SENJA TERAKHIR (Last Twilight)

||PROLOG||

Aqira duduk di bangku pantai sendir, sambil menggoreskan tinta di bukunya, hembusan angin menyapa wajah indah nan sendunya itu.

"Araaa" suara terdengar di telinga Ara entah itu suara siapa tapi ara tidak merasa takut sama sekali.

"Aku kira kamu gak nepati janji itu Na, kamu pasti mantau aku dari sana kan"

"Makasih ya buat semuanya" ucaonya bicara sendiri.

Begitu indah pemandagan pantai sore hari ini, ara kembali lagi ke Korea untuk mengujigi makam Nana dan pergi ke tempat terakhir yang pernah mereka kunjugi.

"Apa kamu pernah ke oantai ini sebelumnya?" Tanya seseorang yang membuat ara kaget.

Ara tersenyum melihat nenek paruh baya itu. "Ahhh maaf membuatmu kaget, aku nelayan disini" ucapnya.

"Ahhh tidak apa" jawab Ara sambil tersenyum dan membawa nenek itu duduk di kursi bersamanya.

"Aku pernah kesini bersama suamiku beberapa tahun lalu" ucapnya sambil tersenyum.

"Tapi itu untuk yang terakhir kalinya" ucap Ara.

Nenek itu mengusap punggung Ara, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya.

"Ini milikmu?" Tanyanya.

Mata Ara meulai memanas kala melihat botol berisi kertas itu lalu ia mengambilnya.
"Aku tahu kalian menguburnya, aku mendengar pembicaraan kalian waktu itu"

"Botol itu berada di dalam pasir selama 3 tahun, aku menunggu kalian untuk mengambilnya"

"Namun kalian tidak datang"

"Aku megambil botol itu karna aku pikir jika botol itu terlalu lama di simpan di dalam pasir aku takut irang lain akan menemukan ya dan membukanya"

"Aku tidak membuka botol itu aku hanya menyimpanya"

Ara tersenyum dan memeluk nenek itu sambil menangis "dia meninggalkan aku disini bersama kenagannya, dia cara bertahana hidup tapi dia lupa megajariku cara hidup tanpanya"

"Nak, aku pernah ada di posisi mu itu memang sangat sulit tapi bersabarlah"

"Semuanya akan baik-baik saja, jangan menangis dia melihat mu di sana"

"Dia juga pasti ikut menangis jika kamu menangis, tersenyum lah" ucap nenek itu sambil memeluk Ara.