Sekarang Agnia kembali di kantin karena sudah waktunya istirahat kedua.
Agnia kini memakan seblak dan juga minum jus mangga, anggap saja sebagai cemilan.
"Enak juga nih seblak" gumam Agnia setelah seblak itu tak tersisa.
Brakkk!!!
"Heh tukang caper!" seorang gadis mengebrak meja Agnia.
"Mau apa lo sama makhluk halus kayak gue?" Agnia bersedekap dada sambil menatap gadis itu, sepertinya memang benar jika semua orang di sini tidak suka dengannya.
"Sadar juga lo gak pernah di anggap ada" gadis itu tersenyum sinis, entah ada angin apa sampai Agnia sa. dar diri namun itu terlihat menyenangkan bagi dirinya.
"To the point aja lo ada perlu apa sama gue?" Agnia menatap gadis yang ber tag name Asha itu jengah.
"Gue cuman mau bully lo" Asha mengejek lalu mengambil gelas yang berisi jus mangga dan ingin menumpahkannya ke kepala Agnia.
"Lo mau gue kasarin?" Agnia menahan gelas itu sebelum menumpahkan oleh Asha.
Agnia membuang nafas gusar rasanya kesabarannya sedang di uji.
"Gue gak punya banyak stok sabar jadi mending lo pergi!" Agnia merutuk dalam hati sungguh hari ini moodnya hancur.
"Maksud lo apa?!" teriak Asha menantang membuat orang orang di kantin menatap ke arah mereka termasuk Abang dkk.
Agnia menyeringi lalu berdiri sepertinya bermain main sedikit tidak apa apa.
Byurrrr
Agnia mengambil gelas jus mangga dan menumpahkannya ke atas kepala Asha.
"Kayaknya lo pengen banget buat si caper ini jadi tukang bully" desis Agnia yang bisa di dengar semua yang ada di kantin.
"Gue cuman membalas sebelum terjadi" Agnia meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja lalu melenggang pergi dari kantin dengan santai.
Jadi ini nih si caper yang berubah jadi pembully?!
Cara murahan yang di pakai orang murahan, emang cocok!!
Semua orang menatap Agnia sinis semakin kesini mereka merasa sikap Agnia semakin buruk.
Agnia duduk di tepi lapangan banyak orang yang menatapnya tidak suka, tajam dan sinis.
Banyak yang menghina dan memaki maki secara terang terangan, dia sudah cukup bermain main dan tidak mungkin juga mendatangi mereka dan memberi pelajaran satu persatu.
"Kalian jangan bully Agnia!!!" teriak Aurel menggelegar.
Semua orang terdiam mereka tidak bergeming sama sekali.
"Agnia itu kakak aku! Hikss..." Aurel sesegukan karena menangis, dia tadi menyusul Agnia yang keluar kantin untuk menghibur dan malah berakhir seperti ini.
Sedangkan Agnia hanya diam, persetan dengan semua orang karena dia tidak peduli.
Aurel terlalu baik punya kakak kayak Agnia!
Gak cocok mereka saudara an walaupun angkat sekali pun!
Cup cup cup Aurel jangan nangis
Alvin, Alvi, Reno dan Arel berlari menghampiri Aurel yang menangis di depan Aurel mereka memang menyusul tapi karena lari Aurel terlalu cepat membuat mereka terlambat.
"Dasar gak tau diri, udah di bela malah diam aja" cibir Alvi menatap sinis Agnia.
"Gak minta" Agnia menatap Alvi datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Teen Fiction"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...