Minggu, 11.05.
Aruna Cantik (。♥‿♥。)
| alo kacang!
| apkh km mw main? ayo kita main
| jelnut, jgn dibaca doaaaanggggHazel melempar ponselnya sembarang tempat.
Kepalanya pusing, sudah dari kemarin ia terserang demam."Jel, gue mau kerumah Raja. Ikut, gak?" kembaran Hazel masuk kedalam kamar dengan ponsel ditangannya.
Hazel melirik dengan mata sayu, "Ikut."
"Gak ada ikut ikut! Adeknya lagi sakit diajakin main, gimana sih kamu, Bang?" perempuan cantik bertubuh tak terlalu tinggi masuk membawa semangkuk sup jagung hangat dan segelas air jeruk peras.
Fazura meletakkan bawaannya diatas nakas kemudian ia mengambil kain kompres yang ada didahi Hazel.
"Jaden kalau mau main, main sendiri dulu. Sakitnya gantian, mainnya gantian juga." ujar Fazura seraya memasang kembali kain kompres ke dahi Hazel.
Jaden mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah, abang main sendiri aja. Jangan nitip apa apa, ya." setelahnya, Jaden pergi keluar kamar."Ma, mau ikut Jaden.." suara serak Hazel terdengar. Fazura mengambil mangkuk diatas nakas dengan kepala yang menggeleng.
"Nanti mainnya kalau udah sembuh. Buka mulutnya," sesendok sup meluncur kedepan bibir tipis merah muda milik Hazel. Hazel menatap Mamanya kemudian membuka mulut.
Tak lama, seorang laki laki masuk kedalam kamar Hazel dengan gaya tengilnya. "Yahaha, jagoan kok lemah!" Bumi dengan setelan santai khas bapak bapak rumahan mencibir julid.
Hazel hanya melirik sekilas Papa gaulnya itu.
"Ay, itu dibawah Mella sama cowoknya, ya?" tanya Bumi sedikit melirik Hazel.
Hazel membuka matanya langsung terduduk. Dengan cepat Fazura menahan bahu Hazel, "Apa sih, kamu? Anaknya lagi sakit jangan dijahilin begitu." Bumi yang dimarahi hanya tertawa puas. Hazel ini benar benar overprotektif kepada anak terakhirnya.
Hazel kini menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, kain kompres yang dipakainya jatuh ke paha.
"Papa bohong, Ma?" tanya Hazel menatap Mamanya.
"Mella lagi bikin kue di dapur, Papa cuma isengin kamu aja, ganteng. Ayo buka mulut lagi,"
•••
Sekaleng soda ditangan kanan dan sebatang astor disela sela jari kiri melengkapi kegiatan seorang Jaden minggu ini.
Dirumah Raja, ia tadinya berniat untuk belajar memasak bakwan jagung tetapi Raja bilang gas dirumahnya habis dan saat ini sedang dibeli oleh asistennya.
"Log-in gak, nyet?" tanya Athan yang duduk disebrang sofa.
Jaden mengangguk, "Nanti aja,"
Ting.
Jaden meletakkan kaleng soda diatas meja disampingnya kemudian mengambil ponselnya yang tadi berbunyi.
Nama Aruna terlampir disana.
Jaden pun membuka pesan tersebut.Aruna
| p, jedon
| lo liat tmn gue ga?
| chat gue di bc doang ಥ_ಥJari Jaden bergerak membalas.
lg sakit tmn lo |
tengokin sono |
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...