Pagi ini Agnia sangat senang, karena 'mereka' akan pindah ke sekolah Agnia mungkin mereka bisa membantunya.
Agnia menuruni tangga tanpa berniat sarapan dengan keluarga Agnia Queenzi Edward bahkan dia merasa tak sudi semeja dengan Aurel.
Agnia memasang earphonenya sambil menyalakan musik, kini Agnia sedang berada di koridor sekolah.
Misah misuh murid baru sudah tersebar luas, Agnia hanya tersenyum puas mendengarnya dengan perasaan tidak sabar.
Agnia menatap Adnan yang berjalan tak jauh di depannya, dia langsung melepas earphonenya lalu menyimpannya.
"Adnan!" panggil Agnia dengan senyum manis.
Adnan yang merasa di panggil pun menoleh kebelakang menatap Agnia yang berlari kecil ke arahnya.
"Kenapa lo?" tanya Adnan datar seperti biasanya, bukan karena tidak suka dengan kehadiran Agnia hanya saja dia memang memiliki wajah yang kaku walau harus tersenyum.
"Lo kenapa gak jemput gue? Jadi rugi bensin kan gue!" cerocos Agnia sambil melayangkan tatapan kesal ke arah Adnan.
Adnan menatap Agnia datar sedangkan yang di tatap hanya tak acuh seakan tak terintimidasi sama sekali.
"Matre" cibir Adnan.
"Heh! Duit itu segalanya ya, semuanya perlu duit asal lo tau" cerca Agnia.
Adnan memutar bola matanya lalu melanjutkan langkahnya terlalu malas untuk berdebat dengan Agnia.
Agnia yang melihat Adnan meninggalkannya pun ikut melangkah
dan menyusul Adnan masih memasang wajah kesal.Kini keduanya berjalan beriringan satu dengan wajah datar satunya lagi memasang wajah kusut namun karena paras mereka yang sempurna tidak membuat pesona mereka tidak hilang.
"Lo kok makin gemuk ya?" tanya Adnan bercanda sengaja untuk membuat Agnia kesal.
"Masa sih? Perasaan enggak deh" celutuk Agnia sambil meneliti tubuh apalagi bagian perutnya yang terlihat rata tidak seperti apa yang Adnan katakan.
"Emang iya, nih pipi lo aja makin tembem" ledek Adnan sambil mencubit gemas pipi Agnia.
Agnia menekuk wajahnya sambil memajukan bibir bawahnya, pipinya terasa sakit karena cubitan Adnan yang tidak main main.
"Lo mah gitu ama gue" Agnia menghentakkan kaki nya kesal lalu meninggalkan Adnan.
Adnan berkekeh geli hingga banyak siswi yang terpekik melihat kekehannya membuat Adnan tersadar lalu kembali memasang wajah datarnya dan berjalan menuju kelas.
***
Pelajaran selesai dan waktu di mana siswa dan siswi tunggu tunggu tiba yaitu waktu istirahat.
Agnia mendengar bahwa murid baru ada berlima, satunya sekelas dengan Aurel dan ke empat murid baru lain sekelas dengan Alvin, Alvi, Reno dan Arel.
Agnia tersenyum puas sepuas puasnya, kini ia mencari keberadaan ke lima murid baru itu.
Agnia dengan semangat berlari menuju ke rooftop, ia tersenyum lebar melihat kelima orang yang ia cari memang disini.
"Lo siapa?" tanya salah satu dari mereka yang melihat Agnia, orang itu adalah Azril.
Agnia tersenyum lebar lalu berjalan mendekat ke arah mereka, kini Agnia berdiri di depan Kei.
"Agnia" Agnia mengulurkan tangannya seraya tersenyum.
Mereka semua terdiam kaku mendengar nama itu, nama seseorang yang mirip seperti orang yang mereka rindukan.
Agnia yang mengerti pun melanjutkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Teen Fiction"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...