[17] . ULANG TAHUN SEKOLAH [Revisi]

42K 4.8K 59
                                    

Agnia menarik nafas panjang sebelum berucap karena melihat Kei yang sudah marah besar padanya.

"Gue Agnia" Agnia menatap Kei serius berbeda dengan raut wajah biasanya.

Beberapa saat Kei terdiam lalu mengangguk dengan raut wajah yang tidak menggelap seperti tadi.

Mereka tidak paham apa yang di katakan Kei dan Agnia hanya bisa saling menatap sedangkan Rafa mengalihkan wajahnya karena matanya berkaca kaca, dia paham apa maksud Agnia.

"Gue tunggu" ucap Kei tiba tiba.

Agnia mengangguk sambil tersenyum tipis dia mengerti maksud laki laki yang sudah dia anggap seperti saudara sendiri.

"Kalian pulang aja, nanti jemput gue malam ini terserah siapa aja tapi kalo gak mau jemput yaudah gue pulang sendiri!" titah Agnia sedikit mengancam.

Hari masih siang makanya dia menyuruh mereka pergi untuk beristirahat apalagi baru saja berkelahi bahkan semuanya memiliki memar di wajah untuk perihal pulang ia masih tetap pada ucapannya tadi.

Mereka menarik nafas kasar lalu pergi tidak tau ingin membantah seperti apa lagi namun Adnan masih bergeming dari sofa dengan mata yang terus menatap Agnia lekat.

"Lo ada hubungan apa sama Kei?" tanya Adnan, dia kembali merasakan perasaan aneh.

"Gak ada apa apa, gue cuman ada urusan aja sama dia" jawab Agnia.

"Urusan apa?" Adnan berjalan mendekat ke arah Agnia menuntut gadis itu untuk menjelaskan serinci mungkin tanpa ada yang di tutupi.

"Mau jelasin sesuatu" jawab Agnia.

"Jelasin apa?" Adnan menatap Agnia datar mencoba menahan perasaan marahnya melihat Agnia begitu dekat dengan laki laki lain.

"Kalo gue bukan Agnia!" ketus Agnia menjawab jujur.

Adnan terdiam lama dengan matanya menatap manik mata Agnia msncoba untuk memastikan dan dia sama sekali tak melihat kebohongan di mata itu.

"Gue emang Agnia, tapi gue bukan Agnia" jelas Agnia sengaja ingin membuat Adnan bingung.

Adnan menarik nafas kasar karena kurang mengerti dengan ucapan Agnia.

"Ngomong yang jelas jangan muter muter!" ucap Adnan.

Agnia mendengus pelan lalu memikirkan apa yang harus dia jelaskan dulu.

"Jadi gue itu Agnia Putri Wijaya salah satu anggota geng Dragon, gue mati di tembak dan jiwa gue malah di masukin di tubuh ini" jelas Agnia singkat.

"Kok bisa, sekarang Agnia Queenzi Edward di mana?" Adnan mengerutkan dahinya sedikit tidak percaya dengan penuturan Agnia yang mustahil.

Agnia berdecak kesal dengan raut wajah yang cemberut, dia kesal karena Adnan malah menanyakan Agnia Queenzi Edward si pemilik tubuh.

"Bilang aja lo kangen dia kan? Dia udah gak ada, tubuh ini udah resmi punya gue, kalo lo mau ketemu dia mati aja sono atau mau gue bantuin supaya lo mati?" tanya Agnia ketus bahkan suaranya meninggi.

Adnan berkekeh kecil melihat raut wajah Agnia, dia merasa senang dengan respons gadis itu.

"Lo cemburu?" tanya Adnan sengaja menggoda Agnia.

"Najis!" ketus Agnia sambil memalingkan wajahnya karena malu.

Adnan menggelengkan kepalanya melihat itu, mengapa gengsi perempuan besar sekali.

"Gue cuma nanya Agnia" Adnan berbicara lembut mencoba untuk membuat gadis itu tidak kesal lagi.

"Gui cimi ninyi igni'i" cibir Agnia memajukan bibir bawahnya menye-menye.

Agnia [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang