Agnia membaringkan tubuhnya di kasur sambil memejamkan matanya, dia baru pulang saja pulang dari butik, sekarang sudah menunjukkan pukul 18.12.
Ting
Agnia mengerutkan dahinya melihat nomor tak di kenal mengirimkan pesan, orang itu mengajaknya bertemu namun anehnya meminta di club.
Walau ini adalah pilihan yang bodoh karena dia bisa saja mengabaikan pesan itu tapi karena terlanjur mengiyakan dan meminta orang itu mengirim lokasi lagi pula dia bisa menjaga diri sendiri.
Ting
Agnia melihat lokasi itu lalu mengambil jaket dan kunci motor.
Setelah sampai di tempat tujuan dia masuk begitu saja seketika telinganya di sapa dentuman musik yang keras.
Agnia melewati orang orang yang menari tanpa rasa malu sambil menatap sekitar, dia tidak peduli dengan mereka bahkan juga pada pemandangan tidak senonoh lainnya karena tujuannya ingin menemui orang yang mengirim kan pesan kepadanya.Berkali kali Agnia menelepon dan memberi pesan namun nomor itu sudah tidak aktif membuatnya benar benar kesal.
"HAI CANTIK! MAU JOGET SAMA ABANG GAK?!!" seorang laki laki berjalan sempoyongan ke arah Agnia dengan berteriak keras.
Agnia mendelik tidak suka walaupun dia suka berteman laki laki tapi dia benci laki laki yang suka melecehkan perempuan.
"JALAN AJA GAK NORMAL, SOK SOK AN DEKETIN GUE, NAJIS!!" hardik Agnia dengan tatapan tajam.
Orang itu menggeram kesal namun seketika langsung di kontrol dan malah memegang pipi Agnia lalu mengelus nya.
Ckrek
Seseorang mengambil foto Agnia dari balik kerumunan.
Agnia menatap tajam laki laki itu lalu menepis tangan laki laki itu kasar ingin rasanya dia menghajar laki laki itu tapi saat ini dia tidak boleh lengah bisa saja dia sedang di intai.
Agnia menjauh dari tempat itu menuju ke motornya, seperti nya ada yang sengaja mempermainkan dirinya.
Ada yang mau main main ama gue, batin Agnia geram.
Agnia meninggalkan tempat itu dengan mulut yang terus menyumpah serapahi orang yang telah memberinya pesan.
Setelah memakai helm fullface dia langsung melajukan motornya untuk pulang ke rumah.
"OKY!!! GUE IKUTIN PERMAINAN LO YANG MURAHAN ITU!!!" teriak Agnia yang masih berada di atas motornya.
Jalanan yang masih ramai membuat orang orang yang mengendarai kendaraan bermotor menatap Agnia bingung.
"NENG?! WARAS NENG?" tanya seorang pria paruh baya yang mengendarai motor matic.
"SAYA WARAS WAL'AFIAT PAK, BAPAK SEHAT?!" teriak Agnia kencang dan memelankan sedikit laju motor sportnya.
"ALHAMDULILLAH SEHAT NENG!" jawab orang itu dengan senyuman.
"YAUDAH SAYA DOA IN SEMOGA SAKIT!!" Agnia langsung menarik pedal gas meninggalkan pria paruh baya tadi yang sudah marah.
Agnia tergelak di atas motornya mengingat raut wajah bapak tadi rasa kesal nya terobati hanya karena itu.
Agnia kini memarkirkan motornya di halaman mansion keluarga Edward lalu berjalan menuju pintu.
Ceklek
Agnia membuka pintu masion seketika dia mengerutkan dahinya saat melihat semua orang rumah memberi tatapan yang begitu tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Teen Fiction"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...