pelan. Aku janji bakal bawain banyak permen setiap hari buat kamu." tangan Emara mengusap punggung Aruna lembut penuh sayang, ia ingin membantu Aruna pelan pelan menjadi lebih baik lagi, Emara hanya ingin menjadi teman untuk Aruna yang sulit berteman kecuali dengan Hazel.

Aruna mengusap air matanya yang jatuh mengalir melewati pipi menggunakan punggung tangannya. "Jangan bilang, Hazel. Please, Ma." tatapan memohon diajukan Aruna.

Emara tersenyum mengangguk.

"Aruna!"

Dua perempuan itu tersentak mendengar panggilan dari arah tenda.

Raja berlari kearah mereka dan ketika sampai lelaki itu berkacak pinggang.

"Lo dicariin daritadi sama Hazel. Bocahnya ngamuk, tuh." ucap Raja membuat Aruna membulatkan mata. Ia dicari Hazel? Ada apa?

"Emang udah selesai?" tanya Emara melihat kearah pendopo.

"Satu kelompok lagi baru acara utama. Aruna perlengkapan, 'kan? Bantu bantu sana."

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang