◄• 47 •►

4.5K 1K 131
                                    

Vote dulu bang
Mulai sekarang mau ngasih target, kalo vote bisa sampe 1k aku langsung update part selanjutnya.

Happy reading.
Tandai typo.

• ° • ♡ • ° •

Hari selasa pukul 10 siang.

Hari ini kelas 12 yang belum mengikuti ujian praktik diharuskan ikut susulan ujian untuk nilai rapotnya.

Hazel, Aruna, Jaden dan siswa lain yang tidak mengikuti ujian praktik sudah bersiap dilapangan untuk dites memasukkan bola basket kedalam ring basket yang tingginya dua meter.

Hazel yang sudah kembali sekolah terlihat segar dengan baju olahraganya. Dirinya siap menghadapi ujian ujian yang ditinggalkannya dihari sebelumnya.

Disebelah Hazel ada Jaden yang sedang duduk meluruskan kaki dibawah pohon mangga yang rindang. Tangan laki-laki itu mengibasi wajah yang sudah terlihat berkeringat.

"Kenapa harus kelas lo dulu, sih? Panas nih gue!" protesnya pada Hazel.

Jaden dan Hazel memang beda kelas.
Hazel IPS 2 bersama Aruna dan Jaden IPS 3 bersama teman yang lain. Sisa anak anak yang belum ujian praktik akan digabung dan melakukan ujian bersama walaupun beda kelas.

Hazel tak merespon, lelaki itu fokus memandang Aruna yang sedang melempar bola untuk yang ke 4 kalinya kedalam ring namun belum ada yang masuk satupun, kesempatan melempar bola pun hanya 10 kali.

"Woy, mau kemana lo?"

Hazel melangkah turun lapangan menuju Aruna.

Sampai dibelakang Aruna, Hazel mengambil tangan Aruna dari belakang lalu ia menuntun kedua tangan Aruna kedepan dada.

"Mata lihat ke ring, bola didepan dada, lempar agak loncat." ucapnya tepat disamping telinga Aruna hingga empunya telinga menahan nafas.

Apa apaan Hazel ini?
Astaga, ini tempat ramai.
Bagaimana Hazel bisa—

Priiittt.

"Woy, Hazel keluar dari lapangan! Nilai lo ditangan gue!" Seorang siswa yang menjabat sebagai ketua kelas menggantikan guru olahraga yang sedang ambil cuti menyadarkan Aruna dari pikirannya.

Aruna menoleh ke kiri hingga hidungnya menempel dengan pipi Hazel. Kepalanya mundur karena terkejut.

"Sana, ih." cicit Aruna mengode Hazel menjauh darinya.

Hazel berdiri tegak lalu, "Kalo berhasil nge-shoot tiga kali dapet hadiah."

Mata Aruna langsung berbinar menatap langkah Hazel yang menjauh darinya.
Baiklah, demi hadiah Aruna akan berusaha.
Apalagi hadiah dari Hazel.

Aruna kembali fokus lalu mempraktikkan yang diajarkan Hazel.

Hazel kembali ketempat awal ia berdiri disamping Jaden yang masih duduk santai.

"Cih. Gue juga bisa begitu." cibir Jaden melempar batu krikil ke kaki Hazel.

Hazel melirik, "Emara mau?"

"Anjing." umpat Jaden menatap kembarannya sengit.

Dug.

Bola basket baru saja terpental mengenai kepala Hazel. Lelaki itu langsung memejamkan mata erat karena terkejut juga merasa pening.

Jaden membulatkan mata, berdiri dan langsung memegang kepala Hazel.

"Woy! Siapa yang ngelempar bola?!" tanya Jaden dengan nada yang tidak santai.

Hello, Hazelnut! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang