Wow sudah 50 part
Happy Reading!
• ° • ♡ • ° •
Ujian Sekolah hari pertama selesai dilakukan.
Jam pulang yang seharusnya para murid dibolehkan meninggalkan sekolah, tidak berlaku dengan Hazel dan teman temannya ini. Mereka tengah berkumpul di kelas Jaden yang sudah mulai sepi untuk membicarakan sesuatu.
"Kita udah ketinggalan jauh jejak Gavero." Kalandra membuka topik sembari tangannya memainkan ponsel.
Disebelah Kalandra, Jaden menganggukkan kepala. "Gue kehilangan jejak, terakhir yang gang kucing Hazel. Setelahnya burem semua, gak ada petunjuk sama sekali seolah Gavero ilang tanpa jejak kaki."
"Setan atau robot kali dia, langsung transportasi." celetuk Raja yang sedang memakan permen.
Athan yang sedang menyimak langsung menoyor kepala Raja, "Teleportasi!" sentaknya geram.
Hazel yang duduk di kursi hanya mengacak kepalanya pusing.
"Aruna gak aman."Mendengar itu semua menoleh.
Mengangkat alis, Athan membuka suara. "Elo yang gak aman, bro. Gavero ngincer lo sekeluarga bukan Aruna."
"Tapi yang ngirim-"
Brak.
Pintu kelas dibuka paksa, lebih tepatnya di dobrak oleh seorang gadis yang sudah memasang wajah masam.
Langkah gadis itu mendekat mereka.
"Hazelnut, apa susahnya angkat telepon?!" Aruna bertanya dengan kesal.Mendengar keluhan Aruna, Hazel segera mengambil ponselnya di saku baju seragam dan melihat banyak panggilan tak terjawab dari pacarnya.
"Maaf." ucap Hazel, dirinya berdiri lalu melangkah mendekati Aruna. "Gue duluan." pamitnya pada temannya yang lain.
"Balik sekalian dah kita." ucap Kalandra melangkah duluan diikuti Raja, Athan dan Jaden.
Di lorong menuju tempat motor terparkir, Aruna banyak mengutarakan keluhan pada Hazel.
Perempuan itu sedang datang bulan dan cuaca sedang sangat panas sehingga membuat kepalanya pusing, ditambah Hazel tidak ada kabar setelah jam istirahat selesai. Aruna bersalah? Tidak, Aruna perempuan.
"Maaf, Aruna." ucap Hazel setelah Aruna selesai bicara.
Aruna berdecak kemudian menunggu Hazel memundurkan motor.
"Than, gue nebeng lo, dong!" mendengar Raja bersuara, Aruna berceletuk.
"Katanya orang kaya, kok nebeng temen!"
Raja mengangkat jari tengahnya tertuju untuk Aruna. Aruna menjulurkan lidah meledek dan langsung naik keatas motor Hazel.
Aruna tertawa melihat Raja membuang muka ditatap Hazel. Menyenangkan sekali menjahili Raja yang seperti anak anak itu.
"Pegangan." ucap Hazel sebelum melajukan motornya pergi.
Diperjalanan yang banyak diamnya itu, Hazel tiba tiba menghentikan motornya di sebuah minimarket. Dibukanya helm yang dipakai Hazel, lelaki itu meminta Aruna turun dan setelahnya ia yang turun dari motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Hazelnut! [END]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] [Status: Tamat | Part lengkap] Sequel BUMI. Bisa dibaca secara terpisah. --- Ketika dia terlalu ramai untuk seseorang yang menyukai kesendirian. "Nama lo aneh tapi gue tetep bakal jadi temen lo, kok." "Kita temen 'kan, Haz...