chapter 19.

4 2 0
                                    

Jefri duduk di kursi meja makan "bund katanya Ara ke Kanada" ucapnya tiba-tiba

"Ngapain?"

"Katanya mau nengok Alif"

"Dia sakit?"

"Mungkin, Ara gak ngasih tau kabar Alif sama Jef"

"Dia gak ada chat bunda atau telfon bunda gitu?"

"Eummm kemarin Ara telfonn"

"Si Ara mah kalo nelpon suka nangis"

"Heem bener" ucap Agha.

"Kemarin-kemarinnya dia juga telfon Agha tapi ngomongnya sambil mewek"

"Kenapa cenah" tanya Jefri

"Katanya kangen orang rumah"

Tiba-tiba suasana hening, hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring, Arna megambil air yang ada di gelas nya lalu ia meminumnya.

"Bunda tidur duluan ya kalo makanya udah selesai tolong beresin semuanya bisa kan?" Tanya Arna.

Jefri dan Agha mengagukan kepalanya paham, lalu setelah itu Arna pun pergi meninggalkan Jefri dan Agha.

"Tumbenn"
"Padahal ini masih sore"

"Iya bisanya juga tidur nya suka jam 12 malem"

"Kangen ayah gak?" Tanya Jefri tiba-tiba.

"Kenapa kok tiba-tiba nanya gitu?"

"Gak tau, tapi gak tau kenapa tiba-tiba aku kangen ayah"

"Aku tiap hari kangen ayah, apa lagi kalo lagi diem di rumah sendirian"

"Liat rumah sepi th sedihhh banget"

"Dulu sebelum ayah pergi rumah ini selalu rame suara tawa Ara juga sering banget terdengar"

"Terus ayah pergi dan tawa di rumah ini pun tiba-tiba menghilang"

Mata Agha dan jefri kini sudah memburam Karna menahan air mata yang di paksa agar tidak jatuh.

PUNTENNNN!!!!!

teriak seseorang dari luar yang membuat Jefri dan Agha yang sedang melamun pun lagsung buyar.

"Biar Agha yang buka" ucapnya sambil pergi, tak lupa dengan air mata yang langsung jatuh dari matanya.

Jefri membereskan bekas makanya dan mencuci langsung piring yang kotor, Agha membuka pintu rumahnya.

PUNTENNNN!!! Teriak orang itu lagi.

"Iya iya bentar" ucap Agha sambil membuka gerbang rumahnya.

"Sindy" ucap Agha.

"Ngapain?" Tanya Agha lagi.

SENJA TERAKHIR   (Last Twilight)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang