chapter 38. promise

5 2 0
                                    

Ara melihat keluar jendela salju turun malam ini, Nana tersenyum melihat Ara dari belakang "mau dansa?" Tanya Nana sambil menjulurkan tangannya ke arah Ara.

Ara tersenyum sebelum akhirnya menerima uluran tangan Nana, sebenarnya Ara lelah untuk berdiri karna dari tadi pagi sampai sore Ara terus menghabiskan waktu bersama Nana di luar.

Tapi apa boleh buat Ara tidak bisa menolak ajakan kekasihnya itu, alunan musik dansa mengalun dengan sangat indah.

Badan Nana dan Ara bergerak dengan sangat indah pula di bawah kendali musik itu "tetap bersama ku sampai nanti raa" entah itu sebuah permintaan atau apa, yang jelas mulut Nana dengan tiba-tiba mengucapkan kata itu.

Ara memegang pipi Nana sebelum ia menjawab iya, Ara tersenyum sambil melihat wajah suaminya itu dengan tatapan yang susah di artikan.

Entah kenapa di malam yang seharusnya bahagia tapi Ara malah ingin menangis, seakan ini adalah malam terakhir ia bertemu dengan suaminya.

Nana memegang pipi Ara dan mencium bibir Ara lembut "ini terasa sebuah perpisahan" pikir Ara namun segera ia mengalihkan pikiran ke hal lain.

...

Lampu dengan tiba-tiba saja mati, Ara melihat jam di ponselnya sebelum ia menyalakan senter di ponsel mahalnya itu.

Ia melihat ke sampingnya namun ia tidak menemukan Nana sama sekali
"sayanggggg" panggil Ara.

Namun sama sekali tidak ada jawaban dari Nana." Sayanggg" panggilnya lagi namun masih tidak ada jawaban sama sekali.

Meski takut Ara memaksa dirinya agar berani untuk mencari Nana, Ara menuruni tangga setelah keluar dari kamarnya tadi ia menuju lantai bawah.

Ara hanya menerangi jalan yang di pijaknya dan hanya melihat pada cahaya senter yang menyorot ke Ara lantai, ia enggan untuk melhat ke depan.

"Naaaa" panggil Ara lirih. "aku takuttt" ucap Ara yang setegah ketakutan.

Fokus Ara teralihkan oleh suara-suara yang di degarnya dengan tidak sadar ia menabrak sopa brakkkkkk ponsel Ara jatuh namun untungnya ponsel itu terjatuh di atas sofa.

"Nana akuu takuttttttt" ucap Ara keras.

Ara melihat ke belakang nya, sebuah lilin menyala dan memperlihatkan wajah Yangyang namun Yangyang hanya diam seperti orang yang kehilagan kesadaran.

Ara mundur saat Yangyang maju mendekati nya "yanggg" panggil Ara.

Yangyang hanya diam dan malah semakin mendekati Ara "yaaa Yangyang ini gak lucuu"

Yangyang berdiri dan agak mendekatkan wajahnya ke wajah Ara lalu ia tersenyum sebelum berkata

"Happy birthday wuhhhh" ucap Yangyang sambil meniup lilin itu dan di iringi dengan menyalanya lampu rumah.

"Happy birthday to you"
"Happy birthday to you"
"Happy birthday Ara sayang"
"Happy birthday to you" nyanyi semua orang di Sana.

Air mata Ara lolos saat melihat ibu dan dua kakaknya serta Alif sahabatnya ada di sana, Ara juga bahagia saat keluarga mertuanya juga ada di sana.

Ara meniup lilin itu lalu memeluk ibunya dan kedua kakaknya sambil menagis, Ara ia tidak mengucapkan satu kata pun.

"Happy birthday anak bunda" ucap Arnaa

"Buuu apa ayah ngucapin selamat juga buat Ara?" Tanya Ara tiba-tiba yang membuat semua orang diam terpaku mendengar ucapan Ara.

Anak ini meridukan sosok ayahnya sudahh beberapa tahunn ia tidak merayakan ulang tahunnya bersama ayahnya.

SENJA TERAKHIR   (Last Twilight)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang