Tandai typo.
Mungkin beberapa part awal bakal keliatan gak seru, semoga kedepannya Jeno jadi pacarku.Selamat membaca ♡
•••
"Bang Hazel!"
Pemilik nama menghentikan langkah ditengah koridor kemudian berbalik. Ditemukannya seorang laki laki urakan yang berlari kearahnya.
"Nanti ikut kumpul 'kan, Bang?" tanya lelaki itu ketika sudah berdiri didepan Hazel.
Hazel mengangguk, "Nyusul."
Adik kelas yang bernama Awan itu mengangguk menganggapi lalu pergi lebih dulu.
Hazel pun melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Pagi ini seperti pagi biasanya, berangkat duluan sebab manusia bernama Jaden akan datang saat jam istirahat tiba.Anehnya hal itu tidak ketahuan oleh siapapun selama ini. Kurang ketat, tidak disarankan untuk bersekolah disini.
Karena kelas keduanya berbeda, Hazel memilih tidak ikut ikutan. Tenang, Hazel ini masih ada keinginan untuk pintar.
"Pagi, Hazelnut!" baru akan masuk kelas, dirinya sudah disambut suara cempreng perempuan yang bernama Aruna. Hazel menghela nafas kemudian melangkah menuju tempat duduknya di pojok kanan paling belakang, tempat favoritnya untuk tidur.
Kalau kalian kira Hazel akan tenang setelah mendudukkan diri di kursi, kalian salah.
Aruna menghampirinya dengan langkah riang khas gadis itu, Hazel jelas langsung membuang muka.Digesernya kursi disamping Hazel kemudian Aruna duduk disana.
"Masih pagi mukanya udah kusut aja, biasanya juga, sih.." celetuk Aruna seraya gadis itu menopang dagu menatap Hazel yang pagi ini terlihat segar."Udah sarapan belum? Kalo gue sih belum, mau sarapan bareng, gak?" Hazel bahkan belum sempat menjawab tetapi Aruna sudah menyuarakan pertanyaan lagi. Memang perempuan ini sangat sangat berbeda.
Hazel kini menoleh menatap Aruna yang tengah menatapnya penuh keceriaan, "Berisik, jauh jauh."
Aruna mengerucutkan bibirnya melihat Hazel menumpuk tangan diatas meja kemudian tidur membelakanginya.
"Gimana mau jauh jauh, kita 'kan sampingan." protes Aruna namun tak lagi ditanggapi Hazel.
Ya, mereka memang duduk bersama.
Jelas itu adalah usulan Aruna saat pertama kali kenaikan kelas 12.
Jujur saja, bagi Hazel itu menjengkelkan."Tidur, ya? Yaudah, gue mau makan."
•••
Bel pelajaran ketiga terdengar keseluruh antero sekolah. Hal itu tak menjadikan halangan seorang Hazel untuk tidur semakin nyenyak.
Di jam pelajaran kedua tadi, Hazel izin ke kamar mandi namun ia malah sampai di rooftop yang sangat sunyi. Dirinya sedang tidak mood mengikuti pelajaran hari ini. Rasanya ingin sekali tidur diatas pangkuan Mamanya, sangat ingin.
Deringan ponselnya terdengar dari saku rompi yang dipakainya. Hazel menghela nafas kemudian mengangkat kepala, tangannya mengambil ponsel melihat nama Aruna yang tertera disana.
Ia menolak panggilan tersebut kemudian tak lama sebuah pesan masuk.
Aruna cantik (。♥‿♥。)
| km dmn kacang ku?
| bila mmbaca psn ini harap dibls| woy knp ditolak ⋋_⋌
Dan pesan tersebutpun hanya dibaca olehnya.
Tolong jangan salah paham, penamaan kontak diatas hanya dilakukan oleh manusia berisik yang energinya selalu penuh alias Aruna Varanessa.Aruna pernah memakai ponsel Hazel saat ponsel lelaki itu ada diatas meja. Posisinya saat itu Hazel sedang presentasi didepan kelas sehingga kesempatan itu dipakai Aruna untuk berbagi kontak.
