Agnia menatap langit langit kamarnya dengan pikiran yang menerawang jauh.
"Apa permainan yang gue siapin mulai aja ya? Emm.. Tapi kurang seru sih, tunggu sebentar lagi deh" gumam Agnia seraya berpikir
"Ternyata kisah kita bakal berhubungan Agnia, kisah Agnia Putri Wijaya dan Agnia Queenzi Edward" Agnia tertawa hambar.
***
Agnia saat ini sedang berada di dalam kelas, saat ini ketua kelas mencari siswa ataupun siswi yang akan memeriahkan acara ulang tahun sekolah SMA RODRIGUEZ, memang sudah beberapa hari lalu mereka sudah membicarakan hal itu dan besok adalah hari besarnya.
"Agnia lo pernah jadi anak paduan suara kan?" tanya ketua kelas tiba tiba.
Agnia yang tadinya tertidur langsung terbangun mendengar namanya terpanggil.
"Apa an?" ketus Agnia dengan mata yang menyempit karena masih ngantuk.
"Lo bisa kan nyanyi di acara ultah sekolah kita?" tanya ketua kelas penuh harap karena dia di suruh langsung oleh pihak sekolah untuk menyuruh Agnia yang jadi membawakan lagu di hari besar itu.
Agnia mengangkat sebelah alisnya bingung, padahal dia bukan anggota anak paduan suara lagi namun dia tidak peduli karena masih ngantuk dan ingin kembali tidur.
"Terserah, tapi jangan ganggu tidur gue!" titah Agnia, lagi pula tidak, ada masalahnya sekalian tebar pesona pada seseorang, lupakan saja Agnia menarik kembali semua pemikirannya. Dia menerimanya karena hanya tidak ingin mengobrol lebih lama dengan si ketua kelas.
Ketua kelas laki laki itu hanya menarik nafas kasar dan membiarkan Agnia kembali tidur di mejanya membuat Agnia bisa kembali melanjutkan tidurnya.
Tanpa dia sadari Adnan terus menatap wajah damai Agnia saat tidur sambil tersenyum tipis.
Lebih cantik pas bangun, batin Adnan.
***
Bel istirahat berbunyi Agnia berjalan ke arah pohon biasa ia kunjungi, dia memanjat pohon itu dan duduk di dahan yang sudah biasa ia duduki.
Alvin dkk berjalan di dekat pohon itu, pandangan Arel tak sengaja menangkap Agnia yang sedang duduk santai di dahan pohon.
"Itu Agnia?" tanya Arel pelan memastikan dia tidak salah lihat.
Alvin dkk menatap Agnia yang sedang duduk santai di atas pohon, kali ini Alvin dkk tidak bersama Aurel.
"Ngapain di situ? nanti jatoh" Alvi menatap Agnia kesal.
Agnia mengernyitkan dahinya, tumben baik, batin Agnia.
"Jatoh ya tinggal jatoh" ketus Agnia.
Mereka menarik nafas kasar lalu menatap Agnia sendu, ada beberapa alasan mereka melakukan semua itu pada Agnia.
Agnia mengerutkan dahinya menatap Alvin dkk bingung, entah apa yang terjadi dengan mereka.
"Kita minta maaf" Reno menundukkan kepalanya.
Dalam hati Alvin dkk berdoa semoga pilihan mereka untuk meminta maaf tidak salah dan membahayakan Agnia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Genç Kurgu"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...