Beberapa hari berlalu, Adnan dan Agnia selalu bersama, berangkat sekolah, ngebolos, ke kantin, pulang sekolah dan jalan jalan hingga banyak yang beranggapan mereka pacaran.
Apalagi kedekatan mereka yang bikin jiwa kaum jomblo meronta ronta.
Padahal mereka selalu berbeda pendapat dan bertengkar walau Adnan yang selalu menanggapinya dengan kalem.
Seperti....
"Adnan lo yang bayar gue gak mau tau" pekik Agnia menatap tajam Adnan.
''Gak'' ketus Adnan.
"Lo pelit amat, kuburan lo sempit baru tau rasa!" sindir Agnia.
''Adnan anterin gue pulang!'' pinta Agnia.
''Jalan kaki!'' ucap Adnan tidak peduli.
"Lo mah gitu, anterin gue pulang ya lo kan yang jemput gue" protes Agnia.
"Lo yang minta" sindir Adnan tepat sasaran.
"Gue mau beli ini'" ucap Agnia berharap akan di belikan.
"Bayar sendiri" ucap Adnan.
"Anjing, lo yang ngajak jalan lo gak mau bayarin" umpat Agnia kesal.
"Ikut gue!" titah Adnan tanpa mendengar jawaban Agnia dia langsung menarik gadis itu.
"Penculikk!!!" pekik Agnia.
"Bacot!" ketus Adnan kesal.
"Adnan traktir gue ya" pinta Agnia dengan tatapan memohon."Bayar sendiri, gak usah kek orang susah!"
"Gue lagi bokek" bohong Agnia.
"Jangan harap" ketus Adnan.
"Bangsat, muka lo minta di bogem ya?!" kesal Agnia.
"Hm" Adnan memasang wajah tak peduli.
"Lo pelit banget kuburan lo gue jamin sempit" ucap Agnia menakuti namun tidak berpengaruh apapun bagi Adnan.
Dan banyak lagi, bahkan waktu jalan jalan Agnia pernah menjambak rambut Adnan saking kesalnya dan untungnya tempat sedang sepi jadi tidak ada yang menyaksikannya.
Adnan dan Agnia kini sedang berada di kantin untuk mengisi perut.
"Adnan hari ini gue gak mau tau lo harus teraktir gue!" titah Agnia mutlak tidak mau di bantah.
"Gak!" ketus Adnan sebenarnya dia tidak keberatan membelikan semua yang Agnia mau hanya saja dia suka membuat Agnia kesal.
Bertepatan dengan itu Alvin dkk duduk di sebelah meja Agnia tapi tak di sadari Agnia dan Adnan karena mereka membelakangi Alvin dkk.
Agnia menatap Adnan sambil berdecak kesal lalu berdiri, dia menyerah untuk memohon pada Adnan.
"Oky, fine kalo lo gak mau neraktir gue" ketus Agnia bisa di bilang dua mengambek.
"AGNIA! LO MENS YA, ITU ROK LO MERAH!!" teriak Alvi entah memang kaget atau sengaja
Membuat atensi orang orang di kantin menghadap ke Agnia.
Banyak siswa dan siswi yang menatap jijik ke arah Agnia bahkan mereka mulai berbisik bisik sambil tertawa kecil.
Agnia kembali duduk dengan tatapan kosong lalu menoleh ke arah Adnan.
Tanpa aba aba dia memeluk erat Adnan dan menenggelamkan wajahnya di dada Adnan, demi apapun Agnia sangat malu saat ini.
Adnan menatap tajam Alvi juga siswa dan siswi yang ada di situ membuat mereka semua menunduk takut ketika melihat mata elang Adnan yang seakan siap membunuh mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Teen Fiction"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...