Mari kita kembali kedalam topik.
Inginnya Hazel tidur lagi namun ia rasa keinginannya tak akan terkabul. Panggilan suara beruntun dari Aruna membuat ponsel Hazel bergetar terus menerus, inginnya ia bisukan namun memegang ponsel saja rasanya malas.
Brak.
"Tuhkan, bener disini!"
Hazel mengangkat kepalanya menatap seorang gadis berwajah manis pemilik semburat merah alami di pipi berjalan kearahnya.
"Kebiasaan gak ngangkat telepon dari gue!" kesalnya dengan wajah dibuat garang.
"Penting?" Hazel mengambil ponselnya diatas meja kemudian berdiri mengantongi. Selanjutnya iapun melangkah pergi.
Sebelum hal itu terjadi, Aruna lebih dulu menarik lengannya.
"Hazelnut! Lo kabur mulu dari gue, lo takut sama gue?"
Hazel menyentak tangannya hingga pegangan Aruna terlepas kemudian ia berbalik menatap Aruna yang lebih pendek darinya.
"Lo berisik." ujarnya pelan seraya kakinya melangkah maju mendekati Aruna. Aruna jelas mundur melihat Hazel yang bertindak. "Jangan sembarangan ganti nama gue."
Hazel berbalik kemudian mengambil langkah besar untuk pergi dari sana. Setidaknya kalimatnya bisa dimengerti Aruna.
Aruna terdiam menatap punggung lebar Hazel menghilang dibalik pintu.
"Fuck. Ganteng banget." tangannya menyentuh dada kirinya yang terasa berdetak sangat kencang. Sial, selalu seperti ini.
•••
"Bang, Mella dikasarin cowoknya lagi. Kita mesti gimana?"
Hazel berdiri tiba tiba sehingga orang orang disebelahnya terkejut.
"Posisi?""Taman belakang." panggilan telepon Hazel tutup sepihak kemudian ia menatap Jaden yang juga sedang menatapnya.
Jaden mengangguk kemudian berdiri. "Lo pada jagain bakso gue. Ilang satu biji, biji lo semua jadi gantinya." Jaden berdiri kemudian melangkah bersama kembarannya.
"Woy! Gue gak diajak?" celetuk Aruna yang merasa tidak dianggap.
"Udah disini aja, jangan ikut ikutan." ujar Raja sebelum menggigit kerupuknya.
•••
Tangan dan lengan dengan urat timbul dengan santai mencekik lawannya yang sudah sepenuhnya kalah.
Mata Hazel mengincar mata laki-laki didepannya.
"Lo sama gue juga gantengan gue. Jagoan juga bukan, apa yang harus di banggain dari lo, ya?"Jaden dibelakang Hazel bertugas mengamati kebrutalan adiknya.
"Kalo belom bisa jadi orang baik seenggaknya gak usah sok jadi jagoan. Lo sama gue masih keren-an gue asal lo tau." ujar Hazel ditambah smirk nya yang sangat jarang ditunjukkan.
Hazel melepas cekikannya membiarkan lelaki tersebut jatuh terduduk sampai terbatuk berusaha meraup oksigen dengan rakus.
"Beruntung Hazel gak bunuh lo beneran." celetuk Jaden menatap remeh orang yang terduduk.
Hazel mengambil rompi dan dasi yang tersampir disandaran kursi taman, sebelum pergi ia menatap laki laki yang sudah berbuat jahat pada adik perempuannya.
"Gak ada yang menjamin dijalan pulang lo aman."
•°•°•°•°•°•°
Pilih salah satu, Hazel atau Jaden?
Kalo aku mah dua duanya, bapaknya sekalian
(⌒▽⌒)Vote dulu yaa!
Ig: raulliiaaa
wttpd.rrhmallia
Tiktok: Bundanya Bumi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...