Pukul 18:20, Hazel baru menyelesaikan ibadah wajib nya.
Lelaki itu membuka lemari mencari baju yang akan dipakainya untuk latihan futsal malam ini.
"Jel, gue kagak ikut malem ini, ya." suara Jaden yang baru masuk kedalam kamar terdengar.
Jaden mendekati cermin kemudian berbalik untuk melihat pantulan punggungnya yang merah merah karena dikeroki mamanya.
"Gue masuk angin.""Lebay, cuma masuk angin belom masuk neraka."
Jaden berdesis mengambil baju didepan Hazel dan memakainya. "Mulut lo."
Hazel tak menanggapi, ia bercermin untuk menata rambut hitamnya.
Jaden datang ke sebelah Hazel, dengan tangan jahilnya laki laki itu menarik baju Hazel keatas hingga memperlihatkan otot perut dan pinggang yang kecil.Ctak.
"Iseng lo kayak gay." ucap Hazel setelah menjentik dahi Jaden."Tangan lo gurih banget, monyet."
Hazel mengambil ponsel dan dompetnya kemudian ia melangkah keluar.
"Woy, Ajel. Lo gak parfum-an?" Hazel berbalik badan lalu menghampiri Jaden.
Ctak.
Sentilan didahi didapati Jaden."Jangan sentuh iPad gue." pesannya sebelum mengambil parfum dan pergi.
Jaden berdesis merasakan panas didahinya.
"Ada sodok sodokan di iPad lo, ya?!""Muka lo disodok truk!" Balasan dari Hazel dengan suara yang terdengar samar sebab sudah jauh.
•••
21:14
Dipinggir lapangan futsal, Hazel dan beberapa teman temannya beristirahat setelah selesai latihan selama berjam jam.
Seorang laki laki dengan satu tindik ditelinga merampas sebotol air yang dipegang Hazel kemudian ia duduk disamping Hazel.
"Abang jamet lo mana?" tanya Leon sebelum meneguk air.
Hazel mengusak rambutnya menggunakan handuk kecil kemudian menjawab, "Masuk angin."
"Bohong itu dia takut sama gue." cibir Leon seraya menyandarkan diri pada tiang.
Hazel tak menjawab menyebabkan keheningan yang lama.
Leon menoleh, "Lo masih gak mau bantuin gue buat deketin Mella?"
Hazel mendengus mengambil tas serut hitamnya kemudian berdiri.
"Usaha sendiri."
Leon terkekeh kecil.
Selalu saja kalau Hazel di ajak bicara soal Mella pasti kabur."Hati hati banyak begal!" seru Leon keras agar Hazel mendengar.
"Begalnya yang suruh hati hati kalo ketemu gue." jawab Hazel seraya mengangkat tangan menandakan perpisahan.
Sedikit dijelaskan.
Hazel aktif di segala bidang olahraga dan itu tidak hanya disekolah, ia juga melakukannya diluar sekolah. Seperti sekarang, pemain futsal yang diketuai Leon itu hanya Hazel dan Jaden yang berasal dari satu sekolah. Sisanya adalah teman teman Leon dari berbagai sekolah.Ya.
Hazel, Jaden dan Leon sebenarnya memang teman dekat. Tawuran hanya ajang adu bakat, tidak serius. Kalau kata Leon seperti yang diajarkan ayahnya, dewasa dari pengalaman itu tidak buruk, jadi banyak banyak cari pengalaman agar cepat dewasa. Leon pun mengikuti ajaran itu.•••
Sampai rumah dengan selamat tanpa lecet, Hazel langsung masuk kedalam kamarnya karena rumah sudah benar benar sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...