Adnan menatap datar laki laki di hadapan nya, dia sudah membentur kan kepala laki laki itu beberapa kali hingga darah terus mengalir dan menutupi sebagian wajahnya.
Perlahan senyum miring terbit di wajah Adnan, laki laki itu menendang tubuh orang di depannya.
"Lo bakal hancur karena udah ngusik milik gue" desis Adnan dengan aura yang semakin menggelap.
Laki laki itu tidak mampu membalas ucapan Adnan, rasanya tenggorokan nya sangat kering karena sedari tadi berteriak kesakitan.
"L-lo ib-iblis! " ujar laki laki itu susah payah.
Adnan tidak menyangkal ucapan laki laki di bawah karena itu memang benar tapi dia juga seperti ini pada orang yang berani mengusiknya.
Tanpa berkata apa apa dia langsung pergi meninggalkan ruangan yang cahayanya remang remang itu.
***
Pagi ini Agnia sangat pusing karena Bayu tidak di temukan sehingga dia sulit untuk membalas semua kejahatan yang di lakukan laki laki itu kepadanya dan juga pada tubuh ini.
Namun dia tidak bisa bergerak mencari sekarang karena hari ini dia harus sekolah, sekarang saja dia sedang berada di kelas namun yang membuat nya kesal adalah Adnan yang terus tersenyum kearahnya.
"Apa?! " tanya Agnia dengan nada tidak santai.
Dia yakin jika laki laki itu tidak di tegur maka tidak akan berhenti, dia hanya takut kejiwaan laki laki itu terganggu dan siapa tau yabg tadi nya memberi senyum malah tiba tiba memukulnya.
Bukannya menjawab Adnan malah terkekeh geli karena merasa lucu dengan ekspresi Agnia yang menurutnya menggemaskan, kenapa dia bisa mendapat kekasih semenggemaskan ini.
"Nih! " Adnan menyodorkan sebuah kotak berwarna hitam ke atas meja Agnia.
Sebelum membuka kotak itu Agnia menatap Adnan seolah memastikan dan meminta persetujuan sebelum membuka kotak itu.
Baru membuka dan mengintip isi di dalamnya dengan cepat Agnia kembali menutup nya dan menatap horor Adnan.
Apa apa an isi kotak itu? Kenapa malah sebuah tangan manusia yang darahnya sudah mengering dan siapa pemilik tangan itu dari mana Adnan mendapatkannya.
Agnia menatap sekitar waspada takut ada yang tau lalu menatap Adnan.
"Kamu dapat dari mana? " tanya Agnia berbisik.
"Dari orang" jawab Adnan balas berbisik.
Agnia menatap kesal Adnan karena jawaban kurang jelas dari laki laki itu, sepertinya memang sengaja ingin membuatnya penasaran.
"Jawab gak?! " titah Agnia mengancam namun masih berbisik.
"Nanti, aku masih mau kasih kejutan" ucap Adnan masih berbisik.
"Apa apa an nih bisik bisik! Bicarain gue ya lo! " ucap Kelvin menatap curiga dua orang itu.
"Pede lo gede banget! " ketus Reza sambil menggelengkan kepalanya.
Agnia langsung memposisikan tubuh nya menjauh dengan Adnan dan duduk dengan tegak menghadap depan.
Perlahan tangan gadis itu menggeser kotak di depannya ke arah Adnan, dia tidak ingin menyimpan benda menjijikkan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Teen Fiction"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...