◄• 27 •►

5.4K 1.3K 256
                                    

Terimakasih untuk para readers supportif!
Sehat selalu semua nya aja (づ ̄ ³ ̄)づ

• ° • ♡ • ° •

Di siang hari yang tidak terlalu terik, cuaca sejuk mendukung suasana hati Hazel.

Dengan pakaian santai yang serba gelap, Hazel menghembuskan nafas terlebih dahulu sebelum menekan bel di dinding pagar hitam rumah Aruna.

Di tekannya sebanyak dua kali lalu Hazel bersiap ditempat hingga tak lama pintu rumah terbuka menampakkan seorang wanita berwajah ramah menyipitkan mata menatap kearah Hazel.

"Eh, Hazel, ya? Sebentar, nak." Luna berbalik kembali masuk lalu keluar dengan membawa kunci ditangannya.

"Wih, ganteng banget. Mau jenguk Runa, ya?" Luna bertanya dengan nada jahil seraya dirinya membuka pagar kecil yang menjadi pintu masuk ke halaman rumah.

Setelah Luna membukanya, Hazel mendekat kemudian menyalami tangan Luna.
"Iya, Tante. Boleh, 'kan?"

Luna tersenyum lembut.
Hazel adalah pria yang sangat manis dan sopan, anak perempuannya hebat kalau bisa memenangkan hati remaja ini.

"Saya bawa makanan kecil, dimakan ya, Tante." Hazel memberikan sebuah paperbag berwarna hitam kepada Luna.

Luna melebarkan mata melihatnya, "Ya ampun sampe repot repot begini mau jenguk doang. Tante terima, ya. Makasih banyak, lho." Tangan pekerja keras Luna menerima dengan sopan.

Hazel tersenyum tipis menganggukkan kepala.

"Ayo bawa motornya masuk. Nanti kamu langsung ke kamar Aruna aja, ya? Tante sebenarnya lagi buru buru nyari dokumen untuk rapat jam dua belas nanti." ujar Luna memberikan jalan.

Hazel mengangguk kemudian Luna mundur, "Tante tinggal, ya. Maaf banget lagi buru buru, nih." ucap Luna dengan dirinya yang terpaksa meninggalkan tamu. Ia benar benar sedang buru buru sekarang.

Hazel memasukkan motornya ke halaman rumah Aruna kemudian melangkah menutup pagar tak lupa dikunci serta.

Selesai dengan urusan pagar, Hazel masuk ke dalam rumah besar bernuansa modern dengan tangannya membawakan sebuah tentengan yang ia bawa dari rumah.

Setelah mengucapkan salam, lelaki tinggi dengan poni belah tengah melangkahkan kaki menaiki anak tangga menuju kamar seorang Aruna.

Hazel berdeham terlebih dahulu lalu tangannya terangkat untuk mengetuk pintu kamar. Namun belum sempat mengetuk, Hazel menurunkan tangannya merasa ragu.

Ragu sebab detak jantungnya lagi lagi berlebihan.
Mohon tenanglah...

Hazel menghembuskan nafas berusaha tenang.
Ah, besok besok Hazel akan minta diajari menenangkan diri.

"Gak dibukain, ya?"

Hazel menoleh ke kiri melihat Luna dengan pakaian formal yang rapih keluar dari sebuah ruangan berpintu coklat gelap.

Luna mendekat, membuka pintu kamar Aruna dengan lebar hingga memperlihatkan pemilik kamar sedang tertidur menghadap pintu.

Hazel menatap wajah Aruna yang pucat dari jauh.
Tubuh perempuan itu dibaluti selimut tebal, keningnya juga ditempeli sebuah benda untuk menurunkan suhu panasnya tubuh, sepertinya.

"Baru minum obat penurun panas langsung tidur kayaknya. Masuk, gih."

Hazel mengangguk kemudian kaki kanannya melewati perbatasan kamar Aruna dan luar pintu.

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang