Setelah tadi menerima boneka babi Agnia kini tengah berada di taman bersama Adnan, katanya sih ada yang mau di bicarain tapi gak tau apa.
"Lo mau ngomong apa sih?" tanya Agnia sambil menatap Adnan bingung, mendesak laki laki itu supaya lekas bicara dan keadaan tidak hening terus.
Adnan menatap Agnia dengan manik nata yang ragu, ingin bicara namun lidahnya terasa kelu.
"Ngomong aja gak usah sungkan, lo mau minta bantuan ya sama gue? " tebak Agnia, mungkin saja laki laki itu memerlukan bantuan nya.
Adnan tak menghiraukan kata kata Agnia, ia masih bertengkar dengan pikirannya sendiri.
"A-anu... Lo.. Mau gak ja-jadi..." belum sempat Adnan menanjutkan kata katanya sudah di potong Agnia.
"Lo kenapa jadi ambigu gitu dah? " tanya Agnia yang terlanjur geram.
Adnan menarik nafas panjang lalu menutup matanya.
"Gue cinta sama lo! " ucap Adnan cepat dengan satu tarikan nafas.
Agnia melongo tak percaya sambil menatap manik mata Adnan, tidak pernah terpikir oleh nya laki laki itu mengatakan cinta seperti ini. Dia kira Adnan hanya menganggapnya adik.
"Lo kagak bercanda kan? " tanya Agnia memastikan.
Adnan menggelengkan kepalanya sambil menunduk, rasanya malu tapi dia tidak menyesal mengucapkan itu.
"Kalo gue suka juga sama lo jadinya gimana?" tanya Agnia.
Adnan menatap Agnia pekat dengan bibir yang terkulum menahan senyum, wajah gadis itu memerah walau sang empu terlihat biasa saja.
"Mau pacaran? " tanya Adnan.
"Nikah aja boleh? " goda Agnia, padahal wajahnya sudah sangat memerah sampai ketelinga.
"Boleh, nanti abis lulus! " Adnan berkekeh sambil mengelus surai Agnia.
"Jadi sekarang kita pacaran nih? " tanya Agnia memastikan.
Adnan mengangguk sambil memalingkan wajahnya, rasanya wajahnya panas.
"Gue... " belum sempat Agnia menanjutkan ucapannya sudah di potong oleh Adnan.
"Aku-kamu jangan lo-gue! Kita udah pacaran!" titah Adnan.
Agnia mengulum bibirnya menahan senyum.
"Aku laper sayang.... " rengek Agnia.
Adnan memalingkan wajahnya tak menatap Agnia sedangkan gadis itu hanya mengulum binir menahan tawa melihat telinga Adnan yang memerah, rasanya benar benar menyenangkan membuat laki laki di depannya salah tingkah walaupun dia juga malu.
"Laper! " ucap Agnia lagi dengan suara santai.
Adnan mengangguk tanpa menatap Agnia, dia langsung bangkit untuk membelikan makanan untuk gadis itu.
***
"Queen! " rengek Adnan.
"Apa sih rewel banget? " ketus Agnia.
"Mau ke toilet" Adnan menatap Agnia.
Kini mereka tengah berdua an di rooftop dan tengah duduk di sofa.
"Terus? " tanya Agnia.
"Sakit perut" adu Adnan.
"Yaudah ke toilet aja, ngapain bilang ke gue kalo mau pup? Mau minta basuhin berak kah? " ketus Agnia.
Adnan mengerucutkan bibirnya dengan wajah di tekuk lalu pergi meninggalkan Agnia.
Wajah Adnan kembali datar saat sudah pergi dan berjalan di koridor menuju toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agnia [Terbit]
Teen Fiction"Ngepet yok! Gue jaga lilinnya, lo jadi babinya!" -Agnia "Kalo pesugihan siapa yang jadi tumbalnya?" -Agnia "Kalo melihara tuyul siapa yang ngasih makan?" -Agnia Ngapain takut orang dia masih manusia -Agnia Kalo cowok main keroyokan kalo bukan banci...