Agnia menatap Adnan dengan ekor matanya, laki laki itu terlihat serius memperhatikan penjelasan guru.
Gadis itu rasanya sudah tidak tahan untuk terus menghindar, niatnya ingin berbaikan dengan Adnan namun malah laki laki itu yang terlihat menjauh bahkan tidak mengajaknya bicara lagi.
Etdah mantan gue ganteng amat ya? , batin Agnia.
Jadi pengen balikan, tapi gengsi lah gue kan cewek masa ngajak balikan duluan, batin Agnia.
Agnia tersentak kaget saat tertangkap basah melirik Adnan, alis laki laki bertautan menatap Agnia lekat.
"Ngapain liatin gue gitu? " bisik Adnan pelan namun dengan nada datar.
"Mantan gak usah banyak ngomong, serah gue kali mau liatin siapa! Kalo ni mata gak ngeliat apa gunanya? " ketus Agnia dengan berbisik.
"Tapi kok liatin gue? " Adnan mengangkat alisnya.
Entah memang Agnia yang sedang dalam perasaan yang buruk atau memang Adnan yang sekarang menjadi menyebalkan, yang jelas laki laki di depannya ini menguji kesabaran.
Keduanya berbicara pelan, takut ketahuan guru yang sedang mengajar.
"Gue perlu asupan vitamin cogan dan berhubung di sini yang paling ganteng elo, yaudah deh" Agnia menatap Adnan sengit.
Adnan mengangguk angguk sambil menatap Agnia, entah gadis itu sadar atau tidak menyebutnya tampan yang jelas sebisa mungkin Adnan menutupi rasa senangnya bahkan telinga laki laki itu memerah.
"Kalo udah istirahat juga gue bakal cari cogan yang lain" celutuk Agnia menghancurkan segala yang Adnan rasakan.
Adnan mendesis sambil menahan marah, dia tidak akan rela jika gadis di depannya melirik orang lain apalagi sampai berhubungan.
"Kenapa? Cemburu kan lo? " ucap Agnia dengan senyum mengejek.
Adnan memutar bola mata malas, yaiyalah orang belum move on, pikirnya.
"Gue yakin pasti lo gak bakalan nemu yang lebih ganteng dari gue! " ucap Adnan sombong dengan senyum miringnya.
Agnia menatap Adnan datar, bisa bisanya laki laki itu sangat percaya diri. Laki laki itu semakin membuatnya kesal.
"Narsis! " ketus Agnia.
"KALIAN BERDUA!! "
Teriakan itu sontak membuat Agnia dan Adnan yang sedang bertatapan tersentak kaget, keduanya menoleh ke depan dan menatap guru yang saat ini menatap garang ke arah mereka.
"Kenapa bu? Mendongengnya udah selesai? " tanya Agnia.
Guru laki laki yang bernama Didin itu menatap tajam Agnia, entah di mana sopan santun gadis itu hingga dengan lancang berbicara seperti itu dengan guru.
"Kalian berdua saya hukum bersihin semua toilet yang ada di sekolah! " titah guru itu tanpa mau di bantah.
"Gak sekalian toilet tetangga? " gumam Agnia kesal.
Adnan yang mendengarnya hanya bisa mendengus pelan namun masih dengan wajah datar.
"CEPAT!! " teriak guru itu lagi membuat murid yang tidak di hukum pun menjadi tegang.
Agnia dan Adnan sontak pergi dengan langkah yang lebar, tak ingin terkena marah lebih parah lagi.
"Lo bersihin semua toilet cowok, gue bersihin toilet cewek! " Agnia menatap Adnan yang hanya mangut mangut.
"Dah sono lu, awas aja sampe gak di bersihin tu toilet cowok yang kotor dan bikin muntah itu" usir Agnia.
Adnan mendengus kesal lalu pergi ke toilet laki laki begitu juga Agnia yang memasuki toilet perempuan kelas sepuluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Teen Fiction"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...