◄• 3 •►

7.5K 1.1K 94
                                    

Bel menandakan waktu pulang sudah berdentang sejak 10 menit lalu. Beberapa siswa sudah meninggalkan area sekolah, hanya beberapa yang masih menetap untuk mengikuti ekstrakurikuler.
Begitupun Hazel yang baru akan pulang, bedanya ia memang ada urusan disekolah ini.

Baru akan menyalakan mesin motor, sesosok setan berisik tiba tiba muncul didepan Hazel.

"Halo, Hazelnut! Baru mau pulang? Sama, dong. Nebeng gapapa, dong?" seperti biasa, pertanyaan belum dijawab sudah menanyakan pertanyaan lain.

Hazel menggeleng. Ia menyalakan mesin motornya kemudian memundurkan motor tersebut dari parkiran.

"Ih, Hazelnut. Gue gak ada yang jemput, supir gue pulang kampung. Anterin, ya?" dengan tampang menyedihkan yang dipasang Aruna, perempuan itu benar benar berusaha.

Hazel berdecak, "Naik cepet."

Aruna tersenyum sumringah lalu buru buru naik keatas motor Hazel. Walaupun sangat tinggi, Aruna tidak kesulitan sebab Aruna juga tinggi walau tak setinggi Hazel. Dirinya membuka rompi yang dipakainya lalu ia pakai untuk menutupi paha.

"Ayo kita berangkat!" dengan tangan mengepal, Aruna mengangkat tangannya senang.

Hazel pun melajukan motornya keluar dari area sekolah. Senyum Aruna tidak luntur sejak menaiki motor Hazel, impiannya terwujud sedikit demi sedikit.

Mata Aruna menyipit begitu motor Hazel melewati halte sekolah.
Tak lama kemudian, matanya melebar panik, "Anjir, Pak Joko jemput ternyata!" batinnya sembari menutupi wajah menggunakan rompi.

•••

Setelah melewati perjalanan bersama banyaknya celoteh dari Aruna yang tidak lelah, akhirnya mereka sampai didepan rumah besar Aruna.

Aruna turun lalu berdiri didepan Hazel.

"Makasih, Hazelnut! Mau mampir?" tawar nya tidak sekedar basa basi, Aruna benar benar menawarkan.

Hazel menggeleng, tanpa pamit ia melajukan motornya memutar balik pergi.

Aruna tersenyum melihatnya.
Diacuhkan? Sudah biasa.

Hazel memang laki laki yang berbeda.

Aruna menggigit bibir bawahnya lalu tanpa sadar berjingkrak jingkrak masuk kedalam rumahnya.

"Loh, Runa? Pulang sama siapa? Kok gak ada suara mobil?" wanita anggun yang menjadi Mama Aruna terheran heran melihat anak satu satunya sudah pulang sembari melompat lompat.

Aruna berhenti, "Runa dianterin temen, Ma." Aruna menghampiri Mamanya lalu ia menyalami Mamanya.

"Pak Joko udah berangkat daritadi, astagfirullah."

Aruna pun hanya menyengir.

•••

Kini kita berfokuskan pada sebuah perjalanan berlika liku dari seorang Hazel.

Dengan motor gantengnya ia memasuki gang besar untuk mencari sesuatu. Setelah menemukan sebuah gang yang kecil yang tak bisa dilewati motor, ia menghentikan motornya terlebih dahulu lalu turun dari sana.

Langkahnya hati hati untuk mendekati beberapa hewan berbulu yang sedang bermain didalam gang.

"Hai, udah laper, ya?" suara Hazel terdengar mengalun lembut tak seperti biasanya. Bahkan senyumnya terangkat sedikit melihat para anak kucing disana menatapnya.

Diambilnya tempat makan yang biasa ia siapkan. Dikeluarkannya makanan kucing dari dalam tas, kemudian ia tuangkan makanan kering untuk kucing serta membuka yang kalengan. Melihat kucing kucing tersebut mendekat, Hazel mundur.

Keinginan memegang bulu menggemaskan itu sangat tinggi, sayangnya Hazel tak seberani itu.
Ya, Hazel takut kucing.

Hazel ini adalah laki laki penyuka kucing, dia rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk kucing jalanan yang ditemukannya dijalan. Contohnya anak anak kucing ini, Hazel menemukannya saat Hazel bersembunyi setelah tawuran sebulan lalu.
Karena jiwa kekucingan Hazel sangat tinggi, laki laki itu langsung membeli rumah kucing berbahan plastik yang sekarang sudah Hazel ganti menjadi kayu kokoh, kemudian tak lupa juga makanannya.

Laki laki itu berbuat baik tanpa menyentuh sehelai bulu kucing kucing itu. Ia takut walaupun belum pernah memegang.

"Besok gue kesini lagi, dahh.." Hazel berdiri memakai kembali tasnya.

Dilihatnya sekali lagi anak kucing tersebut yang sedang menatapnya seakan akan sedang mengatakan terimakasih. Hazel mengulum senyum kemudian berlari keluar dari gang menghampiri motornya yang sudah menunggu.

•••

Pukul setengah 7 malam Hazel dan Jaden baru sampai rumah setelah menghabiskan waktu dirumah Raja.

Tak sekedar membuang waktu, mereka melakukan olahraga berat disana. Rumah Raja yang memang kesannya mewah itu menyediakan ruang gym pribadi yang dipakai sebagai tempat olahraga Raja dan teman temannya. Beruntung Raja adalah manusia baik hati hingga tidak memungut biaya apapun.

"Assalamualaikum, cowok ganteng pulang!!" seru Jaden ketika memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam." jawab orang orang diruang tengah yang mendengarnya. Disana ada Bumi, Fazura dan juga Mella yang sedang menonton tv.

Jaden dan Hazel menghampiri untuk menyalami.

"Bau keringet. Habis nge-gym lagi?" tanya Fazura ketika dua anaknya mendekat.

Hazel mengangguk. "Aku ke kamar ya, Ma." Fazura mengangguk menatap Hazel.

Melihat Hazel menaiki tangga menuju kamar, Bumi bersuara. "Kalian nge-gym gak pernah ajak Papa. Papa ngambek, ya!" Bumi mengerucutkan bibir dan melipat tangan didepan dada.

Jaden pun membalas, "Papa nanti encok, jangan."

"Heh! Papa belum setua itu! Papa masih bisa bikinin kalian adik lima, loh."

Fazura berdesis kesal lalu mencubit lengan Bumi.

•••

"Woy, Ajel. Lo liat kolor gue, gak?" pertanyaan dari Jaden mengalihkan fokus Hazel yang sedang menonton pertandingan basket di layar iPad nya.

Hazel menunjuk kamar mandi menggunakan dagunya. "Bau."

Jaden berekspresi kecewa, "Yahh, gagal mecahin rekor sebulan gak dicuci."

"Jorok, tolol." cibir Hazel yang kembali fokus.

Jaden mencebikkan bibir meniru kata kata Hazel.
Hazel selalu menyebalkan.

Tok.. Tok..

"Abang abang makan dulu, yuk." suara Fazura terdengar dari depan pintu.

Hazel lebih dulu berdiri lalu membukakan pintu.

"Mama, mau peluk." Hazel merentangkan tangannya didepan Fazura.

Fazura yang mendengarnya terkekeh pelan kemudian memeluk anak keduanya yang sedang mode manja. Hazel ini sesuatu sekali.

"Dilarang peluk pelukan kalo Papa dirumah!"

Semua orang tau itu suara siapa.
Ya, si laki laki bucin mudah cemburu a.k.a Bumi De Orlando.

"Mama!! Anak Molmol naik meja makan!"

⌒⌒☆☆⌒⌒☆☆⌒⌒

Maaf kalau belum ada yang seru disini, semoga cara mengetik aku gak berubah biar kalian nyaman bacanya.

Vote yaa!!

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang