◄• 19 •►

5.4K 1K 120
                                    

MULMEDNYA GEMES SKSKSK
Yg bisa bikinin lebih gemes akan aku apresiasikan (╯3╰)

• ° • ° • ° • ° • ° • ° • ° • °

Kring..

Lonceng yang menandakan pintu cafe terbuka baru saja terdengar.

Seorang perempuan bertubuh mungil baru saja keluar dari dalam cafe setelah mengakhiri acara berkumpul bersama pada sahabatnya.

Sepertinya untuk pulang hari ini, Camella harus menghubungi salah satu kakak laki lakinya.

Apakah Jaden? Atau Hazel?

Camella menyesal tidak menghubungi salah satu dari keduanya sebelumnya. Kalau sudah menghubungi duluan, pasti ia tidak harus menunggu.

Baru dirinya akan menekan ikon telepon pada nomer Hazel, sebuah benda berhasil menghalangi mata Camella serta mulutnya disumpal sesuatu.

"Hai, cantik."

Camella menggelengkan kepala memberontak berusaha melepaskan sesuatu yang menganggu penglihatannya.

Tangannya yang terkepal mungil memukuli lengan seorang lelaki dibelakangnya. Tetapi mau sebesar apapun kekuatan pukulan Camella, tetap saja Camella itu kecil dan ia yakin pukulannya tidak terasa apa apa.

"Woy!!"

Bugh.

Suara dari samping kiri berhasil melepaskan sumpalan pada mulut Camella juga penglihatan perempuan itu kembali normal.

Camella yang sudah sangat ketakutan itu berbalik dengan tubuh gemetar. Dilihatnya dua orang lelaki yang salah satunya sangat ia kenali. Alen, lelaki kesukaannya.

Alen berdiri membelakangi Camella, mata lelaki itu memandang tajam pada seorang lelaki lain yang terkapar akibat tendangannya.
"Tetep ditempat." ujar Alen diangguki Camella.

Alen maju menghampiri seseorang yang hampir membahayakan perempuan dibelakangnya itu lalu menarik kerah baju yang dipakai si pelaku.

"Lo barusan mau ngapain, bangsat?"

Laki laki yang kerahnya dicengkram memandang Alen remeh, senyum miring dan tatapan rendah itu membuat Alen menukik alis kesal.

Kepalan tangan Alen terangkat hendak di layangkan pada orang didepannya namun ia lebih dulu menerima cekikan kuat di lehernya. Tangan Alen kini beralih memegangi lengan pelaku pencekiknya, berusaha mengendurkan kekuatan tersebut.

"Alen.." panggilan dari belakang membuat Alen teringat bahwa ada nyawa yang harus ia lindungi.

"No. Diem ditempat." ucap Alen melihat dari ekor matanya kalau Camella berjalan mendekat.

Alen mengedarkan pandangan ke sekitar.
Tempat ditepi jalan raya seperti ini tapi tidak ada yang peduli dengan apa yang sedang terjadi terhadap tiga orang disini? Sungguh?

Decihan dari lelaki didepan Alen terdengar, "Sok banget jadi pahlawan. Lo bentar lagi mati masih aja mentingin orang lain."

"Arrghh.. Bajingan." umpat Alen dengan tangan yang bergerak ikut mencekik lelaki tersebut.

"Bang Ajel.. Tolong Mella," terdengar suara Camella yang sudah gemetar ketakutan itu berbicara ditelepon.

Lelaki yang mencekik Alen segera melepaskan tangannya dari leher korban kemudian berdiri untuk berlari kabur. "Gue bakal balik lagi!" teriaknya sebelum jauh.

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang