◄• 39 •►

4.7K 1.1K 223
                                    

Dandelions - Ruth B.

• ° • ♡ • ° •

Pukul 12.16 WIB.

Mobil hitam yang terlihat mahal berhenti tepat di depan sebuah pusat perbelanjaan besar.

Lelaki pengendara dengan kacamata hitam milik sang Papa menoleh melihat dua penumpangnya yang keduanya adalah perempuan.

"Telpon kalo pulang." pesan Hazel saat Camella membuka pintu penumpang belakang.

Camella mengangguk, "Bang Ajel pulang dulu, Mama kangen." ujar Camella keluar dari mobil tanpa menunggu tanggapan Abangnya.

Aruna yang duduk dikursi penumpang depan menyampirkan tas selempangnya dibahu. "Dengerin Mella."

Hazel menjawabnya dengan dehaman.

"Mainnya jangan berantem, nanti kalo gak bisa jemput aku sama Mella naik taksi aja." Aruna berucap seraya matanya menatap mata Hazel serius.

Hazel menukik alis dan menggelengkan kepala. "Telpon kalo pulang." ucapnya mengulang kata awal.

Aruna menghela nafas lalu mengangguk.
"Aku pergi sama Mella dulu, hati-hati dijalan." Aruna mengucapkan kata tersebut sembari membuka pintu mobil.

Hazel diam menatap sampai pintu mobil ditutup kembali.

Aruna dan Camella masuk kedalam Mall seraya melambaikan tangan kearah Hazel. Hazel pun kembali melajukan mobil milik Papanya menuju rumah.

Hari ini Hazel akan mengisi hari dengan bersantai sebelum dihajar ujian yang datang. Hari bersantainya tanpa adanya Aruna, tapi tak apa. Hazel hari ini ingin main diapartemen Kalandra. Tapi sebelumnya Hazel harus mengembalikan mobil ini dulu kerumah.

🥜🥜🥜

Langkah kakinya bergerak menuruni anak tangga satu persatu sampai ke lantai bawah.
Di lantai dasar Hazel menemukan Mamanya bersama Jaden yang sedang mengusap usap perut sang Mama.

"Ayo, Den." ajaknya tanpa menoleh.

Jaden dan Fazura menoleh kearah suara. Pandangan sedih terpancar dimata hitam kecoklatan milik Fazura, anaknya belum mau berdamai, ya?

"Pamit dulu, Jel." titah Jaden yang menguarkan jiwa kedewasaannya sebagai anak pertama.

Hazel berdecak, "Gue duluan." ucapnya tanpa ekspresi sebelum keluar dari rumah.

Fazura menunduk sedih.
Semua masih menjadi kesalahannya.

"Mama," kepala Fazura mendongak melihat Jaden yang memegang tangannya.

Senyum Jaden mengandung ketenangan, Fazura merasa hangat melihatnya.

"Jangan khawatir. Jaden yang bakal ubah pikiran Ajel perlahan lahan. Mama gak boleh sakitin diri Mama dan adeknya Jaden, Jaden sayang Mama." pelukan besar Jaden berikan pada sang perempuan yang setia menjadi tahta tertinggi dihatinya.

Entah bagaimana cara mengubah pikiran Hazel, tapi Jaden sangat berharap ia bisa mengurangi kecemasan sang Mama.

🥜🥜🥜

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang