◄• 4 •►

7.1K 1.1K 73
                                    

"Bang Hazel!" suara panggilan disetiap pagi sepertinya sudah menjadi kata sambutan untuk seorang Hazel.

Hazel berbalik menemukan Awan yang menghampirinya. Ia menoleh kearah kirinya yang terdapat Camella disana.

"Sana ke kelas, belajar yang bener." ujar Hazel diangguki Camella.

"Abang juga," jawab Mella sebelum melangkah menuju kelasnya dilantai dua.

Kini Hazel menatap Awan yang sudah berdiri di depannya.

"Nanti gabung 'kan, Bang? Ditempat biasa."

Hazel mengangguk, "Gue usahain."

Awan mengangkat ibu jari kemudian berlalu pergi.

Hazel pun melanjutkan langkahnya menuju kelas. Namun sebuah gangguan kecil menghalanginya. Gangguan berupa seorang perempuan yang tiba tiba melingkarkan tangan di lengannya.

"Selamat pagi, Hazelnut!" senyum Aruna terlihat menyilaukan demi apapun, Hazel bahkan tak menatap perempuan itu.

Hazel berdecak menyingkirkan tangan putih itu darinya. "Masih pagi." ucapnya saat tangan Aruna sudah terlepas dari lengannya.

"Jadi kalo siang boleh? Atau malem? Boleh dicoba." gumam Aruna di akhir kalimat.
Salahkan Hazel!

Hazel tak menjawab, lelaki itu melangkah duluan dengan kaki panjangnya yang menghasilkan langkah besar yang tak dapat di jangkau Aruna.

"Rada kasian sama Aruna, ditolak mulu sama Hazel tapi dia masih kuat aja gitu caper kayak tadi." suara itu ditangkap pendengaran Aruna saat perempuan itu akan menyusul Hazel.

Aruna menoleh bertatapan langsung dengan yang berbicara. Jelas hal itu mengejutkan tiga perempuan yang tertangkap membicarakan Aruna.

"Jangan kasian sama gue, kasian aja sama diri lo sendiri masih ngomongin orang disaat diri sendiri punya banyak kekurangan." Aruna berucap kemudian perempuan dengan rambut sebahu itu melangkah pergi menuju kelas.

Aruna punya mental baja, dia tidak selemah itu.
Digertak dikit nangis.
Diomongi dikit membatin.
Aruna lahir dari seorang Ibu yang membangun sebuah karir dan kehidupan tanpa bantuan seorang suami.

•••

Jam istirahat pertama tiba.

Guru yang mengajar di 12 IPS 2 baru saja keluar kelas. Beberapa siswa siswi pun langsung keluar kelas untuk menjajah kantin.

Hanya barisan belakang pojok tempat Hazel dan Aruna yang masih terisi.

Si laki laki sedang malas bergerak sedangkan yang perempuan sedang berusaha membangkitkan semangat si laki laki untuk pergi ke kantin bersama.

Tok.. Tok..

"Bang Ajel,"

Hazel mengangkat kepalanya begitu mendengar nama yang hanya boleh disebut oleh keluarganya dipanggil seorang perempuan.

Camella terlihat memasuki kelas Hazel dengan satu kotak tempat makan susun serta sebotol termos air bermotif lucu.

Camella mendekati meja Hazel dan Aruna, senyum yang sangat mirip dengan Fazura itu terpancar indah menarik perhatian Aruna.

"Halo, adiknya Hazelnut! Lucu banget kamu, bawa apa itu?" tanya Aruna dengan nada yang ramah.

Camella meletakkan bawaannya diatas meja Hazel.

"Kelas aku dibagiin pasta dari temen kelas yang ulang tahun. Bekal aku buat abang aja, ya?"

Hazel menatap tempat bekal yang diberikan Mella. "Jaden gak mau?"

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